Tzu Chi Beri Perhatian Kepada Keluarga Penumpang Pesawat Sriwijaya SJ 182

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya


Para keluarga pesawat Sriwijaya SJ 182 mulai bedatangan pada Minggu sore ke posko crisis center terminal 2 D Bandara Soeta. Tangisan dan kesedihan para keluarga penumpang pesawat sriwijaya pecah di ruangan ini.

Relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia menyiapkan tim pemerhati untuk para keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Minggu siang 10 Januari 2021 tujuh Relawan Tzu Chi datang ke Crisis Center Sriwijaya SJ 182 Bandara Soekarno Hatta untuk berikan masker, alat pelindung wajah, pembersih tangan, air mineral, obat-obatan herbal, minyak kayu putih, dan vitamin.

“Hari ini kami memberi perhatian kepada keluarga penumpang pesawat Sriwijaya SJ 182 yang mana mereka lagi tunggu berita yang hingga saat ini belum dapat berita dari pihak Basarnas, KNKT maupun dari maskapai Sriwijaya. Keluarga penumpang sangat syok dan sedih karena mendapat kabar kecelakaan ini, jadi relawan memberi support dan berempati kepada keluarga penumpang,” ujar Ricky.

Ricky Budiman, relawan Tim Tanggap Darurat Tzu Chi berkoordinasi langsung dengan pihak kepolisian, Angkasa Pura, dan Sriwijaya Air terkait bantuan yang segera diberikan langsung kepada keluarga penumpang pesawat SJ 182.


Relawan TTD Tzu Chi memberikan perlengkapan protokol kesehatan, abat-obatan herbal dan botol air mineral kepada keluarga penumpang pesawat SJ 182 yang sedang menunggu informasi dan identifikasi dari maskapai Sriwijaya Air.

“Selamat siang, Pak, ini kami dari Yayasan Buddha Tzu Chi ingin sedikit berbagi dan prihatin atas peristiwa ini, kami ingin memberikan face shield, hand sanitizer, vitamin C, air mineral, obat herbal, dan masker medis. Kami tidak tahu mereka di sini sampai berapa lama makanya kita bawakan ini seperti masker kan harus diganti setiap 4 jam,” ungkap Ricky.

Andi dari Angkasa Pura merespon dengan cepat niat baik relawan Tzu Chi yang ingin membantu. “Silahkan saja, Pak kalau mau memberikan langsung namun tetap harus menjalankan prokes (protokol kesehatan) dan jaga perasaan keluarga penumpang,” ujar Andi dengan ramah.

Crisis center ini berada di terminal 2D Bandara Soekarno Hatta. Di pintu masuk sudah berkumpul awak media menunggu dan mengikuti perkembangan peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.


David salah satu keluarga penumpang SJ 182 yang didampingi tantenya sedang diberi penjelasan oleh relawan Tzu Chi dan dari tim DVI Polri terkait proses pencocokan DNA. David bersama tantenya melaporkan keberadaan Shinta, kakak David penumpang pesawat Sj 182.

Di dalamnya sudah tersedia empat loket yang siap melayani proses indentifikasi data dari keluarga penumpang pesawat Sriwijaya SJ 182. Loket kepolisian untuk mendaftar pengambilan DNA, loket asuransi Jasa Raharja, loket angkasa pura, dan loket dari Sriwijaya Air. Semua loket ini akan membantu secara cepat proses informasi dan identifikasi untuk keluarga penumpang Sriwijaya SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Salah satu keluarga penumpang Sriwijaya SJ 182 yang berada di posko crisis center, David (19), sejak datang hanya duduk terdiam ketika relawan memberikan air mineral, masker dan pembersih tangan. David datang bersama tiga saudaranya. David ingin mencari informasi keberadaan kakaknya Shinta (24) yang berada dalam pesawat Sriwijaya Sj 182. David mengutarakan, Shinta kakaknya itu tinggal di Pontianak dan ke Jakarta sedang ada pekerjaan. Shinta mempunyai dua orang anak berumur 4 tahun dan 1 tahun.

“Iya saya takut dan bingung mau diapakan saya,” ungkap David seusai melakukan tes DNA seperti yang diminta pihak terkait.

Baca juga: Musibah Pesawat Jatuh di Layar DAAI TV


Dua orang relawan Tzu Chi memberikan perlengkapan protokol kesehatan dan memberikan support kepadaa keluarga penumpang pesawat SJ 128.

Dalam kondisi kecemasan David, relawan Tzu Chi memberi pendampingan dan penjelasan bahwa pengambilan sampel DNA itu untuk mempermudah pengungkapan korban pesawat yang sudah ada dikirim ke RS Polri Kramat Jati Jakarta.

“Jadi di sini kami relawan Tzu Chi selain memberi support juga memberi pendampingan kepada keluarga penumpang pesawat SJ 182, kasihan sekali mereka seperti David ini, dia kebingungan, takut, stres, nah kami yang menenangkan mereka,” ujar Sudarman Lim, relawan Tzu Chi.

David datang bersama tante, paman dan saudara dekatnya untuk melakukan tes DNA dari saudara kandung atau orang tua kandung. Tim DVI Polri telah menyiapkan posko antimortem dan postmortem di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Kramat Jati, Jakarta Timur. Keluarga korban bisa mendatangi posko tersebut untuk mengecek hasil pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Polri telah menyiapkan transportasi dan pengawalan dari bandara Soeta ke Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Kramat Jati, Jakarta Timur bagi keluarga penummpang. Sementara itu relawan terus berada di ruang crisis center untuk memberikan alat protokol kesehatan sekaligus mendampingi keluarga penumpang pesawat.


Ricky Budiman koordinator bantuan ini berbincang dengan Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Pol Adi Ferdian Saputra. Kombes Pol Adi mengatakan menurut rencana pihak Sriwijaya memfasilitasi keluarga penumpang yang berada di Pontianak untuk datang ke Jakarta.

Ricky mengatakan Tzu Chi mengikuti arahan dari petugas Angkasa Pura dan kepolisian bandara. Kebetulan pada saat itu datang Kapolres Bandara Soekarno - Hatta Kombes Pol Adi Ferdian Saputra yang menyambut baik kehadiran relawan Tzu Chi dalam memberi bantuan dan perhatian kepada keluarga penumpang.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 atau SJ182/SJY182 hilang kontak pada pukul 14.40, Sabtu (9/1/2021). Diperkirakan pesawat jatuh di sekitar perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jumlah penumpang yang ikut dalam pesawat Sriwijaya Air SJ182/SJY182 mencapai 62 orang.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Suasana Crisis Center Sriwijaya SJ 182 di terminal 2 D Bandara Soeta. Relawan Tzu Chi memberi alat prokes dan support kepada keluarga penumpang SJ 182.       
Pemerintah membuka posko di Terminal 2 D Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, masyarakat bisa menghubungi hotline Sriwijaya Air di nomor 021-80637817.  Sementara itu siang ini Rumah Sakit Polri Kramat Jati menerima dua kantong hasil pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ182/SJY182 hilang kontak pada Sabtu (9/1/2020) pukul 14.40 WIB. Pesawat diperkirakan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Tzu Chi Beri Perhatian Kepada Keluarga Penumpang Pesawat Sriwijaya SJ 182

Tzu Chi Beri Perhatian Kepada Keluarga Penumpang Pesawat Sriwijaya SJ 182

11 Januari 2021

Relawan Tzu Chi datang ke Bandara Soekarno Hatta untuk membagikan masker, alat pelindung wajah, pembersih tangan, air mineral, obat-obatan herbal, minyak kayu putih, dan vitamin.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -