Ceramah Master Cheng Yen: Berbagi Dharma dan Hidup Berdampingan dengan Alam

Belakangan ini, misi utama kita ialah menggalakkan pola makan vegetaris. Sungguh, setiap orang perlu makan untuk bertahan hidup. Namun, kita sering berkata bahwa penyakit masuk melalui mulut. Penyakit bisa masuk melalui mulut, tetapi kita juga harus berbagi Dharma melalui mulut. Saya berharap setiap orang dapat melakukannya.

Selain bertutur kata baik dan berbuat baik, kini kita juga harus menggalakkan pola makan vegetaris. Ini merupakan misi utama kita sekarang.

Setiap orang perlu makan untuk bertahan hidup. Orang berada memilih-milih makanan, sedangkan orang kurang mampu hanya berharap dapat mengenyangkan perut. Bagi orang kurang mampu, mengenyangkan perut saja sulit.

Belakangan ini, saya juga sangat mengkhawatirkan para petani dan orang kurang mampu. Selain wabah penyakit, juga ada bencana lain, yakni serangan hama belalang. Di manakah mereka hidup biasanya?


Perubahan iklimlah yang memicu terjadinya serangan hama belalang. Bukankah ini merupakan akibat dari karma buruk kolektif semua makhluk? Bukankah alam sedang melakukan perlawanan dalam diam? Kita bisa melihat penyemprotan pestisida. Meski ini untuk membasmi hama, tetapi sesungguhnya, tumbuhan dan lain-lain juga terkena dampaknya.

Perubahan iklim terjadi karena akumulasi aktivitas manusia dalam mengeksploitasi alam yang menimbulkan kerusakan. Hama yang selamat dari pestisida akan menjadi resistan terhadap pestisida dan kembali membalas manusia. Karena itulah, kita harus hidup berdampingan dengan alam, mengurangi nafsu keinginan, dan menyadari berkah. Jangan mementingkan penampilan makanan.

Sesungguhnya, mementingkan penampilan makanan mungkin malah kehilangan gizinya. Suatu makanan mungkin terlihat bagus, tetapi tidak bergizi. Contohnya beras. Beras cokelat lebih bergizi daripada beras putih. Kita hanya perlu memisahkan beras dari sekam, tidak perlu memisahkannya dari bekatul hingga hanya beras putih yang tersisa. Kita memisahkan beras dari bekatul, padahal itulah bagian yang paling bergizi. Yang dikonsumsi hanyalah beras putih.

Saat memiliki makanan, kita hendaknya bersyukur dan menghargai berkah, jangan terlalu tamak.


Selain tanaman pangan, banyak orang yang juga mengonsumsi daging sehingga hewan-hewan dijagal. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Alangkah baiknya jika setiap orang bisa berempati dan mengasihi hewan serta bervegetaris. Janganlah menangkap atau membunuh hewan. Sebaliknya, kita harus mengasihi mereka.

Sesungguhnya, alam telah menyediakan beraneka ragam tanaman pangan. Dengan bervegetaris dan tidak melukai hewan, kita bisa menjaga kesehatan kita sekaligus membina cinta kasih.

Ada sebagian orang yang tidak bisa bersumbangsih bagi orang yang menderita dan memilih untuk melepaskan hewan. Namun, itu malah membuat banyak hewan tersiksa. Melepaskan hewan dan melindungi hewan hanya berbeda satu kata. Agar bisa melepaskan hewan, orang harus membelinya dahulu, baru melepaskannya. Mereka merasa bahwa inilah melindungi hewan.

Sesungguhnya, untuk melindungi hewan, cukup biarkan mereka hidup bebas dan jangan merusak habitat mereka. Janganlah kita menangkap mereka. Inilah yang disebut mengasihi hewan.

Singkat kata, pandangan yang menyimpang sedikit saja bisa membuat kita jauh tersesat. Apakah mengonsumsi daging sungguh lebih baik untuk kesehatan kita? Sebagian besar hewan membawa bakteri dalam tubuh mereka.

Hewan memang memiliki bakteri tersendiri. Namun, berhubung manusia terus menangkap dan mengonsumsi daging hewan, maka perlahan-lahan, manusia akan tertular bakteri hewan. Intinya, biarkanlah hewan hidup bebas.


Sekitar 17 atau 18 tahun lalu, bukankah SARS juga merebak tanpa bisa dikendalikan karena manusia mengonsumsi daging musang? Namun, saat itu SARS tidak merebak ke seluruh dunia seperti saat ini. Jika dalam kehidupan sehari-hari kita terus menciptakan karma buruk, suatu hari nanti, kita akan menerima konsekuensinya.

Karena pandemi kali ini, saya mencurahkan banyak isi hati saya. Ada hal-hal yang sangat ingin saya sampaikan, tetapi belum saya sampaikan karena jalinan jodoh belum matang. Sungguh disayangkan jika saya tidak menyampaikannya sekarang.

Pada saat seperti ini, kita harus berbagi dengan semua orang bahwa kita harus melindungi kehidupan, mengendalikan nafsu keinginan, dan hidup berdampingan dengan alam. Kita harus bersungguh-sungguh menjalankannya, baru bisa menjaga kelangsungan Bumi.

Selain menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, kita juga harus berusaha untuk menjaga kelangsungan Bumi agar ada lebih banyak waktu bagi umat manusia untuk kembali pada sifat hakiki yang bajik.

Untuk kembali pada sifat hakiki kita, kita harus membina ketulusan.

Alam melakukan perlawanan dan karma buruk berbuah
Berempati dan melindungi hewan-hewan
Berbagi Dharma melalui mulut dan mengendalikan nafsu keinginan
Kembali pada sifat hakiki dan hidup berdampingan dengan alam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Mei 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 29 Mei 2020
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -