Perca: Unik, Kreatif, Ramah Lingkungan dan Menguntungkan

Istilah kain perca umum dijumpai dari sisa-sisa kain yang tidak terpakai lagi. Kain perca merupakan sampah non organik yang sulit dihancurkan oleh bakteri sehingga pendaurulangan kain perca tentu saja dapat mengurangi jumlah sampah di masyarakat khususnya sampah rumah tangga.

Produk yang dihasilkan adalah mempercantik peralatan rumah tangga seperti gorden, taplak meja, sarung bantal, karpet, alas makan, keset dll. Estetika kain perca dapat mengubah pemahaman kita tentang kain perca yang dikategorikan sebagai limbah, barang tak berguna serta sekaligus mengubah pemahaman tentang estetika yang selama ini dikenal sebagai kerajinan tangan semata  yang jarang sekali dikaitkan dengan berkesenian.

Pemanfaatan kain perca merupakan proses kreatif orang serta memiliki nilai estetika yang tinggi, sehingga dapat mengangkat derajat kain perca yang dasarnya merupakan limbah kain yang awalnya tidak bermanfaat  menjadi barang seni yang mempunyai nilai estetika yang tinggi untuk dekorasi dan interior rumah kita.

Berawal dari seorang ibu Nursia yang terpesona dan menarik perhatiaan mata Nursiah saat melihat sebuah kantong Handphone yang terbuat dari kain. Bentuknya yang unik dan etnik membuat Nursia langsung membelinya. Nursia sangat gemar membuat kerajinan tangan, maka di rumah bersama tetangganya Nursiah mulai membuat kantung handphone dan dompet yang bahannya mereka dapat dari seorang penjahit pakaian. “Berhubung di lingkungan kita ada seorang penjahit dan dia memiliki banyak kain sisa, maka kita mulai memanfaatkan kain-kain itu untuk membuat kerajinan,” ujar Nursia.

Ketika dompet dan kantung handphone berhasil mereka buat ternyata banyak ibu-ibu PKK di Kelurahan Maphar yang tertarik untuk memilikinya. Sejak saat itulah hobi yang tadinya sekadar untuk meluangkan waktu menjadi bernilai ekonomis karena mendatangkan keuntungan. Maka para ibu rumah tangga yang berjumlah 12 orang ini mulai menghasilkan produk-produk kerajinan secara lebih profesional.

Dalam sehari sedikitnya mereka bisa menghasilkan 10 produk kerajinan, seperti tudung saji, bingkai foto, tempat tisu, tempat tusuk gigi, dan lain-lain. Namun sesungguhnya bukan jumlah produksi atau daya jual yang membuat mereka tersenyum puas, tetapi keberhasilan mengolah kain bekas menjadi produk yang berguna atau mengubah barang lama menjadi kembali indah dan menuangkan ide kreatif adalah kepuasan yang tak ternilai dengan uang.  

Siapkan bahan dan peralatan berupa: kaleng bekas, kain sisa, pita, kain tile, batu krikil, gunting, dan lem putih.


1.  lipat salah satu sisi kain seukuran 4 cm, rekatkan dengan lem.

2.  Lem salah satu ujung kain lalu tempel kain ke kaleng dan sisi yang tadi sudah dilipat (seukuran 4cm) dibiarkan menjorok di atas kaleng.

3.  tempelkan kembali salah satu ujung kain hingga menyatu dengan kain yang tadi sudah tertempel di kaleng (Pada saat ini kedua ujung kain tertempel di kaleng, namu sisi tengahnya dibiarkan tidak menempel di badan kaleng.)

4.  Maka kain yang tidak menempel di badan kaleng dibuat lipatan kecil berbentuk remple dan rekatkan dengan lem. Terus lakukan hingga mengelilingi kaleng.

5.  Setelah kaleng telah tertutup rapi oleh kain, langkah selanjutnya adalah mengikatkan pita di leher jaleng.

6.  Lalu tempelkan batu-batu krikil di dasar kaleng. Setelah semuanya terpasang hias keleng dengan bulir-bulir padi atau manik-manik. Untuk menimbulkan kesan naturan, maka semua hiasan ditempel secara tidak merata (sesuka hati).

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -