Semangat Membagi Cinta Kasih di Bidang Kesehatan

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Ryanto Budiputra, Hasan Tiopan, Zusin, Darwis (Tzu Chi Medan)


Sebanyak 115 tim dokter melayani bakti sosial kesehatan di Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Jl. Pelajar Timur No. 264, Medan

“Pengobatan adalah tugas mulia dalam kehidupan. Bukan hanya upaya untuk menyelamatkan kehidupan, lebih dari itu pengobatan juga harus dapat menunjukkan kasih sayang terhadap kehidupan.” Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Di awal tahun 2019, Tzu Chi Medan mencetuskan sebuah semangat untuk menggalang hati para dokter di Kota Medan guna bersama-sama menyebarkan cinta kasih dalam bidang kesehatan melalui bakti sosial. Bakti Sosial kesehatan yang diadakan meliputi pemeriksaan kesehatan oleh dokter umum, THT, kulit, dan gigi. Mereka yakin bahwa dengan mengadakan bakti sosial di bidang kesehatan, akan bisa membantu mengurangi penderitaan banyak orang.

Semangat tersebut terlaksana pada 3 Maret 2019. Sebanyak 115 tim dokter melayani bakti sosial kesehatan di Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Jl. Pelajar Timur No. 264, Medan. Dokter-dokter itu terdiri dari 35 dokter umum, 10 dokter kulit, 4 dokter THT, 30 dokter gigi, 11 Sarjana Kedokteran Gigi (SKG), 19 apoteker, 2 sarjana apoteker, dan ada juga 4 orang mahasiswa farmasi.


Bakti Sosial kesehatan yang diadakan 3 Maret 2019 itu meliputi pemeriksaan kesehatan oleh dokter umum, THT, kulit, dan gigi.

Begitu banyak dokter yang bergabung pada baksos merupakan wujud kesungguhan hati dari seluruh tim, termasuk dr. Juskitar yang merupakan PIC tim medis. “Semua menjalankan pengobatan ini dengan prisnsip humanis TIMA yaitu gratitude (kita berterima kasih karena mendapat kesempatan berbuat kebajikan), respect (menghormati sesama) dan love (cinta kasih) ataupun tim dokter menjalankan pengobatan dengan hati yang welas asih, rasa senasib dan sepenanggungan, serta berpikir dari sudut pandang pasien. Sungguh luar biasa dan semoga tetap berkelanjutan di masa-masa mendatang,” ungkap dr. Juskitar.

Tidak kalah dari tim medis, relawan yang tergabung dalam kegiatan baksos ini ada 159 relawan. “Sungguh luar biasa semangat dari para dokter dan relawan. Kami berharap dokter yang ikut bakti sosial kali ini akan tergerak hatinya untuk menjadi bagian dari TIMA Tzu Chi Medan,” tutur Uman, PIC tim relawan.

Untuk Kebaikan Bersama

Mujianto, Ketua Tzu Chi Medan mengatakan bahwa, tujuan utama bakti sosial ini adalah merawat kesehatan para santri karena kesehatan itu sebenarnya sangat mahal dan kadang tidak bisa dibeli dengan uang. Ia juga berharap bahwa kesempatan bersumbangsih yang telah diberikan oleh pihak pesantren ini nantinya diharapkan dapat membuka jalinan jodoh bagi pesantren lainnya.


Mujianto (seragam biru putih), Ketua Tzu Chi Medan merasa perawatan kesehatan adalah sesuatu yang penting karena menurutnya kesehatan itu mahal harganya dan kadang tidak bisa dibeli dengan uang.

Mendengar pemaparan Mujianto, Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar, K.H. Syech Ali Akbar Marbun, mengungkapkan banyak terima kasih. Ia berdoa semoga pekerjaan yang mulia ini akan tetap berlanjut untuk masyarakat dan semua insan di seluruh dunia. “Kepada seluruh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan kepada semua dokter, kami doakan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dari pada relawan dan semua dokter,” tutur K.H. Syech Ali Akbar Marbun.

Baksos itu juga dihadiri beberapa ulama, di antaranya Ketua Umum Sumatera Berdoa JA. Ferninandus. Ia yang sudah mengenal Tzu Chi lima tahun lamanya berharap bisa juga bekerja sama dalam berbagai kegiatan untuk membantu sesama. “Hentikanlah rasa kepedulian terhadap hal-hal yang tidak baik, tapi tingkatkanlah rasa kepedulian atas dasar kita ini satu bangsa,” pesannya.


K.H. Syech Ali Akbar Marbun, Pendiri Pesantren Al Kautsar Al Akbar merasa bergembira karena pesantren Al Kautsar Al Akbar mendapat bantuan kesehatan dalam bentuk bakti sosial dari Tzu Chi.

Hadir juga dalam baksos ini Pimpinan Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an yang juga memimpin Majelis Taklim Jabal Noor Utama, K.H. Zulfiqar Hajar, Lc.  Ia kagum dengan filosofi Tzu Chi. “Pasukan semut itu mempunyai makna yang besar. Mereka bergotong royong. Dana yang kecil tapi dikumpulkan bisa membantu banyak orang,” ujarnya.

Anak K.H. Zulfiqar Hajar yang juga seorang dokter merasa kagum dengan baksos ini. “Baru kali ini saya lihat begitu banyak dokter yang turun dalam bakti sosial kesehatan dan rata-rata dokter specialist di bidangnya dan saya lihat baksos ini tidak sekedar main-main karena betul-betul di periksa dan betul-betul dilayani dengan hati sehingga menjadi pelajaran bagi kami sebagai dokter dan jika ada jalinan jodoh, semoga saya juga bisa ikut dalam bakti sosial Tzu Chi,” kata dr. Hasanul Arifin yang mengambil spesialisasi saraf dan neurologi.

Membagi Ilmu

Selain mengadakan pengobatan, baksos ini juga memberikan penyuluhan kesehatan kepada para santri. Bakti sosial ini dibagi menjadi 2 sesi: sesi SMP dan SMA. Saat Anak-anak SMP mendapatkan pengobatan maka anak-anak SMA akan mendapatkan penyuluhan, begitu pula sebaliknya di sesi kedua.

Dalam sesi penyuluhan, relawan memperkenalkan Tzu Chi kepada para santri. Mulai dari apa visi dan misi Tzu Chi hingga memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga bersama-sama.


Relawan mengajak para santri bersama-sama memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga.

“Dalam penyuluhan kesehatan ada tiga topik utama selain pengenalan tentang Tzu Chi. Pertama tentang kesehatan gigi dan mulut, lalu tentang penyalahgunaan narkoba,” kata dr Wijaya Taufik Tiji, PIC penyuluhan.

Para santri pesantren sangat gembira mendapat perhatian dan pengobatan dalam baksos. Salah satunya Muhammad Zaid Al Haq yang mengungkapkan terima kasihnya. Menthary Putri Eka Salia juga mengungkapkan hal yang sama. “Terima kasih Tzu Chi. Bakti sosial hari ini sangat menarik, karena banyak pengetahuan yang bisa diambil, apa yang kami tanyakan akan dijelaskan oleh para dokter sehingga menambah wawasan kami.” Lain halnya dengan Zensfrensisken yang malah sangat tertarik dengan peragaan isyarat tangan Satu Keluarga.

Menambah Kekuatan Bersama

Sebanyak 458 santri, staf pesantren, dan warga sekitar, hari itu mendapatkan pelayanan kesehatan. Tim medis Tzu Chi nampak sangat antusias. Dokter Julijamnasi Sp. Onk. Rad, salah satunya yang terlihat paling gembira. Dokter yang sejak tahun 2005 telah menjadi anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia di Tzu Chi Medan itu juga bersyukur karena mendapat kesempatan untuk bersumbangsih. “Tentu semua tim medis merasa bahagia karena Tzu Chi sudah menyediakan sebuah ladang berkah bagi kami untuk berbuat baik,” katanya.


Sebanyak 458 santri, staf pesantren, dan warga sekitar, hari itu mendapatkan pelayanan kesehatan.

Mega Sari, S.Farm juga merasakan pengalaman yang sangat berharga di mana ia untuk pertama kali bertanggung jawab sebagai koordinator tim farmasi dalam baksos kali ini. Ia berharap bisa semakin giat mengajak teman-teman farmasi dan apoteker untuk ikut memperpanjang barisan TIMA Medan.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -