Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Memberi Manfaat bagi Semua Makhluk


“Hasilnya lumayan, banyak sekali. Ini berkat bantuan semua orang. Tuan dan nyonya pemilik kedai itu membantu kita mengumpulkannya, baru hasilnya bisa sebanyak ini,” ucap Wu Ya-mei, Relawan daur ulang.

“Bisa memberikan barang-barang ini, kami juga sangat senang. Kami ingin menyumbang uang, tetapi tidak mampu. Jadi, kami menyumbangkan barang daur ulang untuk membantu orang lain. Semua ini tadinya mau dibuang. Tak apa, lebih baik diberikan kepadanya. Dia juga menggunakannya untuk membantu orang. Bukan apa-apa. Kami membantunya, dia pun membantu orang lain lagi. Kita bersama-sama membantu orang yang kekurangan,” ucap salah satu donatur barang daur ulang.

“Dik, bagaimana dagangan hari ini?”

“Ya, ya, ya. Ini untuk saya hari ini?”

“Ada juga kardus, kamu mau?”

“Boleh. Oke, terima kasih.”

“Setelah diberikan, dia bisa menggunakannya untuk amal. Kami juga senang. Apa yang dia terima, itu yang saya berikan. Membantu orang sangat membahagiakan. Kita sama-sama senang, benar? Semua senang karena dapat berbuat baik. Dibutuhkan kekuatan banyak orang, baru bisa ada hasil seperti ini. Benar?”


“Setiap orang mengumpulkan barang daur ulang untuk saya ambil. Berkat kerja sama semua orang, baru ada hasil seperti ini. Butuh dukungan semua orang untuk menjalankan misi amal. Persatuan adalah kekuatan. Majikan saya setiap hari membantu saya mengangkutnya. Tanpa dukungan dari mereka, saya juga tak bisa mengangkut sebanyak ini. Lihatlah, hari ini banyak sekali,”  ucap Wu Ya-mei, Relawan daur ulang.

"Tanpa batas" yang Buddha katakan mencakup usia tanpa batas, Dharma tanpa batas, dan kebijaksanaan tanpa batas. Dalam waktu dan jalinan jodoh yang panjang, Beliau menggunakan semua itu untuk membimbing semua makhluk. Memberi manfaat bagi semua makhluk yang tak terbatas jumlahnya dilakukan dalam waktu yang panjang dan di berbagai tempat. Di setiap waktu dan tempat, kita dapat memberi manfaat bagi semua makhluk.

“Untuk apa mengumpulkan barang daur ulang sebanyak ini?”

“Karena Tzu Chi pernah membantu anak saya. Jadi, untuk membalas budi Tzu Chi, saya mengumpulkan sedikit barang daur ulang. Mulanya saya tidak mengerti apa yang harus dikumpulkan. Lalu, saya bertanya ke posko daur ulang dan melihat barang-barang apa saja yang mereka butuhkan dan terima. Mereka bilang mereka menerima bahan kertas dan bahan plastik. Saya lalu mulai mengumpulkannya. Saat bekerja di Singapura, saya baru mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit. Lama-kelamaan, orang lain tahu saya melakukan ini untuk amal. Mereka lalu membantu saya,” kata Wu Ya-mei, Relawan daur ulang.


Jadi, "memberi manfaat" berarti ke mana pun pergi, kita selalu membawa manfaat bagi semua makhluk. Untuk memberi manfaat bagi semua makhluk, pertama kita harus membangkitkan kebijaksanaan agung. Saat mulai melatih diri, kita membangkitkan tekad Mahayana. Mempraktikkan Dharma agung berarti membangkitkan kebijaksanaan agung. Orang yang ingin membimbing semua makhluk harus bersumbangsih di tengah masyarakat. Saat bersumbangsih, kebijaksanaan kita semakin bertumbuh. Bukankah ini membawa manfaat bagi semua? Saat memberi manfaat bagi semua makhluk, kita juga membawa manfaat bagi diri sendiri. Inilah yang pertama. Yang kedua adalah membangkitkan welas asih agung, yaitu memberi manfaat bagi semua makhluk dengan belas kasih dan berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk dari derita kelahiran kembali.

“Suami saya harus menjalani cuci darah. Ditambah pengeluaran dan kebutuhan rumah tangga, pendapatan kami tidak cukup. Jadi, kami mengajukan bantuan,” ungkap S. Lili Sunmugam, Penerima bantuan Tzu Chi.


“Saya rasa secara mental, mereka mengalami tekanan berat, bukan semata-mata masalah ekonomi. Lewat kerajinan tangan ini, saya berharap dapat membangkitkan kepercayaan diri mereka agar mereka tidak terus tenggelam dalam masalah mereka. Dengan kata lain, selain menghadapi berbagai hal dalam keseharian, mereka masih bisa mengembangkan hobi. Selain itu, karya yang mereka buat juga dapat menambah pemasukan,” ucap Nai Geok Hoon, Relawan Tzu Chi.

“Tzu Chi telah membantu kami. Kakak mengajari kami membuat keranjang. Hasil penjualannya dapat kami simpan. Namun, saya bilang pada Kakak bahwa kami tidak mau mengambil uang ini. Berhubung Tzu Chi sudah membantu saya, maka uang hasil penjualan keranjang ini akan kami berikan kepada Tzu Chi mengingat masih banyak orang yang lebih membutuhkan,” kata S. Lili Sunmugam, Penerima bantuan Tzu Chi.

Demi menolong semua makhluk, Bodhisatwa harus membangun ikrar. Bodhisatwa berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tiada batas; memutus noda batin yang tiada akhir; mempelajari pintu Dharma yang tak terhingga; mencapai kebuddhaan yang tertinggi. Demi semua makhluk, Bodhisatwa mencari ajaran Buddha dan membangkitkan welas asih agung. Ini karena Bodhisatwa tidak tega melihat semua makhluk menderita. Bodhisatwa berempati dan turut merasakan penderitaan semua makhluk. Karena itu, Bodhisatwa bertekad untuk memberi manfaat bagi semua makhluk. Inilah syarat menjadi Bodhisatwa.


Pertama, membangkitkan kebijaksanaan agung. Kedua, membangkitkan welas asih agung. Ketiga, membangkitkan ikrar agung, yakni empat ikrar agung Bodhisatwa. Tadi kita sudah membahasnya. Salah satunya adalah berikrar semua makhluk yang tiada batas. Untuk memenuhi empat ikrar agung ini, kita harus membangkitkan Bodhicitta (benih kebuddhaan). Kita harus mencari jalan, yakni Jalan Bodhi yang lapang dan lurus. Inilah jalan yang membawa pada kebuddhaan. Jadi, dibutuhkan waktu yang sangat panjang untuk menjalankan berbagai praktik Enam Paramita.

Enam Paramita harus dipraktikkan. Jalan yang lapang ini harus kita tapaki dalam jangka panjang. Jalan ini bukan hanya lapang, tetapi juga panjang dan jauh. Jalan ini haruslah lapang, baru bisa mengakomodasi semua makhluk. Jalan ini harus kita tapaki tanpa henti dari kehidupan ke kehidupan, bukan hanya pada kehidupan sekarang, lalu berhenti sebentar. Kita tidak boleh berhenti. Dari kehidupan ke kehidupan, kita harus memberi manfaat bagi semua makhluk. Kita mencari jalan Buddha dan sekaligus membimbing semua makhluk. Inilah yang diusahakan Bodhisatwa.

Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus giat. Kini kita memiliki jalinan jodoh istimewa untuk dapat bersama-sama melatih diri berkat kemajuan teknologi. Manfaatkanlah waktu pada pagi hari untuk berkumpul mendengarkan Dharma. Setelah mendengar Dharma dan mendapat inspirasi, kita dapat menerapkannya, lalu berbagi dengan orang lain. Jika ada orang yang mendengarnya, lalu menerimanya dengan sukacita, berarti kita telah mewariskan Dharma. Kita harus bersyukur. Semuanya berjalan alami dalam ketulusan. Semua ini bertujuan untuk menyucikan hati manusia, bukan untuk mencari keuntungan pribadi. Ini demi memberi manfaat bagi semua makhluk. Untuk menyucikan hati manusia, kita harus membangkitkan kebijaksanaan agung dan mencari Dharma agung untuk membimbing semua makhluk.

Beginilah kita memberi manfaat bagi semua makhluk. Inilah tujuan kita. Buddha mengajarkan Dharma kepada kita. Kita hendaknya mendengar, mewariskan, dan membabarkannya kembali. Untuk itu, kita harus terlebih dahulu menyelami Dharma. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati. Kita harus menerima Dharma di dalam hati dan menggunakannya di tengah masyarakat. Dengan begitu, Dharma ini akan dapat menyucikan dunia. 

Membangkitkan cinta kasih untuk melestarikan lingkungan

Tahu untuk bersumbangsih dan membalas budi meski hidup kekurangan

Bersama-sama memberi manfaat bagi semua makhluk

Menyelamatkan dunia dengan empat ikrar agung

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Mei 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 21 Mei 2018

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -