Penyemangat di Tengah Duka

Jurnalis : Wily, Fotografer : Wily

Relawan Tzu Chi memberikan bantuan kepada warga korban kebakaran di Tambora, Jakarta Barat.

Eisulastri sudah terbiasa tidur ditemani suara kereta yang melintas. Maklum, rumahnya yang terletak di kawasan padat penduduk  Pangeran Tubagus Angke, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat itu hanya berjarak beberapa meter dari rel kereta.

Namun, malam itu berbeda. Suara kepanikan dan ketakutan warga-lah yang membuat Lastri, sapaan akrab Eisulastri ini terjaga dari mimpinya. Hari Jumat, 19 Desember 2014, pukul 03.30 dini hari, si jago merah mengamuk meluluhlantakan kawasan ini. Sebanyak 38 rumah hangus terbakar dan menyebabkan 315 jiwa di kelurahan ini kehilangan tempat tinggalnya.

Menurut Wakil Lurah Angke, Agus Febiyan, kebakaran ini diduga diakibatkan oleh kebocoran gas. “Kita hanya bisa mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati agar kebakaran tidak terulang,” tuturnya

Lastri hanya bisa pasrah saat rumahnya dilalap api. Kebakaran itu juga membuatnya kehilangan kakak angkatnya, Yati yang terjebak di dalam rumah bersama anaknya, Teguh yang masih Balita. “Saya cuma bisa menyelamatkan diri, saya minta dia loncat, dia bilang nggak bisa, nggak bisa,” tutur Lastri.

Luka di sekujur tubuh Lastri yang mulai menutup itu menjadi saksi kejadian kebakaran yang merenggut anggota keluarganya.

Sebanyak 38 rumah hangus terbakar dan menyebabkan 315 jiwa di kelurahan ini kehilangan tempat tinggalnya. 

Luka bakar di tubuhnya juga menyisakan pedihnya kebakaran itu. Hingga kini Lastri belum memiliki rencana ke depannya. “Masih bingung, nggak tahu mau kemana lagi,” tambahnya.

Sedikit harapan muncul ketika Tzu Chi memberikan bantuan. Sebanyak 100 paket kebakaran yang berisi berbagai perlengkapan sehari-hari diberikan kepada para korban kebakaran. Lastri turut berbahagia mendapat bantuan. “Syukur alhamdullilah,” tutur wanita berusia 27 tahun itu.

Penerima bantuan lain, Marsih juga mengungkapkan rasa syukurnya. Marsih menceritakan pada malam kejadian kebakaran dirinya tidak sempat menyelamatkan apapun. “Waktu itu, pintu digedor-gedor, saya langsung cari anak saya, tahunya dia lagi di jalan nangis,” ungkap Marsih saat menceritakan suasana saat kejadian. “Terima kasih kepada Tzu Chi atas bantuannya,” tambah Marsih.

Pemberian bantuan ini merupakan salah satu bagian dari misi amal Tzu Chi saat masyarakat ditimpa musibah. Hal ini disampaikan oleh salah satu relawan Tzu Chi, Lai Lim Kiong. Lebih lanjut, Lai Lim Kiong berharap warga agar lebih berhati-hati dan waspada terutama menyangkut peralatan yang dapat menjadi sumber kebakaran.

Artikel Terkait

Penyemangat di Tengah Duka

Penyemangat di Tengah Duka

22 Desember 2014 Sedikit harapan muncul ketika Tzu Chi memberikan bantuan. Sebanyak 100 paket kebakaran yang berisi berbagai perlengkapan sehari-hari diberikan kepada para korban kebakaran. Lastri turut berbahagia mendapat bantuan. “Syukur alhamdullilah,” tutur wanita berusia 27 tahun itu.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -