Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Sifat Hakiki yang Murni dan Bajik

“Tahun ini, ada sesuatu yang berbeda dari biasanya. Apakah kalian tahu apa yang berbeda? Malam ini, kita makan makanan vegetaris,” kata Zhang Haiwang, seorang pengusaha.

“Dalam setiap acara Festival Kue Bulan dan acara tahunan sebelumnya, kami selalu menyantap makanan mewah. Saya telah bervegetaris selama setahun lebih. Jadi, saat menu makanan diperlihatkan pada saya, saya melihat satu menu yang ada kata “kaki babi”. Melihat kata “kaki babi”, saya seakan-akan melihat kaki babi yang melambai ke arah saya. Itu sangat menakutkan,” tutur Huang Aimei, pengusaha lainnya.

Sungguh, kita harus melindungi semua makhluk. Semua makhluk ingin bertahan hidup. Kita hendaknya memperhatikan, mengasihi, dan melindungi semua makhluk, terlebih sesama manusia. Semua manusia adalah spesies yang sama yang tinggal di lingkungan yang sama. Setiap manusia memiliki potensi untuk bersumbangsih dan membantu satu sama lain.

“Saya tidak bisa berbakti kepada orang tua saya selagi mereka masih hidup,jadi saya ingin merawat lansia yang miskin untuk membayar penyesalan saya terhadap orang tua saya. Saya berharap membuka sebuah panti jompo suatu hari nanti,” Nuriah,  seorang relawan.

“Meskipun Nuriah menjalani kehidupan yang sulit, dia kaya secara rohani. Untuk waktu yang lama, jika orang jatuh sakit, dia selalu bersedia membantu mereka,” kata Ema, relawan Tzu Chi.

Setiap orang hendaknya saling memperhatikan dan merawat dengan cinta kasih. Ini juga menunjukkan sifat hakiki kita yang murni. Tidak peduli orang-orang memiliki hubungan darah dengan kita atau tidak, dengan adanya jalinan jodoh Dharma, kita bisa menjangkau mereka.

“Pertama-tama, terdapat kendala bahasa. Kedua, insan Tzu Chi tidak memiliki hubungan apa pun dengan korban bencana.  Untuk apa mereka begitu bersusah payah?” Chen Zheng-hui, pengusaha Laos merasa heran.


Kita menjalin jodoh dengan Bapak Chen karena banjir besar di Laos. Insan Tzu Chi pergi ke sana dari Thailand. Di sana, kita tidak memiliki relawan. Setelah pergi ke sana, relawan kita baru menjalin jodoh baik. Bapak Chen yang sangat tulus ini tersentuh oleh insan Tzu Chi. Dia mendampingi relawan kita tanpa kerisauan dan penyesalan serta membantu kita mengatasi banyak kesulitan. Saat bersumbangsih bersama insan Tzu Chi, dia melihat bahwa relawan kita saling membantu, bekerja sama demi satu tujuan yang sama, dan bersumbangsih dengan hati penuh rasa hormat.

“Mereka adalah korban bencana yang semula datang untuk menerima barang bantuan. Namun, berhubung kekurangan tenaga, kita pun meminta bantuan mereka untuk mengarahkan penerima bantuan dan membagikan tempat tidur lipat. Para relawan ini bersedia menerima barang bantuan belakangan, setelah semua warga mendapatkan barang bantuan mereka,” kata Zhang Hui-zhen, relawan Tzu Chi.

“Saya berharap pembagian bantuan dapat berjalan lancar. Hari ini, saya sangat gembira. Saya juga berharap pembagian bantuan hari ini dapat membuat setiap orang gembira dan setiap orang bisa membawa pulang barang bantuan dengan lancar,” kata relawan lokal.

“Hari ini, saya sangat gembira dapat melayani warga. Meski merasa lelah, tetapi saya akan lebih bekerja keras,” kata relawan lokal lainnya.

“Hadir banyak relawan dan karyawan dari berbagai perusahaan. Semua orang berkumpul di sini untuk bersumbangsih bagi warga Laos,” kata Huang Qiu-liang, relawan Tzu Chi.

Bapak Chen sangat terkesan oleh keindahan dan rasa hormat kita dalam bersumbangsih. Dia sangat tersentuh. Insan Tzu Chi mengajaknya ke Hualien untuk menemui saya sehingga saya bisa melihatnya dan mendengar laporannya secara langsung. Para relawan kita ingin membimbingnya. Saya yakin, setelah dia pulang, di Laos akan tumbuh benih tak terhingga yang berasal dari satu. Dia sangat tulus, juga menguasai bahasa Mandarin. Ini sungguh tidak mudah.

Jadi, sifat hakiki setiap orang adalah murni dan bajik. Demikianlah kualitas manusia yang bajik. Begitu mendengar Dharma yang menakjubkan, hati kita dipenuhi sukacita. Warga setempat bukan hanya mendengar, tetapi juga melihat kebajikan sehingga mereka turut bersukacita.


Melihat relawan kita berbuat baik, Bapak Chen dipenuhi sukacita dan memuji mereka. Dia tidak bisa menahan diri untuk turut bersumbangsih. Selain memberikan dukungan besar dalam wujud materi dan menginspirasi warga setempat, dia juga mengerahkan tenaga untuk bersumbangsih secara langsung. Inilah Dharma yang membuat orang turut bersukacita saat melihat atau mendengarnya serta bersedia turut bersumbangsih. Saya juga sangat memuji mereka.

Di dalam diri setiap orang terdapat Sutra kebajikan dan keindahan yang berisi Dharma penuh ketulusan. Setiap hari, saya melihat Dharma dalam diri orang lain. Melihat dan mendengar perbuatan baik orang lain, kita turut bersukacita. Contohnya Bapak Chen yang memuji relawan kita dan turut mengulurkan tangan sehingga perbuatan baik ini dapat berjalan lancar. Dia juga bersedia bersumbangsih dan memperoleh sukacita darinya. Inilah yang harus kita lakukan dalam menapaki Jalan Bodhisatwa.

Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus terlebih dahulu menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Di Jalan Bodhisatwa, kebaikan besar maupun kecil harus dilakukan. Jangan meremehkan kebaikan kecil dan menolak untuk melakukannya. Kita harus mengakumulasi kebaikan besar dan kecil serta memuji setiap perbuatan baik, tidak peduli besar ataupun kecil.

Asalkan bisa membawa manfaat bagi orang lain, kita harus melakukannya. Karena itulah, saya sering menekankan pentingnya akumulasi kebaikan. Tidak peduli kebaikan besar atau kecil, semuanya dapat menciptakan pahala. Lihatlah, kini, saat menyalurkan bantuan di berbagai negara, kita juga mengajak penerima bantuan untuk menyisihkan uang ke dalam celengan dan berikrar untuk tidak hanya menjadi penerima bantuan.

Dengan menyisihkan koin ke dalam celengan untuk menolong sesama, kita akan memperoleh pahala darinya. Karena itulah, saya terus meminta anggota komite kita untuk menjaga para donatur.

Bodhisatwa sekalian, dalam penyaluran bantuan darurat, kita bukan hanya melenyapkan penderitaan, tetapi juga berbagi Dharma. Berkat adanya jalinan jodoh, makhluk yang menderita bisa mendapat bantuan. Mereka tidak ingin hanya menerima bantuan. Mereka juga ingin menolong sesama semampu mereka. Insan Tzu Chi memberi tahu mereka bahwa dengan bersumbangsih semampu mereka, mereka juga bisa menciptakan berkah. Semua orang dipenuhi sukacita.

Relawan kita menginspirasi orang-orang untuk berbuat baik dan menyebarkan Dharma. Sumbangsih kita dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan orang-orang dan menginspirasi mereka untuk menolong orang yang benar-benar membutuhkan.


Sifat hakiki semua makhluk adalah murni dan bajik

Turut bersukacita melihat dan mendengar perbuatan baik serta turut bersumbangsih

Melenyapkan penderitaan, memberi kebahagiaan, dan berbagi Dharma

Mengakumulasi perbuatan baik dan menggarap ladang berkah

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Oktober 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 Oktober 2018

 

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -