Waisak 2019: Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia

Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Junus Saujana, Tomy, Fera, Ervyna, Aseng, William Cipta (Tzu Chi Pekanbaru)


Para pemuka agama dan tokoh masyarakat memimpin upacara pemandian rupang Buddha.

Tanggal 12 Mei 2019, semua insan Tzu Chi di segala penjuru dunia bersukacita menggelar Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia. Insan Tzu Chi Pekanbaru melakukan kegiatan ini di Hotel Furaya sejak pukul 14.00 WIB dan dihadiri sekitar seribuan lebih tamu dan relawan. Sekitar lima puluhan tamu undangan dari Bhikkhu Sangha, tokoh agama, tokoh masyarakat, utusan dari organisasi masyarakat datang memenuhi undangan Peringatan Waisak ini.

Tahun ini, Tzu Chi Pekanbaru mengajak relawan, sekolah-sekolah, utusan perkumpulan, masyarakat untuk bersama-sama membentuk formasi TC 53 dan Daun Bodhi. TC 53 sebagai simbol usia Tzu Chi yang telah berkiprah di dunia selama 53 tahun untuk mewujudkan visi mensucikan hati manusia, masyarakat damai sejahtera, dan dunia terbebas dari bencana. Daun Bodhi sebagai simbol kesadaran dan mengingatkan sebagai tempat Sang Buddha Gotama bersamadhi dan mencapai pencerahan.

Pemandian rupang Buddha oleh tamu undangan.

Bapak Peng Suyoto (Ketua PSMTI Riau)(batik merah lengan pendek) dan Bapak Tarjoko (Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov)(Batik kuning) turut memimpin pemandian rupang Buddha. 

Kegiatan Tzu Chi senantiasa identik dengan kerapian dan keteraturan. Bhikkhu Thiradhammo Thera memuji konfigurasi  sistem puja dan pemujaan yang konsisten setiap tahunnya yang harus dipertahankan dan dijalankan terus. Kegiatan berjalan begitu Khusyuk dan khidmat. Barisan Persembahan pelita, air dan bunga berjalan dengan begitu rapi menuju meja altar sebagai awal dimulainya kegiatan Peringatan Waisak.

Nuansa dekorasi yang menarik dan indah membuat peringatan menjadi lebih hikmat. Nani Shijie dan Tanniah Shijie merasa begitu bahagia dan senang diberi tanggung jawab di bagian dekor.

"Ya, jadi setiap Waisak kita selalu ada kegiatan dekor bunga. Bahagia, senang. Bahagianya itu kalau melihat banyak orang yang foto-foto di altar maupun di mana ada bunga yang kita rangkai,” ungkap Nani.

Barisan persembahan pelita.

Formasi TC 53 dan Daun Bodhi yang terbentuk juga menambah indahnya suasana peringatan Waisak. Untuk terbentuknya formasi membutuhkan sekitar 712 relawan dan simpatisan. Peserta formasi merasa mendapatkan kedamaian dan ketenangan ketika mengikuti peringatan Waisak ini. Suliana, dari perwakilan muda-mudi Marga Huang yang berpartisipasi dalam formasi merasakan kedamaian dan ketenangan. Hancent Noviyanto, Siswa SMA Dharma Loka juga mempunyai perasaan yang sama, batin dan pikiran menjadi tenang. Keduanya dengan antusias akan mengikutinya lagi di tahun depan.

Berbagai tanggapan, pujian disampaikan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan tamu undangan terhadap Yayasan Buddha Tzu Chi. Bapak Peng Suyoto (Ketua PSMTI Riau) misalnya, mengungkapkan "Saya kira apa yang masyarakat bisa terima dari ajaran Tzu Chi itu cukup bagus, ini agama Buddha dibawa ke era yang cukup globalisasi yang universal. Kita lihat Tzu Chi berada di mana-mana, di berbagai benua dan tidak hanya untuk orang Tionghoa, Buddhis. Sekarang bisa diterima karena Tzu Chi menggunakan konsep yang cukup universal, kasih sayangnya.”

Doa yang tulus dipanjatkan agar dunia terbebas dari bencana.

Bapak Tarjoko (Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov) pada kesempatan ini juga menyampaikan harapannya. “Harapan saya mari kita sama-sama dengan pemerintah, kita bekerjasama untuk kemanusiaan, kita bekerja untuk mengembangkan iman agar setiap umat Buddha memahami bagaimana ajaran Sang Buddha dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari karena bagaimanapun ajaran Sang Buddha itu sungguh universal, berlaku untuk setiap orang, dan berlaku untuk setiap makhluk. Agama Buddha tidak mengajarkan kekerasan. Agama Buddha mengajarkan cinta kasih dan ketauladanan yang harus kita panuti  adalah Sang Buddha Gautama.”

Semoga dengan Peringatan Waisak ini, kita dapat menggalang lebih banyak hati untuk bersama-sama mewujudkan visi Tzu Chi untuk menyeberangkan semua makhluk ke Pantai kebahagiaan dengan bersama-sama menapaki jalan Bodhisatwa Tzu Chi.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Waisak di Bumi Parahyangan

Waisak di Bumi Parahyangan

14 Mei 2010
Kerap kali bunyi gong terdengar di keramaian bazar, itu tandanya para pengunjung bazar tidak hanya membeli barang dan makanan saja, tetapi menyisihkan sebagian uangnya untuk pembangunan Aula Jing Si  Bandung.
Doa Bersama Waisak di Sekolah Yos Sudarso Medan

Doa Bersama Waisak di Sekolah Yos Sudarso Medan

31 Mei 2023

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan perayaan Waisak di Sekolah Yos Sudarso Medan pada 26 Mei 2023. Sebanyak 139 siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA mengikuti perayaan Waisak ini.

Kembali Merayakan Waisak Dengan Megah dan Khidmat

Kembali Merayakan Waisak Dengan Megah dan Khidmat

12 Juni 2023
Setelah sempat dilaksanakan secara online akibat pandemi Covid-19, Tzu Chi Indonesia kembali melaksanakan perayaan 3 Hari Besar Tzu Chi. 
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -