Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Bermunculan Menjangkau Orang yang Menderita

Tadi malam, begitu sebuah bus wisata mengalami kecelakaan, insan Tzu Chi segera bergerak menuju lokasi kecelakaan untuk mencurahkan perhatian. Relawan kita juga segera menyediakan teh jahe bagi para anggota tim penyelamat karena cuaca pada malam hari sangat dingin. Selain itu, relawan kita juga melantunkan nama Buddha untuk menenteramkan jiwa para korban jiwa.

Bayangkanlah betapa cemasnya para anggota keluarga korban kecelakaan. Kita bisa membayangkan suasana hati mereka saat memasuki rumah duka untuk mengenali jenazah. Pada saat seperti ini, dibutuhkan Bodhisatwa yang penuh welas asih dan kebijaksanaan. Sebelum anggota keluarga korban kecelakaan tiba, insan Tzu Chi yang lebih dekat sudah pergi ke rumah sakit di berbagai wilayah untuk memperhatikan dan menenangkan para korban luka-luka. Saat jenazah korban kecelakaan dikirimkan ke rumah duka, insan Tzu Chi juga berada di sana untuk menenangkan anggota keluarga mereka. Ini semua sangat dibutuhkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus membiasakan diri untuk memberikan bantuan seperti ini. Kita juga harus membimbing orang-orang agar tidak takut saat menghadapi bahaya dan melangkah maju dengan berani, inilah yang dilakukan oleh relawan kita. Dengan kerja sama yang harmonis, anggota komite dan Tzu Cheng bisa melakukan banyak hal bagi dunia ini. Saya sungguh sangat bersyukur.

doc tzu chi

Kita juga melihat relawan kita berusaha untuk membimbing orang-orang. Dalam acara Festival Lampion, insan Tzu Chi juga diundang untuk menampilkan konsep daur ulang. Dengan bijaksana, relawan kita memanfaatkan barang daur ulang untuk membuat lampion berbentuk Griya Jing Si.

Para anggota Tzu Cheng bekerja sama untuk menyusun potongan-potongan besi yang dikumpulkan. Mereka mencoba sekali demi sekali tanpa takut gagal. Setelah mencoba berkali-kali, mereka akhirnya berhasil membuat lampion berbentuk Griya Jing Si yang sangat ramah lingkungan. Saya sungguh sangat tersentuh.

Mereka juga menggunakan botol plastik untuk menyadarkan orang-orang tentang sumber daya air. Dari 1.000 botol air, hanya sebotol yang bisa digunakan oleh manusia. Ini untuk menyadarkan orang-orang bahwa meski Bumi mengandung air, tetapi air bersih yang sungguh-sungguh bisa digunakan sangatlah sedikit, hanya satu permil. Karena itu, kita harus menghargai air.

doc tzu chi

Mereka juga menggunakan barang daur ulang untuk membuat lonceng dan gendering serta tiga jenis kereta yang diulas di dalam Sutra. Semua hasil karya mereka mengandung makna. Banyak murid dari berbagai sekolah yang datang untuk melihat-lihat. Banyak relawan senior kita yang memberikan penjelasan di sana.

Mendengar penjelasan mereka, bahkan anak-anak pun bisa mengerti bahwa Bumi harus dilindungi. Dengan cara inilah kita mendidik dan menyucikan hati manusia. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, kita harus menghargai sumber daya alam. Semua prinsip kebenaran ini ditampilkan dalam acara Festival Lampion itu.

Dengan adanya kekuatan cinta kasih, kita bisa mengembangkan kebijaksanaan. Dengan bersungguh hati, tiada hal yang tidak bisa dilakukan. Ini sungguh sangat menyentuh. Tentu saja, dalam hidup manusia, terdapat kebahagiaan dan penderitaan. Ada banyak orang yang menderita. Ada yang menderita karena ketidakkekalan, ada yang menderita karena iklim yang tidak bersahabat, ada pula yang menderita karena bencana akibat ulah manusia. Semuanya dilanda penderitaan. Namun, tidak peduli penderitaan apa pun, semuanya membutuhkan Bodhisatwa yang penuh cinta kasih.

Kita juga mengadakan acara musikal demi menggalang cinta kasih bagi para pengungsi di berbagai negara dan berdoa dengan tulus semoga kita bisa menggunakan cinta kasih untuk menyucikan hati manusia di seluruh dunia.

doc tzu chi

“Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk menggalang cinta kasih semua orang. Menurut saya, selain pekerjaan kami, inilah yang bisa kami lakukan di hari libur,” ungkap Su Jun-ren, salah satu personil polisi Taipei.  

“Saat dunia ini telah melupakan masalah pengungsi dari Suriah, kita tidak boleh melupakannya karena jika kita melupakannya, maka mereka akan semakin kehilangan harapan,” ungkap dr. Chien Sou-hsin, Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Saya bersyukur cinta kasih warga Taiwan bisa terus menyertai pengungsi dari Suriah. Semoga mereka bisa hidup aman dan tenteram hingga kembali ke negara mereka,” ungkap Chen Chiou-hwa
Relawan Tzu Chi Yordania.

Ji Hui juga kembali ke Taiwan dan memberi tahu saya bahwa Pangeran Hassan di Yordania sangat berharap Tzu Chi bisa memberikan bantuan medis dan pendidikan di kawasan pengungsi. Saya juga merasa bahwa itu diperlukan. Anak-anak pengungsi di sana entah sampai kapan baru bisa pulang ke rumah. Usia sekolah mereka tidak boleh disia-siakan. Karena itu, kita harus membantu mereka agar mereka bisa menerima pendidikan dan menambah fasilitas medis.

Kini, di kawasan pengungsi ada banyak orang yang sangat membutuhkan fasilitas medis. Pelayanan medis sesederhana apa pun tetap membutuhkan fasilitas medis. Meski yang dibutuhkan sekarang adalah pelayanan medis dasar, kita tetap harus membantu mereka. Berhubung tidak tahu kapan kamp pengungsi akan dibongkar, kita tidak bisa mendirikan fasilitas medis permanen, tetapi juga tidak bisa kekurangan fasilitas yang dibutuhkan.

Jadi, kita harus bisa mengaturnya agar tidak boros, tetapi bisa memenuhi kebutuhan untuk pelayanan medis dan pendidikan. Kita harus melakukan perencanaan yang matang dan mewujudkannya secara nyata. Ada banyak kekuatan cinta kasih yang bisa dikembangkan dengan kesungguhan hati. Dunia ini membutuhkan kekuatan cinta kasih banyak orang agar jalan cinta kasih bisa terbentang luas di seluruh dunia.

Bodhisatwa bermunculan saat ketidakkekalan terjadi
Tidak takut saat menghadapi bahaya dan menjadi sandaran orang lain
Membuat lampion dari barang daur ulang dan menyucikan hati manusia
Menolong para pengungsi dengan welas asih dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Februari 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Februari 2017

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -