Wujud Cinta Kasih Untuk Palu
25 Oktober 2018 |
Jurnalis : Akien (Tzu Chi Aceh) Fotografer : Supandi, Budi (Tzu Chi Aceh) |

Relawan Tzu Chi di Aceh
menggelar doa bersama (Qi Dao) dengan sepenuh hati mendoakan
semoga dunia dipenuhi ketenteraman
dan kedamaian.
Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR diikuti
dengan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, dalam
sekejap membuat Kota Palu porak poranda. Ribuan orang menjadi korban jiwa dan
korban luka serta ratusan korban hilang. Berita
ini dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Warga
Banda Aceh terutama relawan Tzu Chi Aceh yang mendapatkan berita ini tergerak
hatinya untuk turut empati dan mengalang hati,
menggalang dana untuk membantu para korban di Palu
Adalah Supandi dan Fenny mengajak semua relawan untuk bersatu
hati mengadakan kegiatan doa bersama dan penggalangan dana untuk membantu
derita saudara-saudara di Palu. Walau hujan terus mengguyur kota Banda Aceh sejak sore, namun
relawan tidak pantang menyerah dan sangat semangat hadir di kegiatan ini. Dengan dipandu Suanto,
acara pun berjalan dengan baik.
Acara dimulai dengan
penayangan video Ceramah Master Cheng Yen yang sangat peduli dan khawatir dengan semua musibah yang terjadi di dunia. Saat
Master mengetahui terjadi gempa yang menimpa
Sigi, Donggala, dan Palu, Master menyerukan
dan menggerakkan hati seluruh insan Tzu
Chi di manapun berada untuk membantu korban gempa di Indonesia.
Master sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua
insan Tzu Chi atas dedikasi dan cinta kasih yang diberikan kepada korban gempa
di Indonesia. Mereka melakukan doa bersama dan menggalang
dana dari berbagai pihak baik itu insan Tzu chi, Para Bhiksuni di Jing Si,
karyawan Daai TV , karyawan Rumah Sakit, guru dan anak-anak sekolah Tzu Chi juga tidak ketinggalan
mendonasikan uang celengan mereka untuk membantu korban gempa di Indonesia.
Master juga mengapresiasi para relawan di Indonesia yang
sudah mulai turun ke lokasi bencana dan Master mengharapkan bantuan bisa segera
dikirimkan tepat waktu. Master berharap
bisa membangkitkan cinta kasih semua orang agar bisa tergerak hatinya untuk
membantu para korban.

Supandi (seragam biru)
bersama para sukarelawan sesaat sebelum penggalangan dana bagi para korban
gempa di Palu.

Warga Aceh semangat untuk
turut menyisihkan uang dalam rangka meringankan penderitaan warga Palu.
Insan Tzu Chi di Aceh juga sangat berharap bisa menyatukan
cinta masyarakat di Aceh agar turut empati dan bisa menolong korban gempa di
palu. Empat belas tahun yang silam
Aceh juga pernah mengalami hal yang sama gempa & tsunami 2004 yang
menghancurkan kota Banda Aceh menjadi pengalaman yang sangat memilukan. Sebagai
orang yang sudah pernah mengalami bencana dahsyat ini tentunya empati warga Aceh sangat besar
dan terdorong untuk membantu.
Acara dilanjutkan dengan doa bersama (Qi Dao) dengan sepenuh
hati mendoakan semoga dunia dipenuhi ketenteraman
dan kedamaian. Semoga dunia terbebas dari
bencana, semoga manusia hidup dengan tenteram, damai, aman
sentosa. Selesai sesi berdoa dilanjutkan dengan penuangan celengan
cinta kasih untuk Palu. Koin demi koin dituangkan mengeluarkan
bunyi gemerincing yang sangat indah. Penuangan
celengan ini dilakukan dari anak-anak sampai yang dewasa.
Penggalangan dana ini juga dilakukan hingga ke Perum Cinta Kasih Panterik. Relawan
melakukan kegiatan ini pada 7 Oktober 2018. Walau disertai hujan relawan tetap
optimis, dengan dibantu mantel hujan dan payung relawan berpencar bagi tugas
dan masuk door to door untuk
menggalang hati para penghuni Perumahan Cinta Kasih panterik. Warga
disana juga sangat senang bisa memperoleh kesempatan untuk membantu korban di
Palu. Dulu mereka dibantu saat musibah
gempa dan tsunami di Aceh, sekarang
kondisi mereka semakin membaik dan bisa turut meringankan beban korban gempa
Palu.

Penuangan
celengan cinta kasih untuk Palu. Penuangan
celengan ini dilakukan dari anak-anak sampai yang dewasa.

Relawan Tzu Chi dari Aceh,
yakni Tonny dan
Jaya Tjia saat tiba di Bandara Palu.
Cinta Kasih dari Aceh juga diwujudkan dengan berangkatnya empat relawan ke Palu. Tanggal 9
Oktober 2018 relawan yang berangkat yaitu Supandi, Tonny dan Jaya Tjia disusul kemudian tgl 17 Oktober Darwin dari
Bireun. Mereka berempat bertekad membantu dan ingin meringankan beban
derita para korban di Palu.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel dibaca sebanyak : 1193 kali
Berita Terkait
Kirim Komentar