Ceramah Master Cheng Yen: Melihat Nilai Budaya Humanis dalam Misi Kesehatan

“Ada seorang pasien yang semula menderita batu empedu. Batu empedu yang dideritanya lalu memicu komplikasi syok septik. Sebelumnya, di bawah penanganan dr. Shen Huan-ting, tekanan darahnya kembali normal. Kemudian, dia dirujuk ke departemen bedah untuk menjalani operasi,” kata kata Gao Guo-yao Dokter bedah umum.

“Sebelum menjalankan operasi untuknya, kami melakukan evaluasi mendetail dan mendapati bahwa usus buntunya membengkak. Ini sangat aneh. Adakalanya, ini merupakan gejala tumor musinus. Jadi, kami segera meminta bantuan dr. Fang dan berdiskusi dengan beliau bagaimana menolong pasien tersebut,” pungkasnya.

“dr. Gao menceritakan kondisinya pada saya. Pasien ini merupakan orang tua tunggal. Dia membesarkan seorang anak sendiri dan telah berusia 60-an tahun. Berat badannya hanya 30-an kilogram dan masih harus bekerja. Sesungguhnya, saat itu belas kasih saya timbul. Saya bertekad untuk bersungguh-sungguh mengobatinya hingga sembuh. Kami harus menjalankan operasi secara bersamaan atau terpisah? Jika menjalankan operasi secara bersamaan, pasien cukup mendapat anestesi sekali. Meski durasi operasi akan agak panjang, tetapi jika kami bisa bergerak lebih cepat, risikonya akan lebih rendah,” kata Fang Jia-wei Dokter spesialis bedah kolorektal.

“Bagaimana dengan operasi terpisah? Dibandingkan dengan operasi secara terpisah, sesuai ketentuan Jaminan Kesehatan Nasional, operasi secara bersamaan, terlebih operasi usus buntu, mungkin akan membuat RS kita rugi. Jadi, di sini saya ingin meminta maaf kepada sekretaris medis dan Kepala RS Chien karena telah membuat RS kita mengalami kerugian,” lanjutnya.


“Namun, mempertimbangkan kondisi jantung dan paru-paru pasien serta keterampilan medis kami saat ini, pasien dapat menjalani operasi secara bersamaan dan terhindar dari penderitaan dan beban untuk menjalani dua kali operasi. Jadi, kami menjalankan operasi secara bersamaan. Saat dia kembali untuk rawat jalan, kami bisa melihat bahwa dia yang berat badannya semula hanya 30-an kilogram telah meningkat menjadi 40-an kilogram,” pungkasnya.

Lima puluh lima tahun yang lalu, saat menjalankan misi amal, kita mendapati bahwa banyak orang yang kekurangan karena jatuh sakit. Jadi, ada banyak orang yang kekurangan sekaligus sakit.

Tadi, para dokter kita berbagi tentang beberapa kasus. Jika pasien dapat diobati, kita pasti akan menangani mereka. Meski pasien tidak memiliki uang, kita tetap bersedia mengobati mereka. Kita bukan mengutamakan pasien mampu membayar atau tidak, melainkan dapat diobati atau tidak.

Rumah sakit kita tidak pernah menolak pasien. Tenaga medis kita selalu mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menyelamatkan pasien. Kekuatan cinta kasih seperti ini sungguh menyentuh. Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak. Para dokter mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan kehidupan. Mereka bekerja keras siang dan malam. Menjalankan sebuah operasi selama berjam-jam, belasan jam, bahkan lebih dari 20 jam, itu adalah hal yang biasa.


Saya mendengar bahwa sebelum menjalankan operasi, kepala departemen kardiovaskular, dr. Xie, selalu terlebih dahulu menggambar jantung dan pembuluh darah pasien. Saya masih ingat saat saya berkunjung ke Taichung tahun lalu, beliau memberikan laporan dengan menyertakan gambar yang jelas dan indah. Jadi, saya mengusulkan untuk membuka pameran dengan hasil gambarnya agar orang-orang dapat melihat keindahan jantung manusia.

Jantung manusia sungguh sangat indah. Namun, saat jantung terserang penyakit, nyawa manusia bisa terancam. Jantung manusia sungguh mengagumkan. Saya mendengar dan melihat laporan para dokter tentang bagaimana mereka menyelamatkan kehidupan. Operasi mungkin terlihat sangat menakutkan, tetapi setiap dokter kita mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan kehidupan. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan pasien yang ditolak di tempat lain.

Kita juga melihat seorang gadis berusia 16 tahun. Jika tidak diselamatkan, dia mungkin akan menjadi pasien vegetative persisten. Kini dia terlihat sangat ceria. Dia kembali menjadi gadis yang energik, cantik, dan menggemaskan. Inilah nilai kehidupan kita. Kehidupan kita bernilai saat dapat membawa manfaat bagi orang lain.

Setelah kehidupannya terselamatkan, dia dapat mengembangkan nilai kehidupannya. Dengan menyelamatkan kehidupan, para dokter kita telah mengembangkan nilai kehidupan yang amat tinggi. Berapa banyak kehidupan yang telah kalian selamatkan? Sungguh, nilai kehidupan kalian sangat tinggi.


Beruntung, 55 tahun lalu, timbul sebersit niat untuk memulai Tzu Chi dari himpunan 50 sen. Saat menjalankan misi amal, kita melihat penderitaan akibat penyakit sehingga berpikir untuk membangun rumah sakit. Setelah rumah sakit dibangun, kita sulit mendapatkan tenaga medis. Siapa yang bersedia bekerja di wilayah terpencil di Hualien? Kita kekurangan perawat dan dokter. Apa yang harus kita lakukan? Kita perlu mendirikan sekolah keperawatan. Jadi, kita pun mendirikan Akademi Keperawatan Tzu Chi yang kini bernama Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Semua ini kita rampungkan dalam waktu 30-an tahun.

Seiring perjalanan Tzu Chi, kini saya pun sudah lanjut usia. Di Hualien, saya terus berkata bahwa saya telah melakukan yang ingin saya lakukan. Tentu saja, seiring perjalanan Tzu Chi, banyak insan Tzu Chi yang juga sudah lanjut usia. Saya berharap semua orang dapat datang dan pergi dengan tenang. Saya juga berharap relawan paruh baya dan relawan muda kita dapat segera memikul tanggung jawab.

Melihat para staf di RS Tzu Chi Taichung, saya sungguh melihat harapan. Saya juga mendengar tentang kesatuan hati kalian yang tulus. Saya yakin bahwa kalian bukan hanya memiliki kesatuan tekad dalam menjalankan misi kesehatan, tetapi juga dalam mempraktikkan semangat Tzu Chi.

Ada pula pasangan suami istri yang menapaki jalan yang sama dengan kesatuan tekad. Saya yakin bahwa kalian dapat menjalankan misi amal dan kesehatan secara bersamaan dan menunjukkan nilai budaya humanis dalam misi kesehatan Tzu Chi pada seluruh dunia. Saya berharap kita dapat memadukan kemajuan teknologi medis dan nilai budaya humanis.


Intinya, hati adalah pelopor segalanya. Asalkan bersungguh hati, hati setiap orang akan sangat indah dan murni, seperti gambar jantung yang ditunjukkan oleh dr. Xie. Saya berharap hingga masa mendatang, kita dapat terus menampilkan keindahan dan nilai budaya humanis dari misi kesehatan kita lewat kerja sama yang harmonis.

Di rumah sakit kita terdapat banyak departemen. Setiap kepala departemen membimbing para staf untuk mewujudkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Sungguh, keindahan ini tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.

Saya bersyukur kepada para dokter dan perawat yang bersumbangsih dengan cinta kasih. Terima kasih.

Saya akan berada di sini selama beberapa hari. Hari ini, kalian membuat saya dipenuhi sukacita dalam Dharma, bukan sukacita biasa.

Sungguh, saya dipenuhi sukacita dalam Dharma. Kalian membagikan kisah nyata yang mengandung Dharma dan prinsip kebenaran. Kasus medis menyatu dengan prinsip kebenaran. Terima kasih.

Memulai misi kesehatan karena tidak tega melihat warga kurang mampu jatuh sakit
Menghimpun cinta kasih dengan celengan bambu dan bersiteguh menjalankan misi Tzu Chi
Berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan kehidupan
Melihat nilai budaya humanis dalam misi kesehatan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 November 2020      
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 November 2020
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -