Menggalakkan Titik Pengumpulan Daur Ulang

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)


Titik pengumpulan daur ulang di Komplek Bilal Prima. Warga komplek bersama-sama dengan relawan memasang papan nama sebagai tanda di posko ini.

Tzu Chi Medan dewasa ini telah mempunyai tujuh Depo Pelestarian Lingkungan yaitu Depo Pelestarian Lingkungan di Kompleks Cemara Asri, Depo Mandala, Depo Titi Kuning, Depo Binjai. Tiga Depo lagi berada di luar kota yaitu Depo Pelestarian Lingkungan Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Kisaran. Mengapa Tzu Chi Medan membangun titik pengumpulan daur ulang?

Bagi masyarakat kota Medan yang sudah mengerti manfaat pelestarian lingkungan, untuk menyumbangkan barang masih layak pakai atau yang masih bisa didaur ulang ke Depo Pelestarian Tzu Chi, kadang jaraknya tidak dekat. Untuk itu relawan daur ulang Tzu Chi Medan sudah lama mempunyai keinginan untuk membuka titik-titik pengumpulan daur ulang secara merata di kota Medan. Namun keinginan tersebut belum terealisasi.

Ketika beberapa relawan daur ulang Tzu Chi Medan mengikuti pelatihan Misi Pelestarian lingkungan di Malaysia Juli yang lalu, banyak yang mereka pelajari. Relawan banyak mendapat masukkan dari sharing relawan daur ulang Malaysia, termasuk di dalamnya perbanyak titik pengumpulan daur ulang agar mempermudah masyarakat atau donatur barang daur ulang jika mau menyumbangkan barangnya.

Sepulang dari Malaysia, timbul tekad dari para relawan untuk membuka sebanyak mungkin titik pengumpulan daur ulang. Seperti halnya dengan Su Pun Wui, seorang relawan yang bersumbangsih di Misi Pelestarian Lingkungan selama 10 tahun. Su Pun Wui mengajak relawan di tiap komunitas untuk giat membuka titik pengumpulan daur ulang.

“Karena termotivasi dari relawan Malaysia yang sangat maju dalam Misi Pelestarian Lingkungan, maka kita membuat satu program bagaimana membuka lebih banyak titik pengumpulan daur ulang di kota Medan,” Su Pun Wui menjelaskan.

Titik Pengumpulan Daur Ulang Ini Didukug Warga


Warga kompleks mendukung Misi Pelestarian lingkungan Tzu Chi. Posko daur ulang di sini pun dinamakan Green Point Kompleks Bilal Prima.

Selasa, 11 September 2018, hujan membasahi kota Medan sejak dini hari. Cuaca yang dingin sangat enak untuk tidur atau bermalas-malasan di rumah karena hari libur. Namun lain halnya dengan warga di Kompleks Bilal Prima. Sejak pukul 07.00 WIB warga telah berkumpul karena akan diresmikan titik pengumpulan daur ulang di kompleks ini.

Sebelumnya di kompleks ini telah diletakkan satu keranjang di depan rumah Juliani, salah satu relawan, namun tidak bisa menampung banyaknya barang daur ulang yang diberikan warga kompleks. Berkat kerja sama dengan beberapa warga kompleks yang begitu mendukung Misi Pelestarian lingkungan Tzu Chi, akhirnya ditetapkan sebuah posko daur ulang yang dinamakan Green Point Kompleks Bilal Prima.

Ketika hujan mereda, warga kompleks bersama relawan memasang papan nama sebagai tanda di posko ini adalah tempat pengumpulan daur ulang. Ini agar warga lainnya bisa tahu dan tidak usah terlalu jauh mengantar barang daur ulang yang akan  mereka sumbangkan ke Tzu Chi.

“Kami warga Kompleks Bilal Prima  selama ini tahu kalau Tzu Chi banyak bergerak dalam hal kemanusiaan dan termasuk salah satunya Pelestarian Lingkungan. Jadi kami warga Bilal Prima juga ingin membantu dan turut berpartisipasi. Harapan kami semoga posko ini bisa bermanfaat dan marilah kita sama-sama rawat posko ini dan juga marilah kita sama-sama rawat lingkungan,” tutur Ng Pao Min, salah satu warga Kompleks Bilal Prima .

Titik Pengumpulan Daur ulang di Sekolah Putra Bangsa Berbudi


Pada 23 September 2018 diresmikan lagi satu titik pengumpulan daur ulang yaitu di Sekolah Putra Bangsa Berbudi. Sekolah yang selama ini selalu mendukung misi Tzu Chi ini sangat menyambut baik diadakan titik daur ulang di sekolah.

Harapan memperbanyak titik pengumpulan daur ulang semakin terlihat perkembangannya. Pada tanggal 23 September 2018 kembali diresmikan satu titik pengumpulan daur ulang yaitu di Sekolah Putra Bangsa Berbudi yang selama ini selalu mendukung Misi Tzu Chi. Pihak sekolah sangat menyambut baik adanya titik daur ulang di sekolah dan malah sekolah akan mengajak anak-anak untuk belajar memilah barang daur ulang.

Su Pun Wui merasa sangat senang dan antusias dengan bertambahnya titik pengumpulan daur ulang di kota Medan. “Bedanya di sekolah ini,  tidak hanya sebagai titik pengumpulan  tetapi kita katakan sebagai satu depo binaan. Mungkin nanti hasil dari pelestarian lingkungan ini untuk meringankan biaya. Karena sekolah ini tidak memungut biaya sekolah, jadi kita datang untuk mengajari mereka dan membimbing mereka supaya bisa melakukan pelestarian lingkungan untuk diri sendiri,” Su Pun Wui menambahkan.


Su Pun Wui dengan semangat menerangkan ke anak-anak murid, apa itu pelestarian lingkungan, dan kenapa sampah bisa menjadi emas dan emas menjadi aliran cinta kasih.


Murid-murid  belajar memilah barang daur ulang.

Setelah mendengarkan penjelasan mengenai pelestarian lingkungan, murid-murid diajari bagaimana memilah barang daur ulang. Dengan semangat anak-anak menginjak-injak botol bekas minuman dan setelah itu mereka diarahkan untuk memasukkan botol tersebut ke kotak sesuai dengan label yang tertera di tiap kotak pengumpulan. Evelyn Tan Gilbert, siswa kelas IV sangat semangat diajak memilah barang daur ulang.

“Saya sangat senang mendapatkan pelajaran tentang daur ulang. Untuk itu saya akan membuang sampah pada tempatnya. Tenyata selama ini saya juga sudah ikut melestarian lingkungan karena saya ke sekolah membawa botol minum sendiri, berarti saya tidak menciptakan sampah,” Imbuh Evelyn.


Para murid merasa sangat senang mendapatkan pelajaran tentang daur ulang.

Sama halnya dengan Cici Nafisha, siswa kelas V. “Dari Yayasan Buddha Tzu Chi saya bisa mengerti bagaimana melestarikan linkungan dan saya akan melakukan kegiatan seperti daur ulang sampah dan melestarikan lingkungan,” tutur Cici.

Dengan bertambahnya titik pengumpulan daur ulang, diharapkan akan mempermudah donatur barang daur ulang dan bisa lebih luas mensosialisasikan daur ulang ke masyarakat. Seperti yang dikatakan Master Cheng Yen bahwa, “Orang yang melalui setiap hari tanpa berbuat sesuatu, berarti ia telah menyia-nyiakan hidupnya. Orang yang aktif bersumbangsih, baru disebut telah menciptakan sesuatu di dalam hidupnya”.

 

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Bertambah Satu Lagi

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Bertambah Satu Lagi

17 Desember 2021

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan bertambah satu lagi, yang berarti bertambahnya masyarakat yang peduli lingkungan. 

Pelantikan Relawan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan

Pelantikan Relawan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan

19 Maret 2018
Tzu Chi Indonesia baru saja mengadakan Kamp Pelatihan Komite dan Calon Komite. Dan untuk pertama kalinya, digelar pula Pelantikan Relawan Pelestarian Lingkungan. Dua dari relawan tersebut adalah Kwan Beng (68) dan Tjie Choi Ai (63), relawan pelestarian Lingkungan Depo Titi Kuning Medan.
Menggalakkan Titik Pengumpulan Daur Ulang

Menggalakkan Titik Pengumpulan Daur Ulang

25 September 2018

Tzu Chi Medan dewasa ini telah mempunyai tujuh Depo Pelestarian Lingkungan yaitu Depo Pelestarian Lingkungan di Kompleks Cemara Asri, Depo Mandala, Depo Titi Kuning, Depo Binjai. Tiga Depo lagi berada di luar kota yaitu Depo Pelestarian Lingkungan Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Kisaran. Mengapa Tzu Chi Medan membangun titik pengumpulan daur ulang?

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -