Ceramah Master Cheng Yen: Membalas Budi Buddha dengan Menjalankan Ajaran

Saya selalu berbuat demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Tzu Chi telah melewati 52-53 tahun. Saya membutuhkan hampir 40 tahun untuk bekerja keras membangun Empat Misi Tzu Chi. Semua orang tahu bahwa saya selalu berbuat demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Saat itu, saya ingin menjadi bhiksuni, tetapi tak memiliki guru. Kemudian, guru saya menerima saya sebagai murid pada waktu yang tepat. Saya pun memberi penghormatan 3 kali kepadanya dan beliau berpesan, "Kamu harus selalu berbuat demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk."

Setelah ditahbiskan, saya kembali ke Hualien. Bapak Xu membantu saya membangun pondok kayu kecil. Karena berbagai jalinan jodoh, saya mulai menjalankan Tzu Chi dan tinggal di Hualien. Saya mulai sangat sibuk bekerja demi semua makhluk. Mengenai "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk", masih banyak yang belum saya lakukan demi ajaran Buddha. Demi semua makhluk, saya telah melakukan yang bisa saya lakukan. Saya ingin melakukan perbuatan amal.

Kini, saya melihat banyak benih Tzu Chi yang tersebar di banyak negara di dunia. Mereka kembali ke sini dan berbagi dengan saya bagaimana mereka bersumbangsih di negara mereka. Saya sangat berterima kasih. Meski di beberapa tempat hanya ada beberapa relawan Tzu Chi, tetapi ketika terjadi bencana, mereka akan segera bersumbangsih.


Benih Bodhisatwa dunia telah tersebar di mana-mana. Inilah misi amal yang dijalankan organisasi Buddhis. Ketika orang mendengar tentang Tzu Chi, orang-orang tahu bahwa ini adalah organisasi Buddhis. Jadi, kita membuat orang lain tahu bahwa organisasi Buddhis ada melakukan perbuatan amal.

Dalam membantu semua makhluk, kita tak hanya membantu kehidupan seseorang dengan misi amal saja, tetapi juga harus melindungi kehidupan. Ada orang yang karena miskin sehingga sakit. Untuk mencegah kemiskinan, kita harus mengobati penyakitnya terlebih dahulu. Ada orang yang sakit sehingga jatuh miskin. Bagaimana mencegah kemiskinan?

Kita harus mengobati penyakitnya terlebih dahulu. Karena itulah, kita membangun rumah sakit. Sebelum membangun rumah sakit, saya harus menjangkau publik. Bagaimana saya berterima kasih atas sumbangsih orang-orang yang terhimpun sedikit demi sedikit?

Saat itu banyak Bodhisatwa yang bersumbangsih. Bodhisatwa lansia juga tak sedikit. Di antara mereka, banyak orang adalah pekerja. Mereka adalah pedagang kaki lima, termasuk penjual jipang di pinggir jalan dan lain-lain. Para Bodhisattva ini menghemat uang sedikit demi sedikit dari hasil jerih payah mereka. Setelah mendengar saya ingin membangun rumah sakit, uang yang mereka hemat sedikit demi sedikit untuk membeli rumah atau lapak, bersedia mereka sumbangkan untuk membantu saya membangun RS.

Kemudian, mereka baru pelan-pelan menghemat uang lagi. Meski telah berlalu 40-50 tahun, akhir-akhir ini, saya terus memikirkan orang-orang ini. Setelah mereka menyumbangkan uang, mereka tak melekat pada perbuatan baik yang telah mereka lakukan, tetapi sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mungkin setelah menyumbangkan uang, mereka tak pernah bertemu dengan saya lagi.

Namun, saya masih ingat kebaikan, dukungan, dan cinta kasih mereka.  Saya telah memenuhi keinginan saya untuk membangun Empat Misi Tzu Chi, termasuk misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Jika tak ada begitu banyak Bodhisatwa yang mendukung saya, terlebih Bodhisatwa senior, bagaimana mungkin saya bisa melakukan semua ini?


Dalam membangun Empat Misi Tzu Chi, jasa mereka sangat besar. Saudara sekalian, sangatlah sulit untuk membangun RS. Kini, Tzu Chi sudah memiliki 3 rumah sakit di wilayah timur Taiwan dan 3 rumah sakit di wilayah barat Taiwan. Saya sangat berterima kasih. Saya sering berkata bahwa saya sangat memiliki berkah.

Setiap murid yang saya temui, seperti kepala rumah sakit, mereka semua sangat perhatian dan bersedia menerima budaya humanis Tzu Chi. Dengan pikiran terbuka, mereka mengelola rumah sakit dengan semangat dan budaya Tzu Chi. Inilah yang saya lihat sekarang. Jadi, saya juga sudah merasa tenang dengan misi kesehatan kita.

Misi pendidikan juga sama. Setiap kali rapat misi pendidikan, saya sangat tersentuh mendengar laporan dari kepala sekolah, guru, dan murid-murid yang masih bisa mempertahankan kualitas pendidikan yang baik di lingkungan zaman sekarang. Jadi, saya juga sangat berterima kasih atas misi pendidikan kita. Meski masih banyak hal yang saya khawatirkan, saya tetap sangat berterima kasih.

Selain itu, kita juga memiliki misi budaya humanis. Dengan bersungguh hati kita membangun sebuah media massa, yaitu Da Ai TV. Da Ai TV merupakan sebuah sarana untuk menyebarkan Dharma. Banyak insan Tzu Chi dari beberapa negara berkata kepada saya, "Master, kami sangat bersyukur."

"Master ingin kami mendengar Dharma."

"Kami sangat bersungguh-sungguh mempelajarinya.”

 "Sekarang kami sudah memahami prinsip kebenaran serta tahu bagaimana saling bekerja sama dengan harmonis dan menangani masalah."

Saya pun bertanya kepada mereka, "Bisakah kalian menerima siaran Da Ai TV di tempat kalian?"

Mereka menjawab, "Bisa, kami memasang set-top box khusus untuk menonton Da Ai TV."


Saya berterima kasih atas teknologi zaman sekarang sehingga Da Ai TV dapat membantu saya menyebarkan Dharma. Saya lebih berterima kasih kepada Da Ai TV yang memiliki teknologi yang memungkinkan relawan di puluhan negara dapat menonton ceramah pagi saya secara langsung. Saya terus memberi tahu semua orang bahwa saya menggunakan cara yang berbeda untuk membabarkan Sutra Bunga Teratai.

Saya mengintegrasikan hal-hal duniawi dalam membabarkan inti sari Dharma agar orang-orang bisa kembali ke sifat hakiki yang murni. Buddha ingin kita kembali ke sifat hakiki yang murni. Dengan menyerap inti sari Dharma, kita bisa meneruskan jiwa kebijaksanaan. Untuk kembali ke sifat hakiki yang murni, kita harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita.

Inilah tujuan ceramah pagi saya setiap hari. Saya berharap semua orang kembali lebih tekun dan bersemangat; menyerap Dharma ke dalam hati serta lebih bersungguh hati setiap hari.

 

Mempertahankan tekad guru demi menjalankan misi

Menyumbangkan uang hasil jerih payah untuk membangun rumah sakit

Menggunakan teknologi untuk menyebarkan Dharma

Menyerap inti sari Dharma untuk kembali ke sifat hakiki yang murni

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Oktober 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 15 Oktober 2018

Editor: Stefanny Doddy  

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -