Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris, Kunci untuk Mengakhiri Pandemi


Setiap hari, saya memandang ke seluruh dunia. Meski saya selalu berdoa semoga terjadi hal yang baik dan dunia tenteram, tetapi yang saya lihat ialah bencana yang membawa dampak bencana serius. Ini sungguh memilukan.

Buddha mengatakan bahwa Dunia Saha ini penuh dengan penderitaan. Ini adalah kenyataan. Kita tidak bisa tidak mengakuinya. Namun, manusia sering kali menghindar dan membohongi diri sendiri. Saat ini, ada banyak tempat yang diliputi kepiluan.

Kini, di India ada banyak orang yang diliputi kepiluan dan penderitaan. Fisik dan batin mereka sangat lelah. Kesehatan mereka juga terancam. Orang-orang yang saat ini aman dari pandemic juga tidak tahu apa yang akan terjadi pada detik berikutnya. Kondisi di sana sungguh memprihatinkan. Kita bisa melihat banyak tumpukan kayu bakar di sana. Pemandangan seperti ini belum pernah terlihat sebelumnya. Pemandangan seperti ini sungguh membuat orang sedih dan prihatin. Setiap orang di India merasa cemas dan tidak aman. Ini tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.

Dalam rapat kemarin, saya mendengar laporan dari Divisi Kerohanian kita tentang kondisi di sana. Mendengar laporan mereka, saya sungguh merasa tidak tega.

Saat ini, India kekurangan segalanya. Selain pengobatan, mereka juga kekurangan oksigen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, bahkan tabung oksigen kosong pun sulit didapatkan. Penderitaan orang-orang di sana sungguh tidak bisa dideskripsikan. Penderitaan mereka sungguh tak terkira.


Kini setiap orang merasa cemas karena mereka tidak tahu kapan mereka akan kehilangan nyawa. Mereka sangat cemas. Pada saat seperti ini, orang-orang bisa melihat akibat dari pandemic sehingga merasa sangat takut. Meski virus ini tidak terlihat, tetapi dengan kesadaran hakiki kita, kita bisa menyadari dampak yang ditimbulkannya. Saat sifat hakiki ternoda oleh kekotoran batin, orang-orang akan menciptakan karma buruk kolektif sehingga timbullah pandemi dan bencana. Berhubung bisa melihat dampak pandemic dan merasakan betapa berbahayanya pandemi ini, orang-orang pun merasa takut dan cemas.

Pandemi ini sungguh merupakan bencana besar dalam sejarah. Sesungguhnya, kapan pandemi ini akan berakhir? Tidak tahu.

Selain pandemi ini, juga ada bencana akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Jadi, bukan hanya unsur tubuh, unsur alam juga bisa tidak selaras sehingga mendatangkan berbagai bencana alam. Inilah ketidakkekalan.

Kekuatan alam sangatlah besar. Bencana alam tidak bisa dihentikan oleh siapa pun. Mengenai hal ini, saya tetap harus berkata bahwa satu-satunya obat mujarab untuk menghalau bencana ialah berhenti membunuh hewan. Kita harus membangkitkan cinta kasih orang-orang dan menunjukkan ketulusan dengan berhenti membunuh hewan. Dengan berhenti membunuh hewan, barulah kita bisa bertobat. Dengan bertobat, barulah bencana dapat dihalau. Jika orang-orang masih tidak bertobat, bencana akan terus terjadi.

 

Kita yang tinggal di Taiwan jangan lengah karena mengira bahwa Taiwan aman dari pandemi. Kita tetap harus bermawas diri, berhati tulus, dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Menjalankan protokol kesehatan dengan ketat bukan sekadar mengenakan masker dengan benar. Bukan hanya demikian.

Wabah di suatu negara atau wilayah bisa terus menyebar ke wilayah lain. Akses transportasi yang memadai membuat pencegahan wabah menjadi sangat sulit. Jadi, kita tetap harus menciptakan berkah. Berkah merupakan lapisan pelindung yang dapat melindungi kita dari pandemi. Kita harus menciptakan lapisan pelindung ini. Bagaimana cara melindungi diri dari virus penyakit? Orang-orang di seluruh dunia harus bervegetaris.

Jika hanya segelintir orang yang bervegetaris, lapisan pelindung yang terbentuk akan sangat tipis. Orang-orang yang tidak bervegetaris akan menimbulkan pencemaran yang dapat merusak lapisan pelindung ini. Karena itu, kita harus menyosialisasikan vegetarisme. Saat banyak orang bervegetaris, lapisan pelindung ini akan semakin kuat. Jadi, obat mujarab untuk pandemi ini adalah bermawas diri dan berhati tulus.


Bodhisatwa sekalian, kita harus bersungguh hati dan selalu sadar. Buddha berkata bahwa dunia ini penuh penderitaan dan bencana bisa terjadi kapan saja. Jadi, satu-satunya cara untuk menghalau bencana ialah bermawas diri dan berhati tulus.

Kita harus bertobat atas kesalahan masa lalu, mengubah tabiat masa lalu, dan berlatih untuk masa depan. Semua orang harus segera mengubah tabiat masa lalu. Meski hanya segelintir orang yang menciptakan karma buruk, penderitaan yang tak terkira akan terus berlanjut. Saat kita menciptakan karma buruk, kita akan merasakan penderitaan sendiri.

Namun, untuk melindungi alam, dibutuhkan banyak orang untuk menciptakan berkah bersama agar tercipta lapisan pelindung. Jadi, kita harus terus-menerus berpikiran baik, berbuat baik, bertutur kata baik, dan mengimbau orang-orang untuk melakukan hal yang sama.

Singkat kata, kita harus menggenggam setiap detik tanpa menyimpang sedikit pun dari arah yang benar. Dengan demikian, barulah kita bisa mengakhiri pandemi. Tentu saja, kita tetap harus bermawas diri, berhati tulus, serta berdoa semoga dunia tenteram dan pandemi segera berakhir.

Pandemi bagai kebakaran yang tidak terbendung
Timbul ketakutan setelah melihat akibat karma buruk
Berhenti membunuh demi mengakhiri pandemi
Memperkuat lapisan pelindung bagi dunia ini
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Mei 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Mei 2021
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -