Ceramah Master Cheng Yen: Bergandengan Tangan untuk Melindungi Bumi

“Saya sangat jarang keluar untuk bersenang-senang. Melihat begitu banyak barang daur ulang tidak habis dipilah, saya juga tidak tega keluar untuk bersenang-senang,” ujar  Xiao Feng, Relawan Tzu Chi.

“Relawan yang datang lebih dari 70 orang dan telah menurunkan 6 unit truk karena titik daur ulang tertentu ada menelepon kemari untuk meminta kami pergi mengambil barang daur ulang,” ucap Chen Ming-xuan, Relawan Tzu Chi.

“Buku-buku dan kertas-kertas yang menumpuk seperti gunung kecil di belakang saya ini berasal dari sampah warga yang terakumulasi hanya dalam waktu satu bulan yang singkat, yaitu dalam masa liburan Tahun Baru dan liburan musim dingin,” reporter Da Ai TV melaporkan.

“Seperti yang ini, terdapat lem di dalamnya. Berhubung lem tidak dapat dilarutkan sebagai bubur kertas, maka kami harus merobek kertas selembar demi selembar,” ujar Wang Feng-jiao, Relawan Tzu Chi.

“Di sebelah sini adalah bahan besi dan keras, maka kami harus lebih hati-hati. Cuaca hari ini tidak dingin, kami sudah berkeringat. Saya sangat senang,” ujar Deng Huang Duan, Relawan Tzu Chi.


Kita bisa melihat relawan daur ulang kita lebih sibuk dari biasanya selama Tahun Baru Imlek. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu. Bagi mereka, setiap hari seperti Tahun Baru yang harus dimanfaatkan untuk memperbarui diri. Artinya ialah setiap hari kita harus membersihkan noda batin lama agar pikiran bersih dari noda setiap hari.

“Berhubung di posko daur ulang ada begitu banyak barang daur ulang yang harus dipilah, maka saya harus datang untuk membantu,” ujar Huang Ye, Relawan Tzu Chi.

“Posko daur ulang ini berada di permukiman warga, maka kami harus merapikan dan membersihkannya,” ucap Zheng Shun-fu, Relawan Tzu Chi.

Ketika melihat relawan dari berbagai negara tiba di Griya Jing Si dua hari atau sehari sebelum Tahun Baru Imlek, di dalam hati saya memikirkan sekelompok relawan yang masih belum istirahat dan semakin sibuk. Mereka terjun ke gang kecil atau jalan besar untuk mengumpulkan barang daur ulang yang dibuang orang. Demi mempertahankan lingkungan yang bersih selama Tahun Baru Imlek, mereka harus semakin giat mengumpulkan barang daur ulang.

“Ini semua adalah barang plastik.”  

“Yang ini boleh dibawa seluruhnya?”

“Ya, itu semua untuk kalian.”

“Mereka sudah membantu kami melakukan pemilahan. Konsep daur ulang para warga sudah sangat baik? Ya,” ucap Lin Qing-Chi, Relawan daur ulang.


“Terkadang, tidak semua sampah sudah dipilah oleh warga. Kakak dari Tzu Chi takut masih terdapat sampah di dalamnya jika langsung diangkut. Jadi, sebelum relawan Tzu Chi datang, kami akan merapikannya terlebih dahulu,” ucap Zhou A-zhao, Petugas kebersihan gedung.

“Apakah Anda juga datang ke sini pada malam Tahun Baru Imlek?

“Ya,” jawab Zhang Rong, Relawan daur ulang.

“Bagaimana dengan pembersihan di rumah Anda?”

“Kami sudah melakukannya. Keluarga saya sudah bisa istirahat sekarang,” ucap  Zhang Rong, Relawan daur ulang.

“Kami tetap mengumpulkan barang daur ulang seperti biasa karena kami tak ada libur sepanjang tahun,” kata Ye Yi-ben, Relawan Tzu Chi.

“Kami membawa barang daur ulang ini kemarin,” ucap Que Ze-fu, Relawan Tzu Chi.

“Kalian memilahnya hingga hari ini? Apakah hari ini bisa selesai dipilah?”

“Kurang lebih setengahnya sudah kami pilah,” ucap Que Ze-fu, Relawan Tzu Chi.

“Dalam masa Tahun Baru Imlek, kalian tetap melakukan daur ulang?”

“Ya, kami tetap melakukannya,” ucap Que Ze-fu, Relawan Tzu Chi.

Kita bisa melihat ada begitu banyak relawan yang tetap melakukan daur ulang selama Tahun Baru Imlek di posko daur ulang kita dari utara hingga selatan Taiwan. Tentu saja, mereka semua bekerja sama dengan harmonis. Mereka adalah Bodhisatwa yang melindungi Bumi. Tangan mereka sangatlah berharga. Mereka saling bergandengan tangan tanpa membeda-bedakan satu sama lain dan memiliki tekad yang sama. Mereka melakukan daur ulang untuk melindungi Bumi dan agar setiap keluarga di masyarakat memiliki lingkungan yang bersih selama Tahun Baru Imlek.


Orang-orang membuang barang-barang yang tidak diinginkan dari rumah mereka. Namun, sekelompok relawan kita selalu mengumpulkannya tanpa berkeluh kesah. Mereka tidak memiliki tujuan lain dalam melakukan ini selain untuk melindungi Bumi. Mereka melakukan daur ulang dengan satu hati. Kebajikan dan keharmonisan sangatlah berharga. Mereka benar-benar bekerja sama dengan harmonis. Hanya ketika orang-orang memiliki niat untuk berbuat baik, barulah mereka bersedia bergabung bersama dan bersatu hati. Mereka telah membuktikannya lewat tindakan nyata. Dengan adanya niat untuk berbuat baik, mereka bisa bekerja sama dengan harmonis. Hanya niat baiklah yang dapat menampilkan keharmonisan.

Saya paling mengagumi orang yang memiliki kebajikan dan keharmonisan yang berharga ini. Saya sangat berterima kasih kepada relawan yang bersumbangsih tanpa pamrih dan memakai uang sendiri selama puluhan tahun. Bahkan, selama Tahun Baru Imlek mereka juga tetap melakukan daur ulang. Mereka bekerja sama dengan harmonis, menghormati langit, dan mengasihi Bumi. Mereka telah melakukannya. Mereka semua menghargai sumber daya lewat kegiatan daur ulang untuk melindungi Bumi. Mereka mengasihi dan melindungi Bumi dengan tindakan nyata. Mereka bersama-sama melakukan tindakan nyata untuk melindungi Bumi dan agar langit terbebas dari polusi udara. Semua ini membutuhkan waktu. Jadi, kita tak boleh menyia-nyiakan waktu. Mereka semua memanfaatkan setiap menit dengan baik.


Bersumbangsih tanpa pamrih dalam ajaran Buddha disebut menakjubkan. Yang menakjubkan ialah sikap tidak perhitungan. Sumbangsih tanpa pamrih ini bebas dari ketamakan sekecil apa pun. Tak peduli di mana pun, relawan kita selalu pergi mengumpulkan barang daur ulang. Mereka harus menahan aroma tidak sedap dan kondisi kotor untuk melakukan pemilahan. Tanpa ketekunan, seseorang tak dapat melakukan daur ulang dalam waktu yang lama. Mereka selalu bersumbangsih tanpa pamrih Mereka selalu bersumbangsih tanpa pamrih tanpa memperhitungkan jam atau hari. Setiap hari, mereka selalu menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya. Mereka bertekad tidak akan berhenti melindungi Bumi. Mereka tidak hanya menjalankan misi amal Tzu Chi dan mengasihi orang yang membutuhkan, tetapi juga melakukan daur ulang untuk merawat Bumi dan melindungi udara dari polusi walaupun kekuatan segelintir orang sangat kecil.

Saya ambil contoh kisah seekor burung pipit yang melihat hutan terbakar. Meski tubuh dan kekuatannya kecil, ia tiada hentinya bolak-balik terbang ke sungai untuk membasahi sayapnya guna mencoba memadamkan api di hutan dengan tetesan air. Berapa banyak air yang bisa ia bawa dengan sayapnya? Namun, ia bersedia berusaha segenap jiwa dan raga untuk memadamkan api di hutan. Relawan daur ulang kita berharap melakukan yang terbaik seperti burung pipit itu. Mereka menghargai waktu setiap hari dan tidak menyia-nyiakannya. Mereka memiliki satu tekad untuk melindungi Bumi. Karena itu, mereka tak pernah berhenti bersumbangsih.   

 

Tetap melakukan daur ulang dalam masa liburan Tahun Baru Imlek

Menahan aroma tidak sedap dan kondisi kotor saat melakukan daur ulang

Mempertahankan tekad dan bersumbangsih dengan segenap jiwa dan raga

Menggenggam waktu untuk melindungi Bumi

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 14 Februari 2019

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -