Pelestarian Lingkungan Plus di Taman Aries

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Megawati, Ami Haryatmi (He Qi Barat)

doc tzu chi

Para relawan memanfaatkan bekas bungkus kopi menjadi barang bernilai guna, seperti tikar, tas dan keranjang.

“Sungguh sangat memprihatinkan menurut KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) bahwa Indonesia mendapat peringkat kedua sedunia dalam pencemaran plastik. Kalau plastik yang masih bisa didaur ulang, telah kita lakukan dalam Pelestarian Lingkungan rutin. Tapi plastik berlapis aluminium sangat sulit untuk didaur ulang. Itulah mengapa saya berkomitmen untuk terus membuat prakarya dari barang yang tidak bisa di daur ulang ini,” kata Nilaratny Sutiono, insan Tzu Chi dari Jakarta Barat dalam kegiatan pelestarian lingkungan di kawasan Taman Aries Jakarta Barat, Minggu 2 April 2017.

Acara yang disiapkan oleh para relawan Tzu Chi sejak pukul 7.30 WIB ini dihadiri oleh 25 insan Tzu Chi di komunitas Kebonjeruk dan beberapa dari Cengkareng. Koordinator  kegiatan kali ini adalah relawan Megawati. Kali ini beberapa acara ditambahkan dalam kegiatan rutin pelestarian lingkungan. Seperti  membuat barang-barang suvenir dari bekas bungkus kopi yang diajarkan oleh relawan Nilaratny. Relawan Nilaratny khusus datang untuk berbagi ilmu membuat hasil karya. 

Bungkus kopi umunya dibuat dari plastik berlapis aluminium sangat sulit untuk didaur ulang.

Salah satu hasil karya dari plastik bungkus kopi.

Sejak dua tahun yang lalu Nila, begitu Ia akrab disapa menggeluti pemanfaatan bekas bungkus kopi. Hasil karyanya berupa dompet, tas, bahkan tikar besar beberapa kali disumbangkan ke vihara, untuk alas berdoa para Suhu. Karyanya menjadi suvenir kerabat di Jerman dan mancanegara lainnya. Bahkan beberapa tikar dari bekas bungkus kopi menjadi alas berdoa di salah satu vihara di Thailand.

Selain acara rutin pengumpulan barang daur ulang, dan pelajaran merangkai bungkus kopi, ada juga acara pemotretan bagi insan Tzu Chi untuk name tag yang baru, oleh  juru foto Merry. Kegiatan berlanjut dengan berkeliling mengambil barang daur ulang dari warga sekitar. Selain itu tidak ketinggalan pula acara pembuatan Garbage Enzym oleh relawan Yani dan Ami, yaitu enzim yang difermentasi dari sampah kulit buah. Banyak warga Taman Aries yang tertarik dengan pembuatan cairan yang memiliki banyak manfaat  untuk pestisida alami, pembersih lantai, pupuk,  dan lainnya.

Kegiatan pelestarian lingkungan kali ini, para relawan juga membuat cairan pembersih yang ramah lingkungan.

Pada pukul 11.30 WIB, acara ditutup dengan merawat kebun mini. Beberapa tumbuhan sayur terlihat menghijau, menunggu untuk dipanen beberapa saat lagi. Slogan kebun mini Tzu Chi ini adalah Membalas Kebaikan Alam dengan Menanam, yang berarti salah satu bentuk kontribusi terhadap alam yang telah memberikan segalanya bagi umat manusia.

Beberapa tumbuhan sayur yang ada di kebun mini terlihat menghijau dan siap untuk dipanen beberapa saat lagi.

Insan Tzu Chi takkan pernah lelah untuk  turut melestarikan bumi. Seperti yang kali ini dilakukan,  ada empat kegiatan yang ditambahkan, yaitu  pengumpulan barang bekas, pembuatan prakarya, pembuatan Garbage Enzyme dan merawat kebun. Semuanya  terangkum dalam satu misi,  bertujuan menyelamatkan dan mengasihi alam raya seperti alam mengasihi kita semua.  Insan Tzu Chi akan terus berpegang pada ajaran Master Cheng Yen bahwa  “Tangan yang biasa untuk bertepuk tangan ini, akan digunakan untuk melestarikan alam.”

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -