Merasa Masih Ada yang Memperhatikan, Masih Ada Yang Peduli

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah


Rombongan dari RSCK Tzu Chi memasuki Gubuk Perkebunan Taman Kencana untuk mengunjungi Kasih dan bayinya, Muhammad Hendrianto, Selasa 8 Oktober 2019. Kunjungan kasih ini rutin dilakukan dokter dari RSCK Tzu Chi secara bergantian kepada para penerima bantuan Tzu Chi.

Kasih (22) masih tak menyangka, di bedeng berukuran 3x6 meter yang ia tinggali bersama suami dan dua anaknya, ia dikunjungi rombongan dokter dari Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Ada Dokter Toto Suryana, Dokter Febriana Josephine, dua perawat, dan dua relawan pemerhati. Tapi karena ruang yang sempit itu, tak semua tamu dapat masuk ke dalam.

Alhamdulillah senang, masih ada yang peduli. Masih tidak percaya saya dibantu. Tadi saya dipesan untuk kontrol lagi ke sana (RS Cinta Kasih Tzu Chi),” kata Kasih seakan kehabisan kata-kata.

Tujuh belas hari sebelumnya Kasih melahirkan bayi laki-laki yang lucu di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Bayi itu ia beri nama Muhammad Hendrianto. Kasih menjalani operasi Caesar karena usia kandungannya lebih bulan. 

Dalam kunjungan kasih ini, Dokter Febriana Josephine, dokter umum dari RSCK Tzu Chi memeriksa kesehatan bayi dan Kasih. Rombongan dari RSCK ini juga membawakan beberapa pasang baju untuk si bayi.

“Kondisinya masih dalam batas normal, geraknya juga cukup aktif. Paru-parunya juga masih normal. Suhu badannya juga normal. Ini perawatan bayi baru lahir saja sih,” kata Dokter Febriana Josephine, atau yang akrab disapa Dokter Jose.

“Kalau ibunya ini kan baru melahirkan, paling ya untuk perawatan 40 hari-an postpartum. Untuk bayinya, berikan ASI terus sampai usia 2 tahun,” tambah Dokter Jose, sapaan akrab dokter Febriana Josephine.


Dokter Jose, dokter umum dari Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi tampak telaten memeriksa kondisi kesehatan si bayi. 

Kunjungan kasih kali ini menjadi salah satu yang meninggalkan kesan mendalam bagi Dokter Jose. Bagaimana tidak, bayi berumur 17 hari ini harus tinggal dalam kondisi serba kurang.

“Saya tersentuhnya itu soal lingkungannya. Apalagi ini kan untuk tinggal saja masih menumpang. Itu kan sangat menyentuh hati ya. Mereka dipinjami oleh orang untuk bisa tinggal di sini,” kata Dokter Jose.

Sudah tiga tahun ini, Kasih dan suaminya juga anaknya Noval tinggal di Gubuk Perkebunan Taman Kencana. Lokasinya berada di belakang Perumahan Taman Kencana, Kelurahan Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat.

“Yang kami tempati sekarang itu, gubuk teman saya. Nanti apabila ia datang, kalau memang dia mau pakai, saya harus balik lagi ke gubuk lama, tak jauh dari sini yang sebelumnya kami tempati selama dua tahun,” ujar Yadin, suami dari Kasih.

“Lebih enak di sini karena ada penerangan. Kalau di sana cuma pakai lilin,” kata Kasih. 

Kasih dan Yadin mencari nafkah dengan memulung sampah. Sebelum tinggal di Gubuk Perkebunan Taman Kencana ini mereka tinggal di jalanan.

“Dulu kalau mau tidur ya tidur di kolong jembatan dan tidur di gerobak. Paling sering berteduh di jembatan Grogol. Biasanya kami memulung dari Bantar Gebang (Kabupaten Bekasi) lalu balik ke sini. Kadang ke Cengkareng,” tambah Yadin.


Kebahagiaan tak hanya dirasakan Kasih dan Yadin usai dikunjungi, tapi juga para dokter, perawat, dan relawan Tzu Chi karena diberikan kesempatan untuk berbagi kasih. 

Suatu hari, teman mereka yang juga pemulung memberitahu bahwa ada tempat di belakang perumahan tersebut dan mengajak keduanya tinggal di sini. Yadin lalu membangun gubuk di sini.

Untuk menambah penghasilan, di Gubuk Perkebunan Taman Kencana ini, Yadin mencoba bercocok tanam. Ia menanam labu, singkong, dan kundur, lalu menjualnya langsung ke pasar. Yadin juga kerja serabutan, apa saja asal halal. Pada kunjungan kasih kali ini baik Kasih maupun Yadin merasa keberadaan mereka dianggap ada dan melihat bahwa di luar sana masih ada orang-orang yang mau peduli.

“Terima kasih banyak Pak dokter, Bu dokter, bapak dan ibu sudah melihat kami ke sini,” kata Yadin, yang diiyakan dengan anggukan Kasih, ketika rombongan relawan hendak pamit pulang.

“Kami juga terima kasih banyak, Pak, Bu. Pesan saya, yang penting ibu harus mengikuti aturan dokter, harus kontrol ya, lalu si bayi harus dapat Asi, ya?” kata Dokter Toto dengan ramahnya.

“Iya dokter,” jawab kasih. Foto bersama pun mengakhiri kunjungan kasih siang hari yang terik itu.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Tumpuan dan Harapan Inah

Tumpuan dan Harapan Inah

12 November 2020

Tak banyak yang bisa dilakukan Inah (54), warga Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat selama sebelas tahun ini. Inah mengalami stroke yang menyebabkan kakinya lumpuh. “Sejak ada bantuan, Alhamdulillah saya bisa pakai pampers (diapers) setiap hari. Dulu beli pampers juga nggak kebeli sama anak saya. Saya berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena sudah dibantu selama ini,” ujarnya.

Merasa Masih Ada yang Memperhatikan, Masih Ada Yang Peduli

Merasa Masih Ada yang Memperhatikan, Masih Ada Yang Peduli

09 Oktober 2019
Kasih (22) masih tak menyangka, di bedeng berukuran 3x6 meter yang ia tinggali bersama suami dan dua anaknya, ia dikunjungi rombongan dokter dari Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi. Ada Dokter Toto Suryana, Dokter Febriana Josephine, dua perawat, dan dua relawan pemerhati.
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -