Menyongsong Masa Depan yang Lebih Cerah

Jurnalis : Johan (He Qi Pusat), Fotografer : Johan (He Qi Pusat)


Anak-anak asuh berbaris memasuki ruangan sebelum acara dimulai.

Minggu 3 Juni 2018 merupakan hari di mana anak-anak asuh Teratai dari He Qi Pusat berkumpul. Acara yang dilaksanakan di ITC Mangga Dua lantai 6 tersebut berlangsung secara sederhana namun penuh dengan nilai-nilai budaya humanis Tzu Chi. Kali ini acara yang dibawakan oleh Mettasari ini dihadiri oleh 46 anak asuh dengan didampingi oleh 14 relawan He Qi Pusat.

Acara dibuka dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, dilanjutkan dengan melihat tayangan Master Cheng Yen Bercerita, yang berjudul "Nilai sebuah batu". Setiap benda pasti memiliki nilai, demikian juga dengan sebuah batu. Walaupun hanya sekedar batu tetapi bila dihadapkan dengan orang yang paham dan mengerti akan kondisi batu tersebut, batu tersebut akan memiliki nilai. Apalagi bila batu itu diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti liontin ataupun sebuah patung Buddha.

Demikian pula dengan kehidupan. Ibarat sebuah batu, kehidupan pun bisa mempunyai nilai ketika kita bisa menghargai kehidupan itu sendiri. Nilai kehidupan akan ditentukan oleh kita sendiri,  sebesar apakah manfaat yang dapat kita kembangkan untuk kehidupan, hanya kita sendiri yang bisa menentukan. Jadi Master Cheng Yen mengumpamakan batu itu sebenarnya adalah kehidupan itu sendiri. Seberapa besar nilai kehidupan seseorang berbanding lurus dengan seberapa besar kehidupan seseorang tersebut bisa membawa manfaat terhadap alam dan orang-orang di sekitarnya.


Anak-anak asuh dan Mentor Teratai tengah mendengarkan beberapa sharing.


Jensen,  Yanny,  dan Willy memberikan sharing tentang usaha yang dilakukan untuk mencapai masa depan yang lebih cerah.

Acara dilanjutkan dengan sesi sharing dari tiga orang mentor Teratai. Sharing pertama dibawakan Jensen yang lebih banyak mengisahkan kehidupan sekolahnya di luar negeri. Walaupun terkendala oleh bahasa namun Jensen akhirnya bisa melewatinya dengan sukses. 

“Harus tetap bertahan dan rajin belajar walaupun ada kesulitan. Dengan adanya tekad baru timbul kekuatan,” pesan Jensen yang disampaikan kepada anak-anak asuh.

Sharing yang kedua disampaikan oleh Yanny, salah seorang mentor senior di Teratai. Yanny banyak bercerita tentang suka duka dia semasa sekolah yang berpindah-pindah. Otomatis teman dan lingkunganpun selalu berubah. Yang membuat Yanny berhasil adalah dia selalu membuka hatinya untuk mau belajar, dia berani untuk mempunyai impian, sehingga arah dan tujuan yang mau dicapai menjadi jelas. Karena hidup jauh dari orang tua akhirnya Yanny belajar berhemat, rajin menabung, dan serius menjalani apapun yang telah diniatkan dari awal.

“Adik-adik harus pandai pandai menjaga kesehatan, karena kesehatan itu sangatlah penting dalam menunjang kegiatan kita dalam mencapai cita cita dan tujuan,” pesan Yanny.


Nony Thio memberikan penjelasan mengenai budaya humanis Tzu Chi dan menginformasikan kamp anak asuh pada bulan Juli 2018 kepada anak-anak asuh.

Sesi sharing berikutnya dibawakan oleh Willy. Willy banyak bercerita tentang dukungan dan perhatian orang tua ketika dia pergi merantau. Dukungan dan perhatian itulah yang mampu menguatkan Willy dalam mengejar cita-cita dan impian.

“Janganlah meremehkan nasehat orang tua walau sekecil apapun. Jadikan itu sebagai cambuk untuk semakin melecut diri kita dalam melaksanakan tugas apapun termasuk dalam proses belajar mengajar,” ujar Willy.

Sebelum acara berakhir, Nony Thio dengan semangatnya tampil di depan untuk menguatkan hati anak-anak agar semangat belajar sambil memberikan tips berbudaya humanis yang baik dan benar.  Sesi Nony diakhiri dengan beberapa pengumuman penting yang salah satunya adalah agenda kamp anak asuh pada bulan Juli mendatang. Acara ditutup dengan pemberian hormat kepada Master Cheng Yen,  kemudian anak-anak asuh berbaris rapi meninggalkan tempat acara.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Melindungi Bumi dengan Melestarikan Lingkungan

Melindungi Bumi dengan Melestarikan Lingkungan

15 Oktober 2018
Dalam acara ini selain anak-anak mendapatkan bantuan biaya pendidikan juga diberikan pemahaman budi pekerti sebagai bekal mereka terjun ke masyarakat kelak, sehingga menjadi manusia yang bukan hanya berpendidikan, tetapi juga mempunyai akhlak yang mulia.
Who Am I?

Who Am I?

15 Agustus 2019

Dengan mengisi selebaran kertas, anak-anak dapat memikirkan secara langsung dan tidak langsung kepribadian mereka. Ini salah satu kegiatan Gathering Anak Asuh pada Minggu, 4 Agustus 2019.

Hari Ibu yang Dirayakan Anak Asuh Tim Teratai

Hari Ibu yang Dirayakan Anak Asuh Tim Teratai

04 Desember 2018

Relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Pusat setiap bulan di Minggu pertama mengadakan pertemuan dengan Anak-anak asuh Tim Teratai. Pada bulan Desember ini, pertemuan anak asuh jatuh pada Minggu, 2 Desember 2018. Sebanyak 73 orang, terdiri dari 45 anak asuh dan 28 wali anak asuh menghadiri pertemuan yang kali ini juga merayakan Hari Bakti atau Hari Ibu.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -