Menjalin Jodoh Baik untuk Melestarikan Lingkungan

Jurnalis : Eka Suci R. (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Eka Suci R. (Tzu Chi Surabaya)


Relawan memberikan beras merah kepada warga di sekitar Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya.

Untuk menjalin jodoh baik dengan masyarakat di sekitar Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan, Tzu Chi Surabaya melakukan penyuluhan kesehatan dan pembagian beras merah. Setelah kurang lebih dua tahun berdiri di kawasan Taman Lidah Bukit Mas Barat, Surabaya, masih banyak penduduk di daerah tersebut yang masih belum mengerti tentang Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, termasuk kegiatan-kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi.

Pada bulan November 2019 lalu, relawan Tzu Chi Surabaya menemui pihak Kelurahan Lakarsantri untuk menyampaikan berita baik ini. Lurah pun menyambut baik dan segera mengadakan pertemuan dengan Ibu PKK setempat untuk rencana pembagian kupon. Kupon tersebut akan dibagikan kepada warga prasejahtera di lingkungan Kelurahan Lakarsantri.

Setelah melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK, relawan Tzu Chi ikut turun ke lapangan  untuk membagikan kupon pembagian beras secara langsung kepada masyarakat prasejahtera.


Tim Medis Tzu Chi membawakan isyarat tangan Ciak Cai (bervegetarian). Penampilan ini juga diikuti oleh peserta karena pembawaan mereka yang bersemangat.


Dokter Anastasya memberikan penyuluhan manfaat beras merah dan juga pentingnya menjaga kesehatan.

Pembagian paket beras merah dilakukan pada Minggu, 22 Desember 2019 di halaman Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya. Begitu antusiasnya warga yang datang, mereka telah tiba sebelum acara dimulai. Warga juga  membawa barang-barang daur ulang seperti botol minum, kardus, dan juga koran bekas. Barang-barang ini mereka sumbangkan untuk ikut berpartisipasi melestarikan lingkungan sekaligus membantu orang lain.  

Acara dibuka dengan penampilan Isyarat Tangan Ciak Cai (Vegetarian) oleh Tim Medis dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Surabaya. Isyarat tangan bernuansa ceria dengan gerakan tangan dan badan yang jenaka ini disambut hangat oleh warga, mereka mengikutinya dengan gembira. Tidak hanya pembagian beras, acara tersebut disertai dengan penyuluhan peduli kesehatan tentang manfaat mengonsumsi beras merah. Dokter Anastasya, anggota TIMA Surabaya membawakan penyuluhan tersebut dengan penuh sukacita.


Rumiati (berkacamata), salah satu warga merasa sangat senang mendapatkan bantuan, terutama penyuluhan kesehatan karena sangat bermanfaat untuknya.

Dokter Anastasya mengajak warga untuk menyadari betapa pentingnya hidup sehat. "Kesehatan adalah aset berharga. Tubuh kita ibarat sebuah kendaraan yang mengantar kita kemana saja selama kita hidup di dunia ini. Bila dipikir-pikir selama ini kita justru lebih peduli dan teliti mengurus motor atau mobil kita dibandingkan mengurus tubuh sendiri,” kata Dokter Anastasya, “kalau  kendaraan kita rusak pasti ada suku cadangnya. Bagaimana bila organ tubuh kita yang rusak? Tentunya tidak ada suku cadangnya."

Beras merah meskipun memiliki tekstur yang lebih padat serta rasa yang cenderung lebih hambar, namun beras merah menyimpan sejuta manfaat kesehatan, itulah point penting yang selalu disampaikan Dokter Anastasya selama tiga sesi penyuluhan. Setelah penyuluhan, giliran Sutina, relawan Tzu Chi membagikan tips memasak beras merah agar lezat dinikmati namun masih kaya akan manfaat. Sutina sudah lama mengonsumsi beras merah dengan menambahkan jamur dan juga kemiri agar tekstur beras merah tidak keras.


Hampir semua warga yang datang membawa barang daur ulang seperti botol minum, koran dan juga kardus bekas.

Rumiati (berkacamata), salah satu warga di RT 03 RW 03 merasa sangat senang mendapatkan paket tersebut, terutama dengan adanya penyuluhan karena sangat bermanfaat untuknya. "Saya sangat berterima kasih, terlebih dengan adanya penyuluhan tentang kesehatan. Ini bisa saya terapkan dan juga bagikan kepada anak saya yang saat ini sedang sakit," ujarnya. Rumiati juga baru jika di lingkungannya terdapat Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi yang bisa menerima barang-barang daur ulang dan memilahnya untuk kemudian dijual. Hasil penjualan barang-barang daur ulang ini nantinya bisa digunakan untuk membantu orang lain. “Saya mau jadi relawan di sini (depo pelestarian lingkungan),” ujarnya.

Selain bekerja sama dengan ibu-ibu PKK, Tzu Chi juga bekerja sama dengan Koramil Lakarsantri untuk mensosialisasikan kegiatan ini. Edy Pitoto, salah satu anggota Koramil merasa senang, juga berharap acara seperti ini diadakan kembali. Dengan membuka diri, semoga Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi ini bisa lebih banyak menampung berbagai sumbangsih masyarakat, baik dana, barang-barang daur ulang, dan juga tenaga.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Menjalin Jodoh Baik untuk Melestarikan Lingkungan

Menjalin Jodoh Baik untuk Melestarikan Lingkungan

27 Desember 2019

Untuk menjalin hubungan dengan masyarakat di sekitar Depo Pelestarian Lingkungan, Tzu Chi Surabaya mengadakan penyuluhan kesehatan dan pembagian beras merah (22/12/2019). Sebanyak 294 warga menyambut antusias, mereka menyumbangkan barang-barang daur ulang.

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -