Sosialisasi tentang Ekoenzim, Pembersih Ramah Lingkungan

Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Nopianto (Tzu Chi Batam)

doc tzu chi

Mutiara sedang menjelaskan cara pembuatan ekoenzim dan manfaatnya bagi lingkungan serta kesehatan.

Selalu ada aktivitas yang berlangsung di komunitas Relawan Tzu Chi Batam tiap hari Sabtu.  Ada relawan yang melakukan daur ulang rutin di posko daur ulang, ada juga yang bergiliran memasak untuk para seniman di Aula Jing Si. Agar menambah makna di tengah-tengah rutinitas ini, Relawan Tzu Chi Batam juga menyelipkan sebuah kegiatan ekstra setelah kegiatan mereka tuntas.

Akhir pekan ketiga dari bulan Maret ini (18/03), relawan mengadakan sosialisasi singkat di Lantai 1 Aula Jing Si. Dengan bertemakan “Ekoenzim”, relawan Mutiara atau yang akrab dipanggil Baozhu berbagi kepada 15 orang relawan lainnya bagaimana cara membuat cairan pembersih rumah tangga yang ramah lingkungan. Ekoenzim merupakan hasil fermentasi sampah dapur berupa sisa-sisa sayuran dan kulit buah. Ekoenzim ini memiliki berbagai manfaat, salah satunya menjadi cairan pembersih lantai dan piring.

Pada kesempatan kali ini, Mutiara memberikan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan dua jenis ekoenzim. Jenis yang pertama merupakan ekoenzim yang biasanya digunakan untuk membersihkan lantai dan piring. Cara pembuatannya sangatlah sederhana, cukup mempersiapkan gula palem, sisa kulit buah-buahan (seperti Jeruk, Nanas), serta air dengan perbandingan 1 : 3 : 10.

Mutiara mencampurkan 100 gram gula palem, 300 gram sisa kulit Jeruk dan 1 liter air bersih dalam satu stoples plastik. Setelah melalui proses fermentasi selama tiga bulan, ekoenzim siap dipakai sesuai keperluan. Sedangkan jenis yang satu lagi hanya perlu mencampurkan kulit buah-buahan dan alkohol di dalam satu wadah. Waktu fermentasi juga relative singkat, yakni hanya perlu waktu satu minggu. Ekoenzim jenis ini dapat digunakan sebagai pembersih kaca. 

Hal yang Benar, Lakukan Saja

Mutiara telah mengenal konsep ekoenzim hampir 10 tahun. Ia pertama kali mendapatkan pengetahuan tentang ekoenzim di sebuah kegiatan Tzu Chi Singapura. Setelah pulang dari sana, Mutiara pun mulai menerapkan ekoenzim dalam kehidupan sehari-harinya. Selain berkontribusi kepada lingkungan, ia juga merasakan berbagai manfaat dari ekoenzim. “Sebelum menggunakan ekoenzim, anak-anak saya sering jatuh sakit. Tetapi semenjak mengganti cairan pembersih kimiawi dengan ekoenzim, kesehatan anak-anak saya semakin baik dan mereka sudah jarang sakit dibandingkan dengan dulu,” ungkapnya.

doc tzu chi

Dengan bermodalkan kulit buah-buahan, kita sudah bisa menciptakan ekoenzim yang ramah lingkungan.

doc tzu chi

Ekoenzim juga bisa digunakan untuk membersihkan noda membandel.

Namun perlu proses yang tidak singkat agar sang suami setuju dan menerima perubahan ini.

“Pas awal saya (memulai) ekoenzim di rumah, suami saya tidak setuju. Ia sempat bingung dan bertanya, emang uang kita tidak cukup untuk beli detergen ya? Kok harus ribet gitu? Tapi melihat berbagai manfaat dan sisi baik dari ekoenzim lambat laun ia pun bisa menerima dan mendukung. Bahkan ia sering menceritakan manfaat ekoenzim ke teman-temannya,” kata relawan yang sudah menerapkan pola hidup sehat ini selama tujuh tahun.  

Sosialisasi kali ini tidak hanya menambah wawasan tentang pelestarian lingkungan, tetapi juga mengingatkan para relawan bahwa pelestarian lingkungan bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Kesan ini dirasakan oleh salah seorang relawan komite Batam, Ong Lie Fong.

“Saya sangat gan en sama Baozhu shijie. Karena sejak beberapa bulan yang lalu saya mencari tahu tentang cara pembuatan ekoenzim, tetapi belum sempat ketemu. Namun setelah sosialisasi ini, semua keraguan saya terjawab dan saya akan menerapkan ekoenzim di kehidupan sehari-hari,” kata Ong Lie Fong .

Seperti kata Master Cheng Yen, jika kita tidak bersungguh hati dalam melaksanakan tugas kita, maka tidak ada tugas yang mampu kita selesaikan dengan baik. Dengan sosialisasi singkat ini, diharapkan para relawan mampu menerapkan pola hidup ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Editor : Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -