Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Hakikat Sejati dan Mengembangkan Kebijaksanaan


“Hari ini kami adalah koki cilik yang akan mengajari kalian membuat sushi,” kata Cheah Ee Jenn, Murid TK Tzu Chi Kedah

“Kami membuat video memasak ini dengan harapan dapat mengajak lebih banyak orang untuk bervegetaris bersama,” ucap Lee Chien Ying, Murid kelas bimbel Tzu Chi Kedah.

“Sebelum bervegetaris, saya sering jatuh sakit. Setelah bervegetaris, tubuh saya menjadi lebih sehat, terlebih pada masa pandemi ini, kita semakin harus bervegetaris. Jika kita menghormati kehidupan, kehidupan juga akan menghormati kita,” tutur Moo Yan Zhen, Murid kelas bimbel Tzu Chi Kedah.

Kita bisa melihat hakikat sejati yang murni dari anak-anak yang mengasihi dan melindungi segala sesuatu di dunia ini. Dari kehidupan ke kehidupan, manusia terus terpengaruh oleh berbagai kondisi sehingga hidup dalam kesesatan. Akan tetapi, hakikat sejati yang murni ini selalu ada. Ia hanya dikaburkan oleh berbagai kondisi.


Setiap orang lahir dengan hakikat sejati yang murni. Namun, pendidikan juga sangat penting. Di tengah lingkungan yang penuh cinta kasih, anak-anak bisa bertumbuh dengan hati yang penuh kebajikan dan cinta kasih untuk melindungi semua makhluk.

Namun, jika hakikat sejati yang murni ini terpengaruh oleh lingkungan yang tidak baik, kebajikan hakiki mereka akan perlahan-lahan pudar dan ikut mengonsumsi daging.

Dari kehidupan ke kehidupan, banyak orang terpengaruh oleh kondisi luar sehingga karma buruk kolektif semua makhluk semakin berat. Karena sudah terbiasa mengonsumsi daging, orang-orang tidak meyadari bahwa membunuh hewan dapat menciptakan karma buruk.

Mengonsumsi daging berarti menciptakan karma buruk, tetapi banyak orang yang tidak menyadarinya. Jadi, sulit untuk mensosialisasikan vegetarisme. Mensosialisasikan pun percuma karena sangat sulit untuk mengubah pola pikir manusia. Namun, karena pandemi, mensosialisasikan vegetarisme itu harus. Setelah melihat dan mendengar tentang pandemi ini, kita hedaklah tersadarkan.


“Setelah saya terkonvirmasi positif Covid-19, istri saya tinggal di area karantina. Saya diam-diam melirik istri saya dan mendapati bahwa dia berlinang air mata. Dia di karantina di sebuah hotel. Kondisi saya lebih parah. Dia (istri) adalah seorang vegetaris dan terus menasihati saya untuk bervegetaris, tetapi saya menolak. Kali ini saya berikrar untuk bervegetaris. Sebelumnya, saya diliputi kegelapan batin dan kebodohan. Setelah berikrar, saya pasti akan mengikuti Master Cheng Yen bervegetaris dan mensosialisasikan vegetarisme dari kehidupan ke kehidupan,” ungka Ye Rui-ren, relawan Tzu Chi.

Setelah tersadarkan kita harus bertobat. Dengan bertobat, barulah kita dapat menyucikan hati kita. Jika tidak bertobat, kita tidak akan memahami makna dri menyucikan hati. Orang-orang mungkin akan berpikir, “Mengapa saya harus menyucikan hati?” “tidak ada yang salah dengan pola hidup saya”.

Jadi, mereka tidak menyadari kesalahan mereka. Pandemi ini telah mendatangkan pelajaran yang besar agar orang-orang tahu bahwa penyakit dapat masuk melalui mulut. Pandemi kali ini sangatlah serius. Pandemi adalah wabah penyakit yang dapat menular. Dari mana wabah ini berasal? Wabah ini menular dari hewan ke manusia, lalu dari manusia antar manusia.

Saya tetap harus mengingatkan orang-orang bahwa makanan non vegetaris adalah makanan yang membuat kita berhutang. Hutang ini harus dibayar suatu hari nanti. Inilah hukum sebab akibat. Tiada seorang pun yang bisa menghindarinya.


“Demi berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas, kami bervegetaris selama 108 hari. Saat memutuskan untuk terus bervegetaris, kami merasa bahwa kami perlu merayakannya dengan makan daging untuk terakhir kalinya. Kami berniat untuk memanggang sayap ayam dan menyiapkan 8 Kg sayap ayam. Berhubung memiliki banyak teman, kami khawatir 8 Kg tidak cukup dan menambahnya menjadi 16 Kg. pada hari itu juga putra bungsu saya kurang sehat badannya. Dia berkata bahwa tangannya sangat sakit. Kedua tangannya sakit hingga dia terus merentangkan tangan ke belakang. Kondisinya membuat saya sangat cemas sehingga saya mengabarkan suami saya untuk segera pulang,” tutur Wong Soo Mei, relawan Tzu Chi.

“Dia terus mengayunkan tangannya. Dia telungkup di atas lantai dengan kedua tangan terentang ke belakang dan terus mengayunkan tangannya. Gerakannya seperti gerakan ayam. Saya lalu berkata pada istri saya, ‘Kita tidak seharusnya makan daging lagi, berhubung sudah memutuskan untuk bervegetaris, janganlah makan daging lagi’,” lanjut Kong Chai Hak, relawan Tzu Chi.

Rasa sakit anak mereka membuat mereka sadar. Ayam yang juga makhluk hidup disembelih demi memenuhi nafsu makan manusia, ini sungguh sangat kejam. Jadi, welas asih mereka pun terbagkitkan dan mereka beralih ke pola makan vegetaris. Saya sangat memuji mereka. Sungguh, inilah kebijaksanaan.


Sayuran dan buah-buahan sangatlah manis, wangi, dan lezat. Bukankah makanan seperti ini sangatlah bersih? Bukankah kita bisa memakannya dengan tenang? lain halnya dengan daging. Setiap potong daging atau ikan menandakan dibunuhnya satu makhluk hidup. Ini disebut menciptakan karma buruk dan mengakumulasi karma buruk kolektif semua makhluk.

Saat ada banyak orang yang menciptakan karma buruk, dunia ini akan penuh dengan bencana, termasuk perubahan iklim, yang membuat umat manusia menderita bagai hewan-hewan yang di kukus, di goreng, atau di rebus di dalam panci.

Intinya untuk meredam bencana dan mengikis karma buruk, kita harus terlebih dahulu menyelaraskan pikiran dan melapangkan hati. Janganlah kita terbelenggu oleh nafsu makan terhadap daging. Kita hendaknya melapangkan hati hingga bisa merangkul seluruh alam semesta. Dengan mengasihi dan melindungi kehidupan, hati kita akan menjadi sangat lapang hingga bisa merangkul seluruh alam semesta.

Manusia menciptakan karma buruk dengan mengonsumsi daging
Pengaruh kondisi luar dari waktu ke waktu membentuk kebiasaan buruk
Setiap orang hendaklah tersadarkan, bertobat, dan segera memperbaiki diri
Melindungi hakikat sejati dan mengembangkan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 15 Juli 2021
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -