Sosialisasi Calon Relawan TIMA Medan

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Liani (Tzu Chi Medan)


Dokter Juskitar, Sp.Kj, Ketua TIMA Medan membawakan materi pengenalan TIMA, Visi, Misi dan prinsip Budaya Humanis TIMA. 

Tzu Chi International Medical Association atau TIMA adalah perhimpunan dokter dan relawan medis yang berada di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Keberadaan Tim Medis Tzu Chi ini sangat penting dalam memperkuat barisan insan Tzu Chi di Indonesia, khususnya di Medan, Sumatera Utara.

Sebelum seorang tenaga medis menjadi relawan TIMA maka ia wajib mengikuti sosialisasi calon relawan TIMA agar sebelum melangkah masuk ke komunitas TIMA, terlebih dahulu mengenal dan memahami visi dan misi Tzu Chi serta mengenal dan memahami visi dan misi TIMA.

Sosialisasi calon relawan TIMA Medan kali ini diadakan pada Minggu, 29 September 2019 di Gedung Tzu Chi Komplek Grand Jati Junction No P-1, Jl. Perintis Kemerdekaan Medan yang diikuti 34 orang calon relawan TIMA.

Apa Itu Tzu Chi ?
Untuk lebih memahami tentang Tzu Chi, Handra Sikoko, relawan Tzu Chi Medan menjelaskan kepada calon anggota TIMA tentang Tzu Chi. Apa yang dilakukan Tzu Chi dan para relawannya di seluruh dunia juga tidak terlepas dari visi dan misi Tzu Chi.


Sebanyak 34 orang mengikuti acara Sosialisasi Calon Relawan TIMA.


Sepuluh orang tenaga medis yang merupakan anggota TIMA Medan memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga.

Yayasan Buddha Tzu Chi adalah sebuah Non Government Organization (NGO) yang didirikan seorang biksuni, yaitu Master Cheng Yen, pada tahun 1966. Yayasan ini berpusat di Hualien, Taiwan dan saat ini memiliki 372 kantor di 54 negara dan telah tercatat sebagai salah satu International NGO di PBB.

Secara harfiah Tzu Chi berarti memberi dengan cinta kasih. Misi Tzu Chi adalah memberi bantuan materi seraya menumbuhkan cinta kasih dan rasa kemanusiaan dalam diri pemberi dan penerima bantuan. Dengan menumbuhkan cinta kasih terhadap sesama maka akan dapat mengurangi berbagai penderitaan dan masalah di dunia, seperti yang Master Cheng Yen katakan, “Untuk menyelamatkan dunia, kita harus memulainya dengan mengubah hati manusia yaitu hati yang penuh welas asih.”

Visi Tzu Chi adalah menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat aman dan tenteram serta dunia terbebas dari bencana. Untuk mencapai visi ini, Tzu Chi menjalankan 4 misi utama dan 8 jejak Dharma, yaitu: Misi Amal, Kesehatan, Pendidikan, Budaya Humanis, Bantuan Bencana Internasional, Donor Sumsum Tulang, Pelestarian Lingkungan dan Relawan Komunitas.

Apa itu TIMA ?
Sebelum memasuki materi tentang “Apa itu TIMA”, 10 orang anggota TIMA Medan  mengajak semua peserta memperagakan isyarat tangan Satu Kekuarga. Inilah kali pertama peragaan isyarat tangan dibawakan oleh tim medis.


Sebagai penutup acara, Pengurus Harian Tzu Chi Medan Endang Kamal menyampaikan pesan dan harapannya kepada para calon anggota TIMA Medan ini.

Materi Apa itu TIMA dibawakan oleh Dr. Juskitar.Sp.Kj selaku Ketua TIMA Medan. TIMA adalah salah satu bagian dari Misi Kesehatan. Visi TIMA adalah mengobati penyakit, menyembuhkan manusia, dan menyembuhkan hati. TIMA harus bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan perasaan gembira, penuh welas asih, mempunyai perasaan berterima kasih, dan tetap menghargai orang yang diobati sesuai dengan prisnsip budaya humanis TIMA, yaitu: gratitude (kita berterima kasih karena mendapat kesempatan berbuat kebajikan), respect (menghormati sesama) dan love (cinta kasih). Dalam menjalankan pengobatan, Tim Medis Tzu Chi menjalankan pengobatan dengan hati yang welas asih, rasa senasib dan sepenanggungan, serta berpikir dari sudut pandang pasien.

Sebenarnya Dr. Bhaktiar Kamil sudah mengenal Tzu Chi sejak peristiwa tsunami Aceh di tahun 2004, namun jalinan jodoh dengan Tzu Chi baru terjalin sekarang. Awalnya dr. Bhaktiar ikut sosialisasi relawan, namun karena mengetahui statusnya seorang dokter maka diarahkan untuk ikut Sosialisasi TIMA dan setelah mendengar Visi dan Misi Tzu Chi dan TIMA, akhirnya dr. Bhaktiar mengisi form untuk daftar menjadi anggota TIMA.


Dr. Dela Vrianty (sebelah kanan) tertarik bergabung di TIMA karena Tzu Chi selalu memberikan bantuan langsung kepada orang yang membutuhkan serta dilakukan dengan rasa cinta kasih dan kepedulian

Ada juga Dr. Dela Vrianty yang sudah mengenal Tzu Chi sejak 5 tahun lalu, dan hari ini tergerak untuk ikut sosialisasi calon relawan TIMA. Mendengar bahwa Tzu Chi selalu memberikan bantuan langsung kepada orang yang membutuhkan bantuan, dan dilakukan dengan hati yang penuh cinta kasih menggerakkan hati dr. Dela Vrianty untuk bergabung di TIMA. “Biasanya dalam bakti sosial yang dilakukan organisasi lain, bantuan hanya diberikan begitu saja, tetapi di Tzu Chi bantuan harus diberikan langsung ke orangnya dan harus di-follow up sampai tuntas,” kata dr. Dela Vrianty.

Sementara itu Martyn, Skg, yang belakangan ini selalu mengikuti kegiatan bakti sosial yang diadakan Tzu Chi dan sudah langsung tahu bagaimana TIMA melayani masyarakat membuat Martyn bertekad untuk bergabung di TIMA. “Ketika ikut bakti sosial yang diadakan Tzu Chi, dimana kita melayani masyarakat dengan cinta kasih dan penuh kesabaran sehingga membuat saya bertekad bergabung di TIMA. Jika TIMA memerlukan tenaga saya, saya akan siap membantu,” tegas Martyn.


Dokter Bhaktiar mengisi formulir untuk mendaftar menjadi anggota TIMA Medan.

Sebagai penutup acara sosialisasi calon TIMA, Endang Kamal, relawan pemerhati TIMA dan selaku pengurus harian di Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Cabang Medan memberikan pesan kasihnya, “Saya sangat terharu dengan kehadiran para calon anggota TIMA yang telah menyisihkan waktunya untuk mengenal lebih dalam Visi Misi Tzu Chi dan TIMA , semoga tekad hari ini merupakan tekad awal bergabung di TIMA dan semoga bisa mempertahankan tekad awal ini sebaik-baiknya.” Endang juga berpesan kepada para calon anggota TIMA ini untuk selalu menggenggam tekad awal ini ketika sudah bergabung sebagai bagian dari keluarga besar Tzu Chi. “Walaupun nanti dalam berinteraksi dengan sesama relawan akan terjadi gesekan atau masalah, kita harus mengingat kembali tekad awal ini, gengamlah jalinan jodoh ini dan lakukanlah segala sesuatunya dengan hati penuh welas asih maka semuanya akan terasa indah dan bermakna,” kata Endang Kamal. 


Drg Shirley Adriana (kiri), koordinator sosialisasi calon relawan TIMA ini mengaku akan tetap bersemangat mengajak lebih banyak lagi tenaga medis untuk bergabung di TIMA Indonesia.

Sosialisasi calon relawan TIMA kali ini terbilang cukup banyak, hal ini tak lepas dari peran Drg. Shirley Adriana, koordinator kegiatan ini dalam mengajak dan menginformasikan kegiatan kepada para dokter dan tenaga medis lainnya. Drg Shirley Adriana merupakan anggota TIMA Medan angkatan pertama yang bergabung di TIMA sejak 2005. “Dengan sesama tenaga medis, saya sering menceritakan apa yang saya ketahui tentang TIMA dan apa yang sudah kita lakukan di dalam setiap kegiatan bakti sosial kesehatan supaya dapat menggerakkan lebih banyak tenaga medis lagi untuk bergabung di Tzu Chi. Hari ini ada 34 orang yang ikut acara sosialisasi, ini  juga berkat rekan-rekan TIMA yang selalu semangat membagi informasi ke rekan-rekan medis lainnya,” tutur Drg Shirley Adriana. “Harapan saya TIMA ini bisa menjadi sebuah ladang berkah, untuk itu semoga semakin banyak tenaga medis yang mau ikut menanam benih di ladang berkah ini,” kata Drg. Shirley Adriana menambahkan.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Sosialisasi Calon Relawan TIMA Medan

Sosialisasi Calon Relawan TIMA Medan

09 Oktober 2019

Sebelum menjadi anggota TIMA maka calon anggota wajib mengikuti sosialisasi Calon Relawan TIMA yang diadakan pada tanggal 29 September 2019 di Gedung Tzu Chi Komplek Grand Jati Junction, Medan. Kegiatan ini diikuti 34 orang calon relawan TIMA.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -