Menang dalam Kepasrahan, Semangat Hidup Seorang Gan En Hu

Jurnalis : Sudatta Jusman (He Qi Barat), Fotografer : Halim Kusin, Sudatta Jusman (He Qi Barat)

doc tzu chi

Para peserta Kamp DAAI TV mengunjungi salah satu penerima bantuan Tzu Chi.

Ada yang berbeda dari Kamp DAAI TV tahun ini (24-26 Maret 2017). Para peserta diajak untuk melakukan kunjungan kasih ke penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu). Peserta Camp DAAI TV yang kurang lebih diikuti  200 orang ini mengunjungi Gan En Hu ditemani para fungsionaris setiap He Qi.  Pada kesempatan kali ini terkumpul 35 duifu yang mendampingi para peserta.

Dengan melakukan kunjungan kasih, para peserta melihat secara langsung penderitaan yang dialami para Gan En Hu sehingga dapat mensyukuri berkah yang mereka miliki. Seperti yang telah disampaikan oleh pembawa materi sebelumnya agar para peserta camp dapat mempraktekkan Gan En (bersyukur), Zun Zhong (menghormati) dan Ai (mencintai).

Sebelum berangkat, relawan Wei Siong memberikan beberapa pengarahan kepada para peserta kamp serta menjelaskan sedikit tentang tata krama ketika mengunjungi Gan En Hu. Tata krama ini untuk menjaga diri sendiri, tidak merepotkan Gan En Hu dan menghormati para Gan En Hu. Para peserta kamp cukup antusias mengikuti kunjungan kasih kali ini. Karena mereka berasal dari berbagai departemen sehingga tidak semua staf DAAITV ini pernah berpartisipasi dalam kegiatan kunjungan kasih yang dilakukan relawan Tzu Chi.

Para peserta ditemani relawan mendengarakan arahan dari Relawan Wei Siong.

Salah satu pasien yang dikunjungi adalah Robby Alfian yang  mengalami kelumpuhan dari dada ke bawah karena jatuh dari genteng. Waktu itu Robby diminta bosnya untuk memperbaiki genteng pabrik yang bocor walaupun itu bukan merupakan tugasnya. Karena sudah diminta bos maka ia pun pergi mengerjakannya.

Ia jatuh dari atas genteng karena tempat yang  dipijaknya ambruk. Robby pun jatuh terduduk sehingga tulang ekor dan tulang punggungnya mengalami kerusakan. Karena keterbatasan biaya dan pengetahuan akan hal-hal medis, Ia tidak langsung ke rumah sakit namun ke dukun urut.

Enam bulan berselang barulah dibawa ke rumah sakit namun menurut dokter sudah terlambat. Robby berjodoh dengan Tzu Chi pada November 2015 melalui tayangan DAAI TV. Istrinya pun pergi ke Tzu Chi Center untuk meminta bantuan pada yayasan. Sejak saat itu yayasan memberikan bantuan biaya hidup, popok sekali pakai, dan ranjang.

Robby adalah tulang punggung keluarga namun karena musibah yang menimpanya, istrinya harus memutar akal untuk menghidupi keluarganya. Sudah lima tahun ini Robby terbaring di atas ranjang, namun tidak mematahkan semangat hidup Robby. Ia masih dapat membantu istri mengerjakan pekerjaan yang dapat dibawa pulang ke rumah.

Ketika peserta kamp mengunjunginya, Ia dan istrinya sedang mengerjakan karet untuk sandal jepit. Para peserta kamp pun sangat antusias membantu dan menghibur Robby. Kebetulan Robby dan keluarganya merupakan pemirsa setia DAAI TV.

“Tayangan Lentera Kehidupan dan drama-drama DAAI TV sangat menginspirasi. Saya dan istri juga menyukai acara Hati Bicara,” kata Robby. Kebetulan salah satu produser acara tersebut, yakni Emir turut serta dalam kunjungan kali ini.

“Anak-anak saya juga sangat menyukai program Gulali DAAI TV, karena mereka dapat belajar membuat prakarya dari barang-barang sederhana,” lanjutnya.

Para peserta kamp mengaku sangat terharu dengan semangat juang Robby.

Para peserta kunjungan kasih sangat antusias mengenal sosok Robby, seperti Teguh Santoso yang juga memiliki tiga anak laki-laki seperti Robby. Ia pun berbincang dengan Robby. Robby mengatakan bahwa upah yang didapat dari mengerjakan pekerjaan sendal jepit ini, satu karungnya sebesar Rp 6.000.

Teguh mengaku cukup kaget mendengarnya. “Satu karung tersebut berisi 10 ikat karet sandal jepit. Dan satu ikat berisi satu lusin karet sendal jepit. Cukup banyak tenaga yang dikeluarkan namun upah yang diterima pun tak seberapa. Dan saya tidak semudah kelihatannya untuk melakukan pekerjaan karet dari sandal jepit ini,” kata Teguh Santoso.

Tidak terasa satu jam berlalu, para peserta kamp yang ditemani para relawan pun pamit dan menutup kunjungan dengan foto bersama.

“Saya sangat kagum pada keteguhan istri Pak Robby dan sangat bersyukur akan saya sekarang”, kata Teguh.

“Saya juga kagum dengan semangat dan sikap positif yang dimiliki oleh Pak Robby walaupun keadaannya sekarang hanya bisa terbaring,” ujar Retno, peserta lainnya.

Bertemu langsung dan melihat penderitaan dapat menimbulkan rasa syukur akan berkah yang dimiliki. Kunjungan kasih juga memberikan motivasi bahwa orang yang diberikan cobaan pun dapat hidup dengan bahagia dan penuh semangat.

Editor : Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Stasiun Televisi Cinta Kasih nan Inspiratif

Stasiun Televisi Cinta Kasih nan Inspiratif

13 November 2015

Semakin berkembangnya barisan Bodhisatwa dunia serta misi Tzu Chi di Kota Medan juga berdampak pada stasiun televisi DAAI TV yang bermotokan televisi cinta kasih itu. Pada Sabtu, 7 November 2015, insan Tzu Chi Medan menyambut rumah kedua di Kompleks Jati Junction, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. Selain menjadi pusat kegiatan kerelawanan, bangunan berlantai enam itu juga akan menjadi tempat operasional DAAI TV di lantai 3 dan 4.

Para Penghibur dari Tzu Chi dan DAAI TV

Para Penghibur dari Tzu Chi dan DAAI TV

09 Mei 2009 Di sebuah ruangan sementara berdinding kain dengan sebuah logo besar Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, terdengar suara gelak tawa yang sangat meriah. Ternyata, acara ”Rumah Dongeng” yang biasanya mengisi salah satu program anak-anak di DAAI TV, kali ini pindah tayang menemani anak-anak yang tengah menunggu giliran pemeriksaan gigi dalam baksos kesehatan Tzu Chi, Sabtu, 9 Mei 2009.
Menang dalam Kepasrahan, Semangat Hidup Seorang Gan En Hu

Menang dalam Kepasrahan, Semangat Hidup Seorang Gan En Hu

05 April 2017

Ada yang berbeda dari Kamp DAAI TV tahun ini (24-26 Maret 2017). Para peserta diajak untuk melakukan kunjungan kasih ke penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu). Salah satu pasien yang dikunjungi adalah Robby Alfian yang  mengalami kelumpuhan dari dada ke bawah karena jatuh dari genteng.

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -