Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris dan Berhemat untuk Melindungi Alam

Sejarah pada hari ini, tepatnya tanggal 7 Agustus 1959, Taiwan dilanda banjir besar. Saat itu, wilayah tengah mengalami kerusakan besar dan banyak warga yang terkena dampak bencana. Pascabanjir, banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan terpaksa pindah ke wilayah lain. Wilayah selatan Taiwan juga dilanda banjir besar pada tanggal 8 Agustus 2009.

Saat memberikan bantuan, relawan kita mendengar korban bencana berkata, “Mengapa selalu kami yang dilanda bencana?” Mereka adalah korban banjir pada tahun 1959 yang kembali dilanda banjir pada tahun 2009. Mereka bukan hanya mengalaminya sekali. Banyak orang yang mengalami banjir besar seperti ini sebanyak dua atau tiga kali. Jadi, kita harus mengenang sejarah dan mengingat pelajaran yang terkandung di dalamnya.

Setelah mengenang sejarah, kita harus berintrospeksi diri, bermawas diri, dan berhati tulus. Kita harus berpola hidup hemat. Para ilmuwan juga berkata bahwa kita harus mulai menyelamatkan Bumi sekarang. Untuk meredam perubahan iklim yang ekstrem, satu-satunya cara adalah menekan pemborosan dan bervegetaris.

Memperbanyak konsumsi sayuran dan mengurangi konsumsi daging, inilah kesimpulan yang diperoleh para ilmuwan dari hasil analisis mereka. Jadi, bukan hanya saya yang menggalakkan hal ini. Meski saya sudah puluhan tahun menggalakkan pola makan vegetaris, tetapi tidak membawa pengaruh besar. Dengan adanya penemuan ilmiah ini, orang-orang mungkin bisa mengendalikan nafsu makan. Ini bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia serta bisa menghemat sumber daya alam dan mengurangi emisi karbon yang menimbulkan pencemaran.

doc tzu chi

Dengan demikian, kita baru bisa meredam perubahan iklim agar iklim menjadi bersahabat. Jika tidak, ini sungguh mengkhawatirkan. Selain perubahan iklim, virus flu juga mewabah di Hong Kong. Di Myanmar, mewabahnya virus flu juga sangat serius. Lewat siaran berita, kita juga melihat bahwa Myanmar kekurangan masker medis. Di negara tetangga Myanmar, Malaysia, insan Tzu Chi membeli masker untuk memenuhi kebutuhan Myanmar. Beberapa hari yang lalu, insan Tzu Chi Malaysia menyiapkan lebih dari 5.000 masker medis dan telah mengirimkannya ke Myanmar.

“Kebetulan, ada tenaga kerja Myanmar di Malaysia yang akan kembali ke Myanmar. Jadi, kami meminta mereka membawanya. Ini adalah masker N95 gelombang kedua yang dikirimkan dari Malaysia ke Myanmar. Gelombang pertama dibeli di Selangor dan Kuala Lumpur dan telah tiba di Myanmar,” kata Lin Xue-qin, Relawan Tzu Chi

“Saat virus mewabah, Myanmar belum siap menghadapinya. Jadi, kami kekurangan masker N95 dan perlengkapan medis pelindung lainnya. Saya berterima kasih kepada Master Cheng Yen atas perhatian dan cinta kasih beliau terhadap warga Myanmar. Tzu Chi bukan hanya memberikan barang bantuan dan obat-obatan, tetapi juga memberikan penghiburan,” tutur Profesor Zaw Wai Soe, Kepala Badan Penanganan Darurat Medis Myanmar.

“Saya berterima kasih kepada Master Cheng Yen atas cinta kasih beliau terhadap warga Myanmar. Berkat bantuan Tzu Chi dalam berbagai hal, anak-anak bisa belajar dengan tenang. Saya sungguh sangat berterima kasih,” kata Daw Lei Lei Win, seorang kepala sekolah.

doc tzu chi

Selain masker, juga dibutuhkan sarung tangan medis. Warga juga membutuhkan masker yang agak tebal. Karena itu, kita harus segera membeli dan mengirimkannya. Dua hari yang lalu, saya berkata pada staf divisi kerohanian bahwa kita bisa mengirimkan barang bantuan lewat udara.

Berhubung barang bantuan yang dibeli dan dikirimkan oleh insan Tzu Chi Malaysia masih tidak cukup, maka kita yang berada di Taiwan bisa menyediakan lebih banyak barang bantuan untuk mereka karena menurut perkiraan, setidaknya butuh satu bulan untuk menangani virus ini. Ini mengingatkan saya akan mewabahnya virus SARS beberapa tahun yang lalu.

Virus itu mewabah cukup lama saat itu. Saat itu, kita juga menyediakan masker medis. Berhubung Taiwan kekurangan masker, maka kita meminta relawan di AS dan Kanada untuk membeli dan mengirimkannya ke Taiwan. Saat itu, di kantor lama kita di Kaohsiung, kita menggunakan puluhan mesin jahit untuk membuat pakaian isolasi.

Kita membuat pakaian isolasi untuk digunakan di banyak rumah sakit besar. Teringat akan saat itu, kita juga terus mengimbau orang-orang untuk bervegetaris semampu mereka. Dengan bervegetaris, hidup kita akan lebih seimbang. Ini juga merupakan cara yang paling mendasar untuk melindungi Bumi. Ini bukanlah hal yang mustahil.

doc tzu chi

Kini, sumber daya alam sudah tidak mencukupi angka konsumsi manusia yang serba boros. Untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap orang saja sudah cukup sulit. Jadi, jika kini kita mulai menjaga kelestarian lingkungan, bisakah Bumi menghasilkan sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan kita?

Ini bagaikan gudang keluarga kita telah kosong dan harus menggunakan barang dari gudang lain. Manusia terus melakukan hal seperti ini. Singkat kata, kita harus lebih bermawas diri dan berhati tulus.

“Ini adalah celengan saya. Saya ingin menginspirasi keluarga saya menghemat listrik karena penghematan air, listrik, dan beras harus dimulai dari rumah. Ini adalah celengan “rumah” saya. Bagaimana jika kita mematikan kipas angin hari ini untuk menghemat listrik? kata Chen Man, Relawan Tzu Chi.

“Kata Nenek, saat ada sinar matahari, menggunakan toilet tidak perlu menyalakan lampu,” ujar Liao Si-yu, cucu Chen Man.

“Keluarga saya terdiri atas tujuh orang. Di malam hari, kami mandi pada waktu yang telah ditentukan. Saya menyalakan pemanas air pada pukul 7 malam dan mematikannya pada pukul 9 malam. Kami semua mandi dalam waktu dua jam itu,” kata Chen Man lagi.

Relawan Chen Man di wilayah tengah Taiwan berhemat dalam keseharian. Seluruh anggota keluarganya memiliki kesatuan tekad untuk menghemat listrik dan air. Setiap hari, dia memasak air dan menuangkannya ke dalam termos agar bisa digunakan sepanjang hari. Dengan demikian, dia tidak perlu berulang kali memasak air. Dia bisa menyimpan air panas dengan cara seperti ini.

Dia melatih diri dan mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Saya sangat memujinya karena dia merupakan seorang relawan yang sangat tekun di wilayah tengah Taiwan. Selama puluhan tahun, dia terus mempertahankan tekad awalnya. Dia terus mempertahankannya hingga kini. Saya sungguh sangat tersentuh melihat pola hidupnya yang hemat.

Bodhisatwa sekalian, kita harus mendengar Dharma, mengingatnya, menyerapnya ke dalam hati, dan mempraktikkannya dalam keseharian. Kita harus berpola hidup hemat, bervegetaris, dan mengurangi konsumsi daging untuk menyelamatkan Bumi.

Mengenang bencana banjir dan berintrospeksi diri
Bervegetaris dan berpola hidup hemat untuk menyelamatkan Bumi
Mengirimkan masker lewat udara untuk mencegah mewabahnya virus penyakit
Berhemat dan mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Agustus 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 Agustus 2017

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -