Ceramah Master Cheng Yen: Giat Mempraktikkan Kebenaran dan Meneruskan Dharma

Setiap hari saya melihatnya. Ke mana pun saya pergi dalam perjalanan kali ini, saya selalu melihat insan Tzu Chi yang sama dengan kalian yang duduk saat ini, begitu rapi serta memiliki arah yang sama dalam bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita.

Kita semua memiliki tekad di Jalan Bodhisatwa. Kita sering berkata bahwa dari kehidupan ke kehidupan, setiap niat pikiran kita ditujukan demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Suara hati saya saat ini, saya harap kalian semua dapat mendengarnya. Saya berharap suara hati kalian pun sama dengan saya.

Selama kita masih hidup, kita harus bersyukur karena dalam kehidupan ini kita tidak salah jalan. Kita telah memasuki pintu Tzu Chi dan berjalan di Jalan Bodhisatwa.

Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran; mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Jalan Tzu Chi adalah giat mempraktikkan kebenaran. Kita semua harus giat.

Silsilah Dharma ini harus terus kita wariskan agar terus berkelanjutan. Rangkaian semangat ini harus senantiasa kita teruskan. Untuk itu, hati kita harus bertautan. Inilah silsilah Dharma Jing Si. Silsilah Dharma Jing Si menunjuk pada Jalan Bodhisatwa.

Inilah silsilah Dharma Jing Si. Kita harus menapakinya dengan mantap. Hati kita saling bertautan. Kelak, kita akan melangkah di Jalan Bodhisatwa. Yang di depan harus membimbing yang di belakang.

Rangkaian ini harus terus tersambung dan tidak boleh putus. Jadi, kini kita harus menjaga agar setiap hari dan setiap detik, tekad kita terus terjaga dan berlanjut.

Berada di jalan Tzu Chi, kita tak akan menyesal. Beberapa tahun lalu saya mengatakan bahwa saya ingin agar kalian yang menjalankan Tzu Chi tidak pernah menyesal seumur hidup.

 

Kita berjalan maju selangkah demi selangkah. Hari ini kita melangkah di jalan ini, begitu pula pada kehidupan mendatang, bahkan dari kehidupan ke kehidupan.

“Master berpesan untuk menggunakan kedua tangan yang bertepuk saat itu untuk melakukan daur ulang. Sejak saat itu, saya terus melakukannya. Terima kasih kepada Master yang membuat saya dapat menjalankan misi pelestarian lingkungan,” kata Lin A-man relawan Tzu Chi berusia 73 tahun.

“Dalam melakukan daur ulang, saya semakin bahagia. Terima kasih, Master. Saya akan melakukan daur ulang dari kehidupan ke kehidupan sampai selamanya,” kata Su Zhou Fang-mei relawan Tzu Chi berusia 80 tahun.

“Saya terus berpikir untuk melakukan lebih banyak agar Master dapat menolong orang yang menderita yang tidak terbatas jumlahnya,” kata Wu Wang Bo relawan Tzu Chi berusia 80 tahun.

Melihat para relawan pelestarian lingkungan, timbul rasa hormat dalam lubuk hati saya. Setiap Bodhisatwa lansia ini tidak menyia-nyiakan waktu. Waktu mereka digunakan untuk mewujudkan nilai kehidupan yang paling berharga. Mereka semua sangat bijaksana.

Mereka semua berikrar untuk terus menjalankan misi pelestarian lingkungan hingga tarikan napas terakhir. Inilah kehidupan yang paling bijaksana dan berkualitas. Mereka menjalankan semua ini dengan sehat. Dengan menjalankan ini, mereka memupuk kebajikan. Semua pahala diciptakan oleh diri sendiri. Jadi, diri sendiri yang melakukan, diri sendiri yang memperoleh hasilnya.

Kalian setiap hari terus melindungi Bumi agar Bumi tetap sehat. Kalian juga menghargai berkah dengan mengumpulkan barang daur ulang agar bisa diolah kembali.

Bodhisatwa sekalian, barang-barang daur ulang itu memiliki nilai. Kita tak boleh memboroskan sumber daya alam. Inilah pahala yang kita pupuk dan kembangkan. Terima kasih, terutama kepada para relawan daur ulang.

Tahun ini adalah tahun ke-30 misi pelestarian lingkungan. Kita juga mengikuti kemajuan teknologi masa kini.

 

Saat tiba di Aula Jing Si Xindian, sambil berjalan masuk, saya melihat barang-barang rancangan kalian. Sambil berjalan, saya melihat foto sepasang tangan di sana. Saat saya menekannya, gambar itu terbuka dan bisa mengeluarkan suara.

Berjalan ke sebelah kanan, saya melihat replika Puncak Burung Nasar, tempat Buddha membabarkan Sutra Bunga Teratai. Rancangannya sangat sederhana.

Ya, lebih dari 2.500 tahun lalu, Puncak Burung Nasar tempat Buddha membabarkan Dharma tidaklah luas. Namun, di sana Buddha membabarkan esensi Dharma. Setiap bait atau setiap kalimat yang dibabarkan mengandung kebenaran alam semesta. Inilah kebenaran sejati. Setiap kalimat yang Buddha babarkan mengandung kebenaran sejati alam semesta.

Di masa kini, kita dapat memahami banyak ajaran. Di masa kini, kita dapat mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Saat ini, kita paling beruntung. Dharma yang Buddha babarkan lebih dari 2.000 tahun lalu sangat sesuai untuk diterapkan saat ini. Kita telah mempraktikkannya.

Terima kasih kepada para relawan yang telah menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membangun dunia Tzu Chi.

Saya berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu saya membangun dunia Tzu Chi sehingga dunia Tzu Chi kita ini semakin luas dan besar serta dapat membimbing lebih banyak orang.

“Murid Jing Si dari Shuanghe berikrar kepada Master. Terima kasih, Master telah membuka ladang berkah besar, memimpin kami menjalankan misi pelestarian lingkungan selama tiga puluh tahun ini. Kami akan menggunakan tangan yang bertepuk ini untuk giat menggarap ladang berkah. Kami akan lebih bersungguh hati menyosialisasikan vegetarisme dan mengembangkan welas asih; menghormati kehidupan, menjaga alam. Semoga Master sehat selalu. Semoga Master sehat selalu. Semoga Master sehat selalu dan terus membabarkan Dharma bagi kami,” ikrar relawan dari Shuanghe.

 

Saya sangat terharu dan tercengang. Kalian telah membuat saya terharu karena kalian di Shuanghe telah menunjukkan kesatuan hati dan keharmonisan. Keharmonisan adalah yang terpenting. Keharmonisan adalah berkah.

Dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong, kita menyebarkan Jalan Bodhisatwa di dunia, menciptakan berkah, memelopori kebaikan, dan meredam bencana bagi dunia. Semua ini bergantung pada ketulusan dan kesungguhan hati kita. Hati yang tulus ini sangatlah penting.

Kita tengah menghimpun dan menciptakan berkah bagi dunia. Asalkan ada hati, kita dapat menyebarkan Dharma demi membawa manfaat bagi semua makhluk. Semua ini menciptakan berkah bagi dunia.

Lihatlah, kita tidak boleh tidak menjalankan dan menyosialisasikan vegetarisme. Kita harus menyosialisasikan vegetarisme karena dengan bervegetaris, barulah kita dapat mengembangkan cinta kasih yang menyeluruh. Dengan demikian, barulah kita dapat benar-benar menciptakan berkah.

Jangan membunuh. Inilah wujud cinta kasih. Semua ini harus dapat kita praktikkan karena ini merupakan obat mujarab terbaik untuk saat ini. Kita harus bervegetaris untuk dapat meredam wabah dan bencana. Kita juga harus menyosialisasikan vegetarisme.

Singkat kata, harap Bodhisatwa sekalian bersatu hati untuk menciptakan berkah dan meredam bencana bagi dunia. Bisa? (Bisa)

Kita memiliki tekad yang sama. Saya mendoakan semuanya. Terima kasih.

Giat menjalankan kebenaran dengan satu hati bersama Guru
Meneruskan semangat silsilah Dharma tanpa henti
Menghimpun berkah dan menyebarkan Dharma lewat kegiatan daur ulang
Meredam bencana dengan langkah yang nyata

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 November 2020      
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 November 2020
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -