Mengawali Pembangunan Rumah Warga di Kamal Muara

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A.


Para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia membongkar rumah Ayanah, salah satu penerima bantuan pembangunan rumah di RT 10/01, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Ayanah (50), tak kuasa menahan haru saat para guru dan staf dari Sekolah Tzu Chi Indonesia mulai membongkar satu persatu material rumahnya yang terletak di Gg. Masjid, RT10/01, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 9 Juli 2019. Bukan haru karena bersedih, tetapi berbahagia karena impian Ayanah selama bertahun-tahun untuk merenovasi rumahnya yang sering banjir kini terwujud melalui program pembangunan rumah oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

“Girang, alhamdulillah, saya menangis tadi pas rumah mulai dibongkar,” ungkap Ayanah. Bersama putrinya Sumiati (30), Ayanah melihat dari kejauhan proses pembongkaran rumahnya. Wanita yang kesehariannya bekerja sebagai buruh cuci ini pun akan tinggal di rumah kerabatnya sampai proses pembangunan rumahnya selesai.


Guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia yang berjumlah 300 orang dibagi dalam 10 kelompok yang masing-masing akan menuju rumah-rumah yang akan dibangun Tzu Chi Indonesia.

“Ya sementara kita bertiga tinggal di warung punya kakak saya sampai selesai dibangun rumahnya,” kata Ayanah. Sebelumnya, rumah yang kondisinya rendah dan berada di bawah garis jalan tersebut ditinggali oleh 3 orang yakni, Ayanah beserta Sumiati dan suaminya. Ditemani relawan Tzu Chi, Ayanah menyaksikan impian yang selama puluhan tahun ia pendam itu kini perlahan-lahan akan menjadi kenyataan.

Hidup dalam bayang-bayang rumah yang kerap kali terendam air pun perlahan sirna dengan datangnya bantuan dari Tzu Chi. “Kalau banjir atau rembes, airnya bisa tinggi segini (setinggi paha orang dewasa-red). Airnya nggak bisa keluar dan harus kita timba keluar pakai ember kalau mau kering,” kenang Ayanah.

Begitu pula dengan Sumiati, ia juga turut bahagia karena rumah yang ia tempati bersama ibunya akan dibangun ulang. “Nggak kebayang bakal dibangun ulang, ya bersyukur banget. Udah puluhan tahun kondisi kita kesusahan tapi baru sekarang dikasih jalan,” kata Sumiati yang terus mendampingi ibunya saat para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia bergotong royong merobohkan rumahnya.


Ayanah dan Sumiati memeriksa puing-puing rumah mereka yang telah dirobohkan. Ini menjadi proses awal pembangunan ulang rumah mereka oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Bukan hanya rumah Ayanah saja yang dibongkar, tetapi sembilan rumah lainnya yang berada di RW 01 dan RW 04, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara juga serentak dibongkar oleh 300 orang guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia ini sedang mengikuti kegiatan training di awal tahun ajaran baru yang salah satu agendanya memberikan pengabdian di masyarakat. Kegiatan ini mengawali proses pembangunan 10 rumah yang sebelumnya telah disurvei dan disetujui mendapatkan bantuan dari Tzu Chi Indonesia pada bulan Juni 2019.

Pengabdian di Masyarakat
Bukan tanpa sebab para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia terjun langsung untuk membantu masyarakat. Menjelang tahun ajaran baru, para guru dan staf yang berjumlah 300 orang juga mendapatkan training untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Tzu Chi Indonesia. “Ini adalah kegiatan pengabdian di masyarakat (community service), jadi guru-guru ini bukan hanya kita ajarkan teori tentang community service di sekolah, tapi kita bawa mereka terjun langsung ke lapangan bahwa inilah wujud community service kita ke masyarakat tanpa memandang bulu,” kata Sudino Lim, SE, MM, Direktur Sekolah Tzu Chi Indonesia yang memimpin langsung proses pembongkaran yang dilakukan para guru dan stafnya.


Dengan dibantu seniman (pekerja) bangunan, para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia merobohkan salah satu tembok rumah Ayanah.

Ia juga berharap dengan adanya kegiatan terjun langsung di masyarakan bisa menggugah rasa empati para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia. “Harapan saya dari kegiatan hari ini ada perasaan tergugah dari mereka (para guru) terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat humanis. Karena hal tersebut penting sekali bagi seorang guru untuk mengajar di kelas, sehingga misi pendididkan humanis kita bisa tercapai jikalau membawa perasaan seperti itu,” tambah Sudino.

Para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia pun dibagi dalam 10 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 30 orang serta didampingi oleh relawan Tzu Chi. Mereka pun menyebar ke masing-masing rumah yang akan dibongkar. Salah satu guru yang mengikuti kegiatan ini adalah Kisia. Guru kelas 1 Integrity Sekolah Tzu Chi Indonesia ini pun merasa bahagia karena bisa membantu masyarakat. “Ini rasanya memang bahagia dan beda sekali ya kalau kita bisa membantu orang lain, karena kemarin sudah diberikan teorinya dan kita terjun langsung ke masyarakat sekarang,” ungkap Kisia.


Selain rumah Ayanah, para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia juga membongkar 9 rumah lainnya yang mendapat bantuan dari Tzu Chi Indonesia di wilayah RW 01 dan RW 04, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Ia juga merasa terharu dan bangga dengan Tzu Chi karena bisa terus membantu masyarakat yang kurang mampu. Kisia pun mendapat pengalaman baru dengan kegiatan community service ini. “Kalau lihat real-nya seperti ini ya baru pertama kali, tapi memang pernah dikasih lihat lewat slide show saja. Yang jelas perasaannya beda sekali, pas turun langsung ya sempat ngebatin ‘kok bisa ya mereka hidup dalam kondisi seperti ini’. Pokoknya kita harus bersyukur dengan kehidupan kita sendiri,” tambah Kisia yang juga sempat berbincang-bincang dengan Ayanah.

Memberi Harapan Sekaligus Teladan
Keterlibatan para guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia yang terjun langsung membongkar 10 rumah di Kamal Muara ini disambut hangat oleh Teksan Luis, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator pembangunan rumah di Kamal Muara. “Hari ini kita mulai mengadakan pembongkaran 10 rumah di Kamal Muara, tepatnya di  RW 01 dan RW 04. Dalam kegiatan ini kita dibantu oleh guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia,” ujar Teksan.

Sambil melihat dan berkeliling untuk memantau apa yang dilakukan oleh para guru dan staf Sekolah Tzu Ch Indonesia, Teksan juga merasa banyak energi positif yang dicontohkan kepada masyarakat melalui kegiatan ini. “Luar biasa antusiasme para guru dan staf dari Sekolah Tzu Chi Indonesia ini, walaupun baju kotor dan penuh debu mereka tetap tersenyum bahagia,” cerita Teksan setelah berkeliling.


Direktur Sekolah Tzu Chi Indonesia, Sudino Lim, SE, MM (kanan) sedang berbincang-bincang dengan Sadin, Ketua RW 01 Kamal Muara di sela-sela kegiatan pembongkaran rumah.

Target pembangunan 10 rumah ini pun rencananya akan rampung dalam 2-3 bulan ke depan. Teksan juga berharap apa yang dilakukan Tzu Chi untuk membantu pembangunan rumah di Kamal Muara ini bisa membantu masyarakat yang tidak mampu. “Harapan saya semoga dengan dimulainya pembangunan rumah ini warga dapat terus meningkatkan kualitas hidupnya dan dapat tinggal di rumah yang lebih layak,” tambahnya.

Sadin, Ketua RW 01 Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara juga merasa senang dengan kehadiran rombongan guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia. Dalam beberapa kesempatan ia juga sempat menunjukkan rumah-rumah yang akan dibongkar di wilayah RW 01 serta melihat apa yang dilakukan oleh Tzu Chi adalah hal yang sangat positif. “Kebersamaannya kelihatan sekali, artinya ini bisa menjadi contoh untuk lembaga yang lain serta contoh bagi masyarakat kalau kita bisa saling membantu, rukun, dan kompak,” jelas Sadin.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Mengawali Pembangunan Rumah Warga di Kamal Muara

Mengawali Pembangunan Rumah Warga di Kamal Muara

10 Juli 2019

Pembangunan 10 rumah di Kamal Muara dimulai dengan proses pembongkaran rumah-rumah tersebut. Kegiatan ini dilakukan oleh 300 orang guru dan staf Sekolah Tzu Chi Indonesia pada Selasa, 9 Juli 2019.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -