Menghargai Berkah

Jurnalis : Poppy (He Qi Utara 1), Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara 1)


Minggu, 23 Agustus 2020, Komunitas He Qi Utara 1 mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 via Zoom dengan tema Menghargai Berkah dengan Lily Tukimin sebagai MC.

Di saat pandemi, kegiatan bakti sosial Tzu Chi dibatasi dan mengharuskan para relawan tetap di rumah. Para relawan pun mencari cara untuk tetap bisa belajar Dharma dan mengikuti Xun Fa Xiang secara online. Begitu juga dengan pelatihan relawan.

Seperti pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 di He Qi Utara 1 yang digelar pada 23 Agustus 2020, mulai pukul 8.00 – 12.00 WIB. Pelatihan bertema Menghargai Berkah ini diikuti 102 relawan. 

 

Erni Lindawati membawa materi pertama tentang tata krama Tzu Chi.

Materi pertama dibawakan oleh Erni Lindawati, tentang tata krama Tzu Chi, yang diambil dari sharing De Xuan Shifu. Erni Lindawati menekankan tata krama dalam berpakaian, berbaris, makan, dan bagaimana cara wen xun (penghormatan) kepada Buddha dan Master Cheng Yen, dan juga bagaimana cara kita memanggil Master Cheng Yen.

Dari sharing De Xuan Shifu, Shi fu memberitahukan bahwa: “Master mengibaratkan insan Tzu Chi dengan ukiran/pahatan Buddha. Mengukirkan satu per satu Bodhisatwa dunia.”

Sebelum mengakhiri sesi pertama, Erni Lindawati mengingatkan, “citra adalah memberikan gambaran keseluruhan seseorang dalam berpakaian, sikap dan tutur kata.” Tak lupa Erni Lindawati juga mengingatkan pada para insan Tzu Chi bahwa keindahan dalam kelompok terlihat dari individu.


Yessie Christina berbagi cerita awal mula mengikuti Xun Fa dan awal mula keluarganya bervegetaris.

Sesi kedua dibawakan oleh Yessie Christina yang menghimbau kepada para insan Tzu Chi untuk Xun Fa Xiang dan berkah yang didapat setelah mendengarkan Dharma. Yessie bercerita bagaimana awal mula mengikuti Xun Fa Xiang, dan awal mula keluarganya bervegetaris.

“Kami sekeluarga dapat bervegetaris karena Vincent (anak terkecil saya) setelah melihat video seekor sapi dipaksa meminum air supaya beratnya lebih banyak, dan ada beberapa sapi mati karenanya,” terangnya. Setelah itu Vincent bertekad untuk bervegetaris dan meminta persetujuan dari orang tuanya.

 

Poppy (kiri) dan Rita Dewi (kanan kedua) di sesi talkshow, berbagi pengalaman bagaimana pendidikan dilakukan di rumah.

Sesi terakhir adalah sesi talkshow yang membahas tentang Pelestarian Lingkungan dan pendidikan di masa pandemi yang dibawakan oleh Olivia Tan dan Streisand, dengan narasumber: Lauw Diana Yanti, Sri Oktaningsih, Rita Dewi, dan Poppy. Olivia Tan membuka sesi dengan memperkenalkan visi dan misi pendidikan, dilanjutkan oleh Streisand dan ke dua narasumber, yaitu Rita Dewi dan Poppy. Dengan bertanya tentang bagaimana pendidikan dilakukan dirumah, kendala, tips dan sarannya.

 

Lauw Diana Yanti yang selalu menyerukan untuk menjalankan pelestarian lingkungan.

Tidak lupa, Streisand juga bertanya bagaimana penerapan gan en (bersyukur), zun zhong (menghormati) dan ai (cinta kasih) yang merupakan filosofi pendidikan Tzu Chi. Poppy  menjelaskan bagaimana TK Tzu Chi School membagikan video Ai Yu Guan Huai  (Cinta Kasih dan Perhatian)  ke orang tua murid di google drive, dan meminta orang tua murid memutar lagu sebelum pelajaran dimulai. Lalu mengingatkan murid-murid untuk mencuci tangan, mendengarkan orang tua dan kakak, dilanjutkan dengan berdoa agar pandemi cepat selesai, dan selalu mengucapkan gan en kepada para murid yang menjawab pertanyaan ataupun untuk memotivasi murid.

Rita Dewi memberikan tips: “sabar dalam menghadapi pandemi ini, dan mendapatkan pelajaran berharga, dari cuma tahu masak saja menjadi belajar bagaimana menggunakan gadget.


Sri Oktaningsih termotivasi membuat eco enzym untuk melestarikan lingkungan.

Untuk sesi pelestarian lingkungan dimulai dari “Ingat PL lho ingat PL” oleh Lauw Diana Yanti yang selalu menginspirasi Da Ai Mama.

“Saya terinspirasi untuk ikut membuat eco enzym setelah mendengar cerita Pong shijie (Lauw Diana Yanti) bahwa 1 liter eco enzym dapat menjernihkan 1.000 liter air sungai,” kata Sri Oktaningsih.

Sri Oktaningsih bermaksud membuat eco enzym dan menuangkannya di sungai. Namun karena masih pandemi, Sri Oktaningsih menggunakan ecoenzym sebagai pupuk tanaman bunga yang sudah dibeli selama dua tahun dan tidak pernah berbunga, setelah memberikan dua tutup botol eco enzym, tanaman bunga sepatu-pun berbunga.

 

Streisand sebagai moderator sesi talkshow menyampaikan banyak aktivitas dan kreativitas yang bisa dilakukan selama di rumah saja di masa Covid-19 sekaligus bisa  melakukan pelestarian lingkungan.

Pada saat pandemi, Lauw Diana Yanti membuat banyak kerajinan tangan, mulai dari masker kain, face shield, kantong belanja dari karung beras dan eco enzym yang sangat menginspirasi banyak Da Ai Mama.

Dalam masa pandemi ini diharapkan peserta pelatihan dapat termotivasi untuk mengikuti Xun Fa Xiang, belajar bersama, ataupun sharing-sharing yang diadakan oleh He Qi masing-masing dan dapat menghargai berkah yang didapat. Seperti kata Master Cheng Yen: “lakukanlah apa yang menurut kamu benar.”


Sebanyak 102 relawan yang ikut serta di pelatihan via zoom ini di akhir acara melakukan doa bersama. 

Akhir kata, Master Cheng Yen dalam Xun Fa Xiang selalu berkata: “harus bervegetaris.” Dengan kata-kata ini diharapkan para peserta pelatihan termotivasi dan dapat menjalankan hidup bervegetaris seperti yang Master Cheng Yen harapkan.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Menghargai Berkah

Menghargai Berkah

03 September 2020

Di saat pandemi, kegiatan bakti sosial Tzu Chi dibatasi dan mengharuskan para relawan tetap di rumah. Para relawan pun mencari cara untuk tetap bisa belajar Dharma dan mengikuti Xun Fa Xiang secara online. Begitu juga dengan pelatihan relawan.  Seperti pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 di He Qi Utara 1 yang digelar pada 23 Agustus 2020, Pelatihan bertema Menghargai Berkah ini diikuti 102 relawan. 

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -