Mengantarkan Kebahagiaan Melalui Nasi Kotak Makan Siang

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah
Sekitar 30 tukang becak di wilayah Sungai Bambu bersukacita menerima paket makan siang.

Puluhan tukang becak pagi itu mulai berdatangan di sebuah tanah lapang di Jalan Gorontalo V, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka sudah diberitahu akan ada bingkisan makan siang dari komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Timur. Sembari menunggu datangnya makanan, para tukang becak mengobrol santai satu dengan yang lain. Sebagian lagi melepas penat, memarkir becak di bawah pohon yang rindang.

Tak terlalu jauh dari tanah lapang itu, para relawan Tzu Chi tengah berada di sebuah warung nasi, Warteg 77 namanya. Warung yang bersebelahan dengan Rumah sakit Santo Yusuf tersebut, meski tak terlalu besar, namun sanga bersih dan rapi. Di sini para relawan mengambil pesanan 75 porsi nasi dengan lauk telur balado, tempe orek, tumis taoge, tak ketinggalan sambal.

Alhamdulillah dapat rejeki. Karena sebelumnya omset sangat berkurang. Tapi saya tetap berusaha, berdoa, dan yang penting tetap semangat. Pak Johan terima kasih ya atas pesanannya, telah membantu kami,” ujar Lukman pemilik warung, kepada Johan Kohar, relawan Tzu Chi.

“Kami juga merasa berterima kasih ya Pak diberi kesempatan untuk membantu bapak yang terdampak pandemi,” jawab Johan Kohar sambil berpamitan.

Pak Andi mengayuh becaknya usai menerima nasi kotak.


Ketika tahu bahwa pesanan dari relawan Tzu Chi akan diberikan kepada warga kurang mampu, Lukman tambah senang lagi.

Sederhana, Namun Bermakna

Nasi kotak yang masih hangat itu langsung dibawa ke tanah lapang, yang mana para tukang becak sudah menunggu. Suasana yang hangat dan akrab begitu terasa saat para relawan Tzu Chi berbincang dengan para tukang becak.

Pak Andi sudah 10 tahun menjadi tukang becak. Usai menerima nasi kotak, ia bergegas kembali mencari penumpang. Ia tak langsung makan, katanya menunggu lapar. “Alhamdulillah jadi kalau lapar nanti tidak usah beli,” katanya.

Setelah berpamitan dengan para tukang becak, relawan menuju warung Nasi Padang yang tak jauh dari tempat itu. Saat para relawan tiba, rupanya pesanan 100 kotak dari relawan Tzu Chi sudah rampung, dan tinggal diangkut.  

“Saya pribadi sangat berterima kasih dengan adanya acara seperti ini. Buat saya sebagai pengelola, ini membantu saya untuk perputaran usaha,” tutur Toni, pemilik warung.

Toni saat berbincang dengan Johan Kohar. Toni mengaku salut dengan kegiatan Tzu Chi ini.


Victor (kiri), Lurah Sungai Bambu menemani para relawan memberikan langsung nasi kotak ke beberapa warganya.

Paket Nasi Padang berisi telur bulat, sambal goreng kentang, tempe goreng, dan sayur daun singkong tersebut segera relawan bawa menuju Kantor Kelurahan Sungai Bambu. Seratus paket Nasi Padang ini diberikan kepada warga kurang mampu di Kelurahan Sungai Bambu.

“Kami ucapkan banyak terima kasih atas kesediaan dan bantuan dari Tzu Chi yang turun di wilayah Kelurahan Sungai Bambu, ini untuk warga yang kurang mampu. Semoga apa yang dilakukan hari ini bisa bergulir dengan kegiatan lainnya,” ujar Victor, Lurah Sungai Bambu.
 
Victor menemani para relawan memberikan langsung paket nasi ini ke beberapa rumah warganya. Warga yang menerima tentunya sangat senang. Mereka mengaku seperti sedang dikunjungi oleh sanak keluarga jauh.

Melanjutkan lokasi ke tiga, lokasi yang menunjukkan realita bahwa masih banyak orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Lokasi tersebut ada di kolong tol Wiyoto Wiyono, di Jalan Warakas, Kelurahan Papanggo. Di kolong tol ini, beberapa warga tinggal dan tidur.


Relawan menyiapkan nasi kotak yang segera dibagi kepada warga yang tinggal di kolong tol.


Relawan Tzu Chi juga mengantarkan makan siang untuk lansia yang tinggal di dekat kolong tol.

Deru dan getaran kendaraan dari atas, di jalan tol, terasa saat pembagian makan siang. Warga yang berdatangan dengan patuh mengenakan masker mereka. Senyum dan tawa hadir pada pembagian nasi kotak ini.

“Saya senang, bapak dan ibu (relawan Tzu Chi) membagikan berkah ke kami-kami ini. Walau saya di tempat begini, dikunjungi, saya merasa sangat bahagia,” kata Rianti, yang mengaku sudah cukup lama tinggal di sini.  

Namun tentu tak hanya para penerima nasi kotak makan siang dan para pemilik warung, yang berbahagia hari itu. Relawan pun, apalagi.

“Kami cukup puas dan bahagia ya karena sasarannya juga tepat. Kegiatan kami hari ini sangat mengesankan. Bersukacita semuanya. Apa yang diharapkan oleh Master Cheng Yen itu tercapai, yaitu membantu pedagang yang kesulitan, dan memberikan mereka yang sangat membutuhkan,” pungkas Johan Kohar, koordinator kegiatan ini. Pada hari itu, Jumat, 27 Agustus 2021, total ada 322 kotak makan siang yang dibagikan.

Satu per satu warga berdatangan mengambil nasi kotak.

Di Bulan Tujuh Penuh Berkah ini para relawan Tzu Chi di berbagai komunitas baik di Jakarta maupun di berbagai kota lainnya seolah berlomba memperbanyak berbagi dengan warga kurang mampu. Pada kegiatan Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi, Tzu Chi membantu para pedagang kecil yang penjualannya agak terpuruk dengan membeli makanan dari mereka. Makanan tersebut kemudian dibagikan kepada warga kurang mampu.

 
Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Gerakan Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi

Gerakan Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi

07 September 2021

Relawan Tzu Chi Lampung melakukan kegiatan program Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan salah satu warung makan di daerah Simpur, Tanjung Karang Pusat.

Sekotak Nasi Vegetaris Membahagiakan Wati

Sekotak Nasi Vegetaris Membahagiakan Wati

30 Mei 2022

Tzu Chi School bersama Wonder Food melanjutkan rangkaian yang berkaitan dengan Hari Earth Day, Enterpreneur Day, dan Early Childhood dengan menyalurkan 500 buah nasi kotak vegetaris di dua titik wilayah pemukiman padat penduduk di sekitar waduk Pluit Jakarta Utara.

Relawan Tzu Chi Berbagi di Teluk Naga

Relawan Tzu Chi Berbagi di Teluk Naga

30 Maret 2017
Dalam setiap kegiatan baksos yang diselenggarakan oleh Tzu Chi, relawan dapat melihat dua jenis kebahagiaan: kebahagiaan untuk berbagi dan kebahagiaan dalam menerima. Keduanya merupakan bagian dari fase kehidupan yang bisa datang dan pergi dalam sekejap.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -