Saya Bisa Berkata Baik

Jurnalis : Helen Eliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Sanny Wilson, Diman (Tzu Chi Pekanbaru)

Kelas Budi Pekerti

Pada 15 November 2015, Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban kembali diadakan di Kantor Tzu Chi Pekanbaru. Sebanyak 20 xiao pu sa mengikuti kelas bertemakan “Saya Bisa Berkata Baik” ini.

Misi pendidikan merupakan salah satu misi utama Tzu Chi yang menekankan pada pembangunan karakter anak yang berbudi pekerti. Budi pekerti ini diwujudkan dalam sikap sopan santun, selalu bersyukur, dan saling menghormati sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan terbaik dimulai dari usia dini. Sehingga, Tzu Chi membuka wadah bagi anak berusia lima sampai delapan tahun dalam kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban. Di kelas Qin Zi Ban ini, anak-anak dipanggil dengan sebutan Xiao Pu Sa yang secara harfiah berarti Bodhisatwa cilik. Mereka juga didampingi du ifu yang berperan selayaknya mentor.

Jumlah anak kelas Qin Zi Ban di Tzu Chi Pekanbaru tahun 2015 adalah sebanyak 25 anak yang dibagi kedalam empat grup yaitu Grup Zhi Zu (Puas Diri), Gan En (Bersyukur), Shan Jie (Berpengertian), dan Bao Rong (Berlapang Dada), yang masing-masing grup terdiri dari 7 hingga 8 orang anak dan didampingi oleh 10 dui fu.

Kelas Qin Zi Ban yang diadakan setiap sebulan sekali ini dilaksanakan pada tanggal 15 bulan November di Kantor Penghubung Tzu Chi Pekanbaru. Sejak pukul 10 pagi, para xiao pu sa telah datang ditemani dengan orang tuanya masing-masing.

Kelas Budi Pekerti

Kelas diisi dengan drama menggunakan boneka tangan agar para xiao pu sa dapat lebih memahami materi.

Kelas dimulai dengan memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen kemudian dilanjutkan dengan memberi salam kepada papa mama dan kepada mentor mereka. Kegiatan dilanjutkan dengan review dan pemaparan materi.

Saya Bisa Berkata Baik” merupakan tema materi pada hari itu yang berpedoman dari Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi: “Dalam berbicara harus tulus dan ramah.”

Xiao pu sa akan diajak untuk membaca dan memahami kata demi kata dari kata perenungan Master Cheng Yen. Tishe, mentor yang memimpin kegiatan hari itu juga memberi pemahaman kepada xiao pu sa mengenai kata-kata baik yakni ada kata-kata yang bersifat memuji, kata-kata yang menghibur, kata-kata yang menyemangati serta kata-kata yang berupa ungkapan terima kasih.

Agar xiao pu sa lebih mengerti materi dari tema yang disampaikan, maka diperankan sebuah drama boneka tangan. Drama tersebut menceritakan tentang salah satu tokoh yang berkata baik dan satu tokoh yang lainnya berkata tidak baik. Drama ini berakhir dengan tokoh berucap tidak baik sadar bahwa perkataan tidak baiknya membuat orang lain sedih. Anak-anak terlihat tertarik dan sangat bersemangat mengikuti dan memahami drama tersebut.

Kelas Budi Pekerti

Para xiao pu sa juga diajak mempraktikkan langsung bagaimana berkata yang baik.

Kegiatan dilanjutkan dengan menggunakan aroma harum dan bau tidak sedap disertai drama. Setelah itu Tishe kembali menjelaskan kepada anak-anak bahwa kita harus selalu berkata baik agar orang lain menjadi senang seperti saat kita mencium aroma yang harum kita pasti akan merasa bahagia, dan sebaliknya jika kita berkata-kata tidak baik, maka akan membuat orang lain menjauhi kita seperti saat kita mencium aroma yang tidak sedap.

Praktik Langsung

Selain memahami tentu harus dipraktekkan. Oleh karena itu, dalam kelas Qin Zi Ban ini diselipkan kuis tentang ucapan baik. Misalnya saja salah satu xiao pu sa bernama Yos. Dia mendapat pertanyaan, “kata baik apa yang Yos sampaikan kepada mama?” Yos yang masih duduk di taman kanak-kanak itu menjawab, “Terima kasih, Ma.” Yos kemudian memeluk mamanya.

Kelas Budi Pekerti

Acara ditutup dengan membuat kantong aroma untuk mengingatkan para xiao pu sa untuk berkata baik.

Sedangkan, xiao pu sa lain bernama Malvin, mendapat pertanyaan: “ketika ada teman yang menangis karena belum dijemput, kata baik apa yang diucapkan?” Dia menjawab, “Jangan menangis yah, papa mama pasti akan datang jemput.”

Kelas tidak berakhir begitu saja. Para xiao pu sa diajak membuat kantong aroma berisi bunga kering nan harum. Harapannya, para xiao pu sa akan selalu ingat untuk berkata baik. Selain kantong aroma, agar xiao pu sa tidak melupakan materi bulan ini, mereka juga diberi lembaran tugas untuk menuliskan kata-kata baik yang telah diucapkan setiap harinya.


Artikel Terkait

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -