Mengunjungi Salbiyah dan Darsan, Penerima Bantuan Tzu Chi

Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A


Kehadiran relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 disambut dengan senyuman oleh Darsan, salah satu penerima bantuan Tzu Chi yang menderita stroke.

Cuaca hujan pada Rabu pagi, 19 Februari 2020 tidak menyurutkan semangat 10 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 untuk mengunjungi dua orang penerima bantuan Tzu Chi di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke, Jakarta Utara. Selain rutin dilakukan, kunjungan kasih juga tersebut dilakukan untuk memberikan semangat dan motivasi untuk para penerima bantuan.

Setelah sebelumnya berkumpul di depan Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara, relawan segera menuju Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke pada pukul 08.30 WIB. Hujan menemani relawan sepanjang jalan hingga sampai ke tempat tujuan. Setelah sampai, relawan segera bergegas menuju kediaman penerima bantuan.


Salbiyah memperlihatkan kaki yang sering sakit akibat dari penyakit gula yang dideritanya.

Kunjungan kasih pertama, relawan mengunjungi kediaman Salbiyah (50), seorang janda yang menerima bantuan biaya hidup dari Tzu Chi di Blok A2/3C Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke. Suaminya sendiri sudah meninggal 4 tahun silam dan Salbiyah harus bekerja serabutan sebagai buruh cuci gosok. Ia juga menderita penyakit gula sekaligus menjalani serangkaian pengobatan.

Jalinan jodoh Salbiyah dengan Tzu Chi dimulai dari mendiang suaminya. Sebelum meninggal dunia, suaminya yang dulunya bekerja sebagai penyapu jalan adalah salah satu penerima bantuan Tzu Chi. “Awalnya saat suami saya sakit paru-paru trus ada kunjungan dari relawan Tzu Chi. Setelah suami saya meninggal, saya yang melanjutkan karena anak-anak saya masih sekolah,” cerita Salbiyah.


Kunjungan kasih ini juga membuat Salbiyah bahagia karena selain mendapatkan semangat dan motivasi, relawan juga memberikan bingkisan kepadanya.

Semenjak berjodoh dengan Tzu Chi, relawan rutin mengunjungi Salbiyah sebulan sekali. Kunjungan ini pun membuat Salbiyah senang karena ada yang memperhatikan kehidupannya. “Setiap kunjungan mereka selalu tanya kesehatan saya dan kabar anak-anak. Saya senang dikunjungi Tzu Chi dan saya juga banyak terima kasih karena sudah membatu saya,” ungkap Salbiyah.

Salbiyah juga merasa bantuan yang diberikan Tzu Chi sangat membantu ditambah dengan penghasilannya sebagai buruh cuci gosok. Kehadiaran relawan juga membuat Salbiyah bisa bercerita dan bertukar pikiran dengan relawan tentang keadaannya. Tak lupa, relawan juga memberikn bingkisan bagi Salbiyah sebelum berpamitan pulang. “Semoga Tzu Chi tambah maju dan relawannya sehat selalu,” kata Salbiyah di akhir kunjungan.


Sebanyak 10 orang relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 mengunjungi penerima bantuan Tzu Chi di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke.

Setelah berpamitan dengan Salbiyah, relawan mengunjungi kediaman Darsan (71), salah satu penerima bantuan biaya hidup dan popok dari Tzu Chi yang menderita stroke sejak tahun 2016 di Blok C2/2A. Badan sebelah kanan Darsan sudah tidak dapat digerakkan lagi. Kesehariannya hanya berbaring di tempat tidur saja dan untuk keperluan sehari-hari dibantu oleh istrinya Sa’anit (59).

“Awal kenal Tzu Chi saat suami saya terkena stroke. Ada tetangga di tempat tinggal saya yang lama mengantarkan saya untuk mengajukan permohonan bantuan. Dari situ saya kenal Tzu Chi,” cerita Sa’anit saat mengupayakan bantuan bagi suaminya Darsan di Tzu Chi. Setelah diproses dan dilakukan survei, permohonan bantuan pun disetujui oleh Tzu Chi.


Walaupun sulit berbicara dan bergerak, Darsan tetap bersemangat menemui relawan Tzu Chi yang hadir menjenguknya.

Setelah Darsan tidak bisa bekerja, Sa’anit mulai bekerja membantu memasak di salah satu rumah makan. Tetapi itu tidak berlangsung lama, hanya satu tahun setengah karena tempat Sa’anit berkerja tutup. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, saat ini Darsan dan Sa’anit hanya mengandalkan bantuan dari Tzu Chi dan penghasilan dari anaknya yang menjadi nelayan.

Tiga bulan sekali anaknya yang menjadi nelayan baru pulang dan memberikan biaya bagi keluarga. Bantuan yang diberikan Tzu Chi pun begitu berarti bagi Darsan dan Sa’anit menjalani keseharian. “Saya bersyukur Tzu Chi peduli dengan suami saya dan keluarga walaupun beda keyakinan. Mereka lihat kehidupan saya seperti ini dan dibantu,” kata Sa’anit.


Relawan memberikan semangat dan motivasi bagi Sa’anit dalam menjalani hidup bersama suaminya Darsan.

Perjumpaan dengan para relawan dalam kunjungan kasih yang dilakukan satu bulan sekali ini juga dimanfaatkan Sa’anit untuk bertanya dan bercengkrama. Relawan juga membalas dengan memberikan motivasi serta dorongan semangat bagi Sa’anit supaya merawat suaminya Darsan dengan baik. “Biar relawan pada sehat, biar pada perhatian sama saya, suami saya, dan keluarga,” kata Sa’anit mendoakan para relawan yang datang mengunjunginya dan suami.

Kehadiran relawan pun menjadi penyemangat bagi Salbiyah dan Darsan. Semangat serta motivasi tak lupa diberikan oleh relawan bagi keduanya dalam kesempatan kunjungan kasih ini. “Harapan kita semoga Pak Darsan dan Ibu Salbiyah kehidupannya semakin membaik dan anak-anaknya semakin peduli membantu orang tuanya,” ungkap Intan, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 setelah kunjungan kasih di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke berakhir.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Mengunjungi Salbiyah dan Darsan, Penerima Bantuan Tzu Chi

Mengunjungi Salbiyah dan Darsan, Penerima Bantuan Tzu Chi

19 Februari 2020

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 mengunjungi para penerima bantuan Tzu Chi pada Rabu, 19 Februari 2020 di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke. Dalam kegiatan kunjungan kasih kali ini, relawan mengunjungi Salbiyah dan Darsan.

Ketegaran Menghadapi Ujian Kehidupan

Ketegaran Menghadapi Ujian Kehidupan

24 Juli 2019

Susanti, seorang pejuang penyakit autoimun (penyakit lupus) selama 14 tahun. Pada tahun 2019, dokter mendeteksi adanya tumor otak yang beresiko menyebabkan kebutaan bila tidak segera dioperasi. Sempat putus asa dan pasrah, semangat Susanti akhirnya bisa tumbuh berkat dukungan, bantuan, doa, dan pendampingan dari keluarga dan relawan Tzu Chi.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -