Mencerahkan Kembali Harapan yang Terpendam

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A


Relawan Tzu Chi mendamping pasien yang berasal dari wilayah Serang, Pandegelang, dan beberapa wilayah Banten lainnya mengikuti operasi katarak dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-128, bekerja sama dengan Polda Banten.

Tangis bahagia langsung ditunjukan Karmini (30), warga Desa Cimanis, Kecamatan Sobang, Banten setelah keluar dari ruang operasi RS Bhayangkara Polda Banten, Minggu, 13 Oktober 2019. Berkat jalinan jodoh baik dengan Tzu Chi, wanita yang sempat berhenti menjadi guru karena katarak tersebut kini memiliki harapan untuk melanjutkan profesinya menjadi pengajar anak-anak.

Perlahan-lahan, relawan menuntun Karmini menuju ruang pemulihan pascaoperasi katarak di mata kirinya oleh Tim Medis Tzu Chi Indonesia. Setelah relawan melepas baju operasinya dan dipersilahkan duduk, ibu dua anak ini pun menghela napas karena “kaget” setelah mendapat pengalaman pertama menjalani operasi.

“Deg-degan, saya baru pertama kali menjalani operasi,” kata Karmini di hadapan relawan. Setelah itu, ia pun tak kuasa menahan air mata karena terharu. Setelah bertahun-tahun berharap pengelihatannya bisa kembali normal, akhirnya secercah harapan menghampirinya.


Para pasien operasi katarak yang merasa takut sebelum dioperasi diitemani dan ditenangkan oleh relawan.


Suasana operasi katarak yang dilakukan Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia di RS Bhayangkara Polda Banten di Kota Serang.

Sebelumnya Karmini dinyatakan lolos dalam screening (pemeriksaan awal) pasien Baksos  Kesehatan Tzu Chi ke-128 yang diadakan Tzu Chi bekerja sama dengan Polda Banten pada 11 Oktober 2019.

Karmini sendiri mulai menderita katarak dan menjadi rabun penglihatannya pada tahun 2010. Sebelumnya ia menggunakan kacamata karena matanya minus, tetapi lama kelamaan pengelihatannya semakin parah sehingga beberapa kali mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor saat hendak mengajar di salah satu TK di Kecamatan Sobang. “Numburin (nabrak) terus di jalan,” cerita Karmini.

Berbekal informasi dari Puskesmas Sobang, tempatnya berobat dan berkonsultasi (mata), Karmini kemudian berangkat menuju RS Bhayangkara Polda Serang untuk mengikuti operasi katarak. Ia harus menempuh perjalanan selama 3 jam dari Sobang menuju Serang demi mengobati matanya. “Berhubung kondisi ekonomi lemah ya saya tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi dengan adanya program ini (baksos katarak Tzu Chi) ada harapan buat saya,” kata Karmini haru.


Karmini yang terharu pascaoperasi katarak di mata kirinya ditemani relawan Tzu Chi. Operasi ini juga merupakan pengalaman pertama bagi Karmini.


Kebahagiaan pasien operasi katarak bersama relawan Tzu Chi saat berada di ruang pemulihan.

Besar harapan Karmini untuk bisa mengajar kembali. Penantiannya selama bertahun-tahun untuk bisa melihat dengan normal kini terjawab dengan tangisan bahagia pascaoperasi. “Saya berhenti mengajar kan karena katarak. Jadi setelah sembuh saya berniat mengajar lagi,” jelas ibu dua anak tersebut.

Pelaksanaan baksos kesehatan ini diapresiasi dengan baik oleh Kepala RS Bhayangkara Polda Banten, Dokter Eko Yunianto, Sp. FM, Mh. Kes. Dalam kesempatan yang sama, dr. Eko Yunianto pun menyempatkan diri untuk meninjau pelaksanaan baksos dan berinteraksi dengan para pasien yang berasal dari wilayah Serang, Pandegelang, dan beberapa wilayah Provinsi Banten lainnya.

Dokter Eko juga berharap dengan adanya kegiatan baksos kesehatan ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di wilayah Banten. “Harapan kami tentunya pasien yang awalnya melihat dunia itu gelap menjadi terang benderang, kemudian pasien yang tidak mempunyai biaya dengan kegiatan ini bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis sehingga kualitas kesehatan masyarakat semakin meningkat,” ungkapnya.


Kepala RS Bhayangkara Polda Banten, dr. Eko Yunianto, Sp. FM, Mh. Kes berinteraksi dengan para pasien sebelum menjalani operasi katarak.


Suang Ying (kiri), relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator baksos sedang melakukan koordinasi dengan relawan lainnya.

Senada dengan Dokter Eko, Suang Ying, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator baksos juga merasa bersyukur memiliki jalinan jodoh serta menggarap ladang berkah bersama relawan lainnya dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-128 ini. “Yang pasti kita para relawan senang bisa membantu para pasien yang datang dari pelosok-pelosok wilayah di Banten. Semoga dengan kegiatan ini para pasien yang ditangani memiliki harapan baru,” ungkap Suang Ying. Kegiatan baksos ini juga didukung oleh para relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat, Barat 2, dan Utara 2.

Dari hasil screening, sebanyak 208 pasien katarak dan pterygium kemudian ditangani oleh tim dokter TIMA Indonesia. Selain kegiatan operasi katarak, baksos kesehatan Tzu Chi ke-128 ini juga akan melaksanakan baksos kesehatan umum dan gigi pada Selasa, 15 Oktober 2019 sekaligus mempromosikan RS Bhayangkara Polda Banten yang sudah mulai beroperasi untuk melayani masyarakat.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -