Menyambut Penerima bantuan Layaknya Keluarga

Jurnalis : Leo Rianto, Budi Dharmawan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman, Liani, Leo Rianto (Tzu Chi Medan)


Relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Medan Selatan mengundang para penerima bantuan pulang ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning.

Relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Medan Selatan mengundang para penerima bantuan pulang ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning (5/1/2020). Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun untuk lebih mendekatkan penerima bantuan beserta keluarganya dengan Tzu Chi. Kepulangan para penerima bantuan ini selalu disambut hangat layaknya keluarga.

Kegiatan di awal tahun itu diikuti oleh 122 orang penerima bantuan dan keluarganya. Mereka didampingi oleh 58 orang relawan komunitas.

“Tema kegiatan kali ini, Kita Adalah Satu Keluarga. Tema ini dipilih untuk mengkondisikan rangkaian kegiatan yang mana punya satu tujuan yang sama, yakni para penerima bantuan bisa merasakan kehadiran, ketulusan, dan perhatian dari para relawan,” ungkap Budi Dharmawan, koordinator kegiatan.

Pengenalan Tzu Chi
Ada 2 sesi topik yang disampaikan di acara ini. Di sesi pertama, Hasan Tina membawakan topik Pengenalan Tzu Chi.

Dalam sesi tersebut, Hasan Tina menjelaskan bahwa, sejak didirikan di Taiwan tahun 1966, kini  Tzu Chi sudah hadir di 50 negara. Ia menambahkan, “Kita ini lintas suku, agama, bangsa, dan ras. Di Indonesia sendiri, Tzu Chi ada sejak tahun 1993. Ajaran Master adalah peduli terhadap sesama, membantu yang kurang mampu, mendidik yang mampu serta menjadikan Tzu Chi sebagai sarana belajar untuk menjadi insan yang lebih baik lagi.”


Aini Lidjaya, relawan Tzu Chi menuntun seorang penerima bantuan lanjut usia masuk ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning.

Dari penjelasan Hasan Tina pula, para penerima bantuan menjadi tahu bahwa Master Cheng Yen mempunyai prinsip: satu hari tidak berkerja, satu hari tidak makan. “Sumbangsih dari masyarakat berupa dana amal dikembalikan lagi ke masyarakat dalam bentuk bantuan kepada orang-orang yang kurang mampu dan membutuhkan,” paparnya.

Hasan Tina membubuhkan satu Kata Perenungan Master Cheng Yen: Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan ini yaitu berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan. Tujuannya tentu untuk mengajak para penerima bantuan memberikan andil dan aktif di dalam menciptakan berkah kebajikan yang bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan Tzu Chi.

Mencegah Stress Pada Anak
Dokter Juskitar, SpKJ., Ketua Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Medan, pembicara di sesi kedua membawakan topik mengenai Stress Pada Anak (6 – 12 Tahun).

Sesi tersebut diadakan untuk menyikapi persoalan yang banyak terjadi di lingkungan keluarga penerima bantuan, terutama kemiskinan dan perceraian. Penyampaian dari pakarnya diharapkan dapat meningkatkan kepekaan orang tua terhadap stres pada anak sehingga mereka bisa memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan di waktu yang tepat.


Penyambutan kepulangan para penerima bantuan di depan Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning.

Pada kesempatan ini, dr. Jus, demikian biasa ia disapa, juga memberikan solusi antisipasi stres pada anak. Beberapa di antaranya seperti pengendalian lingkungan, pembekalan anak dengan kemampuan toleransi dan adaptasi, pembekalan anak mengekspresikan emosinya secara benar dan tepat, juga menerima anak apa adanya, serta menerapkan peraturan yang konsisten dan sesuai tingkat umur anak.

Dokter Jus menambahkan, “Menjadi teladan yang baik bagi seorang anak itu penting. Jangan orang tua melarang anak main HP saat makan, atau melarang anak berbohong, sedangkan orang tua malah  melakukannya. Itu semuanya bukan panutan yang baik dan merusak psikologis anak.”

Antusias para penerima bantuan untuk sesi pendidikan ini sangat bagus. Banyak pertanyaan diajukan, tapi durasi waktu tidak memungkinkan semua pertanyaan bisa terakomodasi.

Menjadi Satu Keluarga
Usai sesi kedua berakhir, acara dilanjutkan dengan pesan cinta kasih oleh Agnes Jauhari, Ketua relawan komunitas He Qi Medan Jati. Ia menyampaikan bahwa kita semua adalah satu keluarga yang tidak terpisahkan. Relawan, donatur dan penerima bantuan, semua sama-sama membangun rumah kedua kita di Tzu Chi. Betapa selama ini, para relawan sudah dengan sepenuh hati mendampingi para penerima bantuan untuk berobat ke rumah sakit, membantu biaya sekolah, merawat anak asuh, hingga melakukan persiapan-persiapan supaya acara tersebut bisa berlangsung dengan baik.


Suasana hikmat di tengah acara yang berlangsung.

“Kita semua bisa menjadi orang kaya. Orang yang kaya batinnya. Kekayaan tidak cuma diukur dari materi saja. Banyak caranya untuk bersumbangsih ke masyarakat. Hidup ini tidak menentu, jangan menunda untuk berbuat baik dan menolong sesama. Harus bersyukur walaupun (masih mempunyai) kekurangan. Bersama-sama, kita bisa ciptakan lingkungan bebas dari derita dan bencana,” tambah Agnes Jauhari.

Lampu dipadamkan, dan sebuah potret keluarga ditampilkan di depan layar. Potret keluarga berisikan foto klip rangkaian perhatian dan pendampingan relawan komunitas Hu Ai Medan Selatan selama ini kepada para penerima bantuan. Foto-foto diiringi latar musik yang pas membuat suasana menjadi hening dan haru. Dilanjutkan kemudian dengan video klip relawan mulai dari rapat koordinasi hingga persiapan yang dilakukan sehari sebelumnya.

Rangkaian sesi acara di aula lantai 3, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Satu Keluarga dan diakhiri doa bersama terutama untuk warga Jakarta yang sedang dilanda banjir.


Ketua relawan komunitas Hu Ai Medan Selatan, Hasan Tina membagikan bingkisan kepada para Penerima bantuan setelah acara selesai.

Salah satu penerima bantuan bidang pendidikan bernama Jennifer hadir bersama papanya menyampaikan kesan tentang kegiatan yang ia ikuti. “Awal pertama saya berjodoh dengan Tzu Chi, lima tahun yang lalu. Acara hari ini cukup menarik. Dari awal hingga akhir saya mendapat kesan yang sangat baik. Dari sesi yang dibawakan oleh dokter tadi, banyak ilmu yang saya dapat. Saya berharap semoga ke depannya Tzu Chi bisa lebih banyak lagi membantu orang-orang yang membutuhkan,” kata Jennifer.

Suasana kekeluargaan dan kehangatan mewarnai keseluruhan aktivitas hari itu. Senyum tawa, semangat bekerja tanpa lelah, juga kekompakan seakan menjadi gambaran satu potret keluarga, keluarga besar Tzu Chi.

“Ketika kita bisa bertemu, itu adalah jawaban dari doa. Ketika tiada perbedaan, itu adalah keluarga”.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menyambut Penerima bantuan Layaknya Keluarga

Menyambut Penerima bantuan Layaknya Keluarga

20 Januari 2020

Relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Medan Selatan mengundang para penerima bantuan pulang ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning (5/1/2020). Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun untuk lebih mendekatkan penerima bantuan beserta keluarganya dengan Tzu Chi. Kepulangan para penerima bantuan ini selalu disambut hangat layaknya keluarga.

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -