Menjalin Jodoh Lewat Keindahan Budaya Humanis

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi, Roberto (Tzu Chi Batam)


Relawan Tzu Chi melayani setiap pengunjung bazar dengan ramah dan hati yang penuh dengan rasa syukur.

Setiap kali menjelang Zhong Qiu Jie atau Festival Pertengahan Musim Gugur, Tzu Chi Batam akan mengadakan Bazar Kue Bulan Cinta Kasih di BCS (Batam City Square) Mall, Kota Batam. Bazar yang telah menginjak tahun ke-11 ini selalu menyediakan kue bulan yang bebas dari unsur hewani dan bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi oleh para vegetarian.

Bazar Kue Bulan tahun ini diadakan selama 8 hari, dari tanggal 5 – 12 September 2019. Dari jam 10 pagi sampai 8 malam, para relawan melayani dengan penuh kehangatan setiap pengunjung yang menghampiri stan Tzu Chi. Ada sebanyak 60 relawan yang bertugas, dibagi menjadi 4 stan, yakni stan kue bulan, stan bahan kering dan kebutuhan sehari-hari, stan produk Jing Si & Da Ai Tech, serta stan barang-barang daur ulang.

 

Di stan daur ulang, relawan menjual produk baru yang disumbangkan ke Tzu Chi Batam dengan harga terjangkau kepada masyarakat.


Soehartieny berharap dekorasinya bisa menimbulkan rasa ingin tahu para pengunjung terhadap Tzu Chi.

Di hari pertama bazar, saat semua stan akan mulai dibuka, para relawan terlebih dahulu meninggalkan semua kesibukan mereka dan berkumpul ke tengah lokasi bazar. Mereka semua bersatu hati memanjatkan doa agar bazar kali ini dapat berlangsung dengan lancar dan berdoa agar masyarakat dapat hidup aman dan tenteram, serta dunia terhindar dari bencana. Sebelum relawan melanjutkan pekerjaan mereka, Nelly, Wakil Ketua He Qi Batam terlebih dahulu menyampaikan gan en atau terima kasih kepada relawan yang bersedia meninggalkan kepentingan usaha dan keluarga mereka untuk bersumbangsih di Bazar Kue Bulan Cinta Kasih Tzu Chi.

Menerapkan Dharma Master dan Pelestarian Lingkungan
Selain menghiasi lokasi bazar dengan dekorasi bernuansa festival, insan Tzu Chi juga menempelkan stiker yang mengandung Dharma Master Cheng Yen dan poster mengenai pelestarian lingkungan. Tidak hanya membingkai kata indah mengenai pelestarian lingkungan, tim dekorasi juga menerapkan prinsip tersebut saat memilih bahan yang akan digunakan untuk mendekorasi lokasi bazar.


Tzu Shao (murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) menampilkan isyarat tangan Tzu Chi ke warga Batam.

“Kita dekor juga sesuai dengan misi kita pelestarian lingkungan. Dekorasi kita semua pelestarian lingkungan seperti menggunakan botol untuk dijadikan pot dan memakai bunga plastik yang bisa dipakai berkali-kali. Lewat bunga itu dekorasi akan terasa hidup. Walaupun bukan bunga sungguhan, namun tetap terasa hidup suasananya. Dengan begitu orang tertarik untuk datang melihat dan juga membaca Kata Perenungan Master Cheng Yen. Lewat ini, semoga hati mereka terpanggil,” kata Soehartiey, Tim Dekor Tzu Chi Batam.

Keindahan Gerakan dan Makna Budaya Humanis Isyarat Tangan
Minggu, 8 September 2019, hari ke-3 Bazar Kue Bulan Cinta Kasih, Tzu Chi Batam jug menampilkan acara penampilan isyarat tangan yang merupakan salah satu bagian dari budaya humanis Tzu Chi. Sebelum isyarat tangan diperagakan, pembawa acara terlebih dahulu menjelaskan makna atau pembelajaran yang bisa dipetik dalam lagu-lagu yang akan diperagakan tersebut. Misalnya, sebelum murid Er Tong Ban mempersembahan isyarat tangan Gui Yang Tu (Lukisan Kambing Berlutut),  pembawa acara terlebih dahulu menyampaikan, “Saat induk kambing menyusui, anak-anak kambing akan bersujud di hadapan sang ibu. Jika anak kambing bisa menghormati induknya yang menyusuinya, terlebih lagi kita sebagai manusia, harus lebih berbakti kepada orang tua yang telah membesarkan dan mendidik kita.”

 

Atas dukungan pihak BCS Mall, relawan menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam. Khususnya kepada Bapak Po Hong, pemilik BCS Mall.

“Khusus untuk isyarat tangan Tzu Chi itu berbeda dengan yang lain karena di dalamnya banyak mengandung Sutra sehingga isyarat tangan juga suatu cara menyebarkan Dharma di masyarakat. Jadi isyarat tangan ialah salah satu alatnya,” kata Joice, relawan yang menjadi koordinator kegiatan isyarat tangan ini.

Acara yang berlangsung selama satu setengah jam ini, hampir seluruhnya diisi dengan pertunjukan isyarat tangan. Ada 13 isyarat tangan yang dibawakan oleh tim relawan yang berasal dari murid Er Tong Ban (Kelas Budi Pekerti Anak-Anak), Tzu Shao Ban (Kelas Remaja), Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi), dan relawan Tzu Chi. Walau hanya memiliki waktu 2 minggu untuk latihan, namun karena kesungguhan hati setiap peserta dan kesediaan koordinator isyarat tangan untuk bersama-sama memikul tanggung jawab, acara ini berjalan dengan baik dan lancar.

 

Dekorasi yang indah dapat menghentikan langkah pengunjung dan memicu rasa penasaran mereka.

Sebelum menampilkan lagu isyarat tangan yang terakhir, pembawa acara terlebih dahulu mengundang Bapak Po Hong, pemilik BCS Mall ke panggung untuk menerima Piagam Terima Kasih dari Tzu Chi. Bersama dengan Bapak Po Hong juga hadir sang Istri beserta General Manager BCS Mall.

“Tzu Chi kan kita tahu sudah membantu di Indonesia dan di dunia juga, bahkan seluruh dunia. Jadi kita BCS kormersial tapi juga bersedia berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Saat teman-teman dari Tzu Chi minta lokasi untuk bazar, saya bilang oke karena itu untuk berbakti ataupun sosial. Tzu Chi kita tahu selama ini sudah banyak membantu masyarakat yang lemah atau yang tidak mampu,” kata Bapak Po Hong.

Isyarat tangan terakhir bertajuk Kam Sia atau Terima Kasih. Sebuah lagu yang sangat pantas untuk mengutarakan rasa syukur Tzu Chi Batam kepada manajemen mall, segenap warga Batam, dan juga relawan yang sudah mengorbankan waktu berharga mereka untuk bersumbangsih di Bazar Kue Bulan Cinta Kasih Tzu Chi. Sampai jumpa di tahun depan.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Menjalin Jodoh Lewat Keindahan Budaya Humanis

Menjalin Jodoh Lewat Keindahan Budaya Humanis

13 September 2019

Tzu Chi Batam kembali mengadakan Bazar Kue Bulan Cinta Kasih Tzu Chi yang ke-11 pada tanggal 5 - 12 September 2019 di BCS Mall, Kota Batam.

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -