Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Dunia Menebarkan Cinta Kasih

Belakangan ini, banyak hal yang membuat saya merasa bersedih sekaligus bersukacita. Saya sedih karena ketidakselarasan unsur alam. Akibat ketidakselarasan unsur tanah, terjadi gempa yang menakutkan. Dalam sekejap, rumah-rumah runtuh sehingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. Ketidakselarasan unsur api menyebabkan hamparan demi hamparan hutan terbakar. Bayangkanlah, semua kebakaran itu terjadi di Bumi yang sama.

Di California, Amerika Serikat, kebakaran besar terjadi silih berganti. Kebakaran hutan perlahan-lahan merambat ke wilayah permukiman warga dan orang yang terkena dampak bencana juga tak sedikit. Dari tempat tinggal insan Tzu Chi mau pergi ke wilayah bencana juga tak begitu mudah. Mereka harus menaati peraturan dan hanya bisa menjangkau wilayah yang aman untuk dimasuki.

Saat bisa menjangkau warga korban bencana, relawan kita juga segera memberikan bantuan. Saat memberikan bantuan, relawan kita juga merangkul warga korban bencana dengan penuh rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih untuk menghilangkan kepiluan mereka. Relawan kita juga mendengarkan dengan penuh perhatian dan membimbing mereka.


Perhatian seperti ini membuat korban bencana yakin pada kita. Bagi mereka, kasih sayang kita lebih berarti daripada barang bantuan. Ini juga sangat menyentuh. Sulit bagi saya untuk mengulas kisah ini secara mendetail karena para relawan telah bersumbangsih dalam jangka waktu yang sangat panjang. Tempat tinggal mereka sangat jauh dari lokasi bencana. Amerika Serikat sangatlah luas. Saat terjadi bencana akibat ketidakselarasan empat unsur alam, kondisi selalu sulit untuk dikendalikan.

Saat Portugal dilanda kebakaran hutan pada tahun lalu, insan Tzu Chi dari beberapa negara juga bergerak untuk memberikan bantuan bencana. Insan Tzu Chi juga kembali ke sana untuk mengadakan pelatihan relawan. Perlahan-lahan, citra insan Tzu Chi mulai terlihat di sana. Saya sangat terhibur melihatnya. Pada hakikatnya, semua orang memiliki hati yang sama dengan Buddha dan bisa merekrut Bodhisattwa dunia. Mereka tak takut bekerja keras dan bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih.

Selain itu, di Meksiko, terjadi gempa yang menimbulkan kerusakan parah pada tanggal 19 September tahun lalu. Insan Tzu Chi dari Amerika Serikat dan Amerika Selatan segera membentuk tim untuk menjangkau lokasi bencana. Dalam penyaluran bantuan kali ini, relawan kita menghabiskan 2 bulan lebih untuk memahami kondisi pascabencana dan menginspirasi warga setempat. Meski menggunakan bahasa isyarat, relawan kita bisa mempererat hubungan dengan warga dengan hati yang tulus.

Sebelum membagikan barang bantuan, relawan sudah menabur benih kebajikan selama lebih dari 2 bulan di sana. Setelah penyaluran bantuan berakhir, beberapa relawan lokal datang ke Taiwan untuk mencari tahu sebenarnya Tzu Chi adalah organisasi seperti apa. Mereka mendedikasikan diri dengan bersungguh hati. Belasan relawan ini menyatakan berguru kepada saya dan membangun ikrar bahwa setelah kembali ke Meksiko, mereka akan bekerja sama dengan harmonis untuk melakukan praktik nyata. Mereka sungguh sangat bersungguh hati.


Sejak gempa bumi tahun lalu, insan Tzu Chi Amerika Serikat telah beberapa kali pergi ke sana untuk mengadakan pelatihan relawan guna membangkitkan semangat mereka. Berhubung gempa di sana telah berlalu hampir setahun, kita kembali pergi ke sana untuk mengadakan baksos kesehatan dan pembagian barang bantuan. Mereka juga sudah resmi mendirikan kantor perwakilan di sana.

Tzu Chi tersebar di lebih dari 50 negara dan sekarang benih Tzu Chi bertambah di satu negara lagi. Mereka juga menolong orang yang menderita, saya sungguh sangat bersyukur. Semua ini adalah yang kita lakukan di Meksiko belakangan ini. Kita juga bisa melihat sebuah rumah sakit provinsi di Laos. Banyak pasien yang harus tidur di lantai.

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang mengantarkan tempat tidur lipat dari Thailand ke rumah sakit di Laos. Di rumah sakit itu banyak pasien yang tidur di lantai, saya sangat tak tega melihatnya. Kita harus menebarkan benih cinta kasih Tzu Chi ke seluruh dunia. Dalam jalinan jodoh kali ini, kita bisa melihat pengusaha setempat juga mendedikasikan diri dengan sangat tulus. Jadi, kita pun telah menabur benih kebajikan di Laos. Semoga Bodhisattwa dunia dapat memberi perhatian dan pendampingan dengan penuh cinta kasih.

Selain itu, di Filipina, pada akhir bulan Juli hingga awal bulan Agustus, terjadi banjir dengan ketinggian mencapai bangunan lantai 2. Insan Tzu Chi mengantarkan makanan hangat dan memberi perhatian. Namun, ada lebih dari 50.000 keluarga korban bencana di empat area, apa yang harus kita lakukan? Melalui konferensi video, kita memutuskan memberi bantuan lewat pemberian upah sebesar 800 peso per hari agar warga dapat membersihkan rumah dan lingkungan sendiri demi kelangsungan hidup mereka.

Banyak warga di Marikina yang sangat berterima kasih kepada relawan kita yang tidak menyerah pada mereka dan begitu mengasihi mereka. Satu orang bisa melakukan pekerjaan untuk 2 orang. Dengan waktu yang sama, mereka bisa menyelesaikan pekerjaan yang butuh waktu 3 kali lipat dari itu. Pembersihan dilakukan dengan cepat. Selama 4 hari, lebih dari 3.000 orang turut berpartisipasi.


Jika semua orang dapat menyadari bahwa menolong orang lain juga berarti menolong diri sendiri, kita bisa bersumbangsih dalam keseharian untuk membawa manfaat bagi orang banyak. Di berbagai negara, tak peduli relawan kita bersumbangsih di negara sendiri maupun lintas negara, setelah kembali ke Taiwan, mereka selalu bisa membagikan banyak kisah yang menyentuh.

Ada banyak hal yang harus disyukuri. Selama sekitar setengah bulan dari akhir Agustus hingga awal September, insan Tzu Chi telah bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga di belasan negara. Saya sungguh sangat tersentuh.

Ketidakselarasan empat unsur alam menyebabkan banyak bencana

Bodhisatwa dunia menjangkau orang yang membutuhkan

Menebarkan benih cinta kasih dan memberi penghiburan

Membawa manfaat bagi masyarakat dengan cinta kasih tanpa pamrih

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 September 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 15 September 2018

Editor: Stefanny Doddy

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -