Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat bagi Orang Lain dengan Welas Asih

Setiap kali berkunjung ke Hsinchu, saya selalu melihat ketekunan relawan kita. Jumlah relawan kita juga terus bertambah. Selama bertahun-tahun ini, sejak bertekad, Bodhisatwa sekalian selalu tekun dan bersemangat melatih diri. Tadi, kita menonton Kilas Balik Tzu Chi dari Januari 2020 hingga kini. Setiap hari, saya menerima laporan dari relawan kita tentang hal-hal yang terjadi di seluruh dunia.

Di Manila, Filipina, sejak awal November hingga kini, sudah ada beberapa topan yang menerjang. Kita bisa melihat daerah yang terkena dampak bencana serius. Insan Tzu Chi Filipina sangat kompak. Sejak hari pertama bencana terjadi, relawan kita sudah bergerak untuk melakukan survei bencana. Kemudian, relawan kita mengajak warga untuk membersihkan jalan agar perekonomian setempat dapat segera pulih.

Upaya pembersihan dilakukan dengan program bantuan lewat pemberian upah. Rata-rata upah per hari warga hanya 250 peso. Dengan berpartisipasi dalam program bantuan ini, mereka dapat memperoleh seribu peso per hari. Mereka sangat tersentuh dan gembira. Seribu peso hanya sekitar 600 dolar NT. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa kita memiliki materi yang berlimpah.


Saya sering melihat orang-orang yang sangat konsumtif dan selalu membeli barang yang mereka suka. Saat suatu produk baru dikeluarkan, orang-orang membuang barang lama karena menginginkan yang baru. Barang yang dibuang pun berakhir menjadi sampah. Karena itulah, pergi ke mana pun, saya selalu bersyukur dari lubuk hati saya kepada para Bodhisatwa daur ulang yang sangat bersungguh hati.  Dengan ketulusan dan cinta kasih dari lubuk hati, para relawan daur ulang mengerahkan tenaga untuk melakukan daur ulang. Mereka telah mengembangkan nilai kehidupan mereka.

Belakangan ini, saya terus berkata bahwa kita harus senantiasa bersyukur. Kehidupan kita bernilai jika kita bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita di dunia ini. Buddha datang ke dunia ini demi mengajarkan praktik Bodhisatwa. Bodhisatwa harus menjangkau semua makhluk yang menderita. Tanpa makhluk yang menderita di dunia ini, Bodhisatwa tidak akan ada.

Bodhisatwa datang karena adanya penderitaan di dunia ini. Karena itulah, Buddha mengajarkan praktik Bodhisatwa. Menjalankan praktik Bodhisatwa berarti melatih diri sendiri sekaligus membawa manfaat bagi orang lain. Kita hendaknya melatih diri sendiri dengan tekad pelatihan yang teguh serta melenyapkan noda dan kegelapan batin.

Mengapa orang-orang menderita? Karena banyaknya kegelapan batin. Orang-orang selalu diliputi kerisauan karena sesuatu yang dimiliki ataupun tidak dimiliki. Inilah penderitaan dalam kehidupan manusia. Bodhisatwa sekalian, kita semua sangat beruntung karena dapat terlahir sebagai manusia, mempelajari Dharma, dan yang lebih penting, menapaki Jalan Bodhisatwa.


Jadi, kita sungguh dipenuhi berkah. Mari kita menggunakan cinta kasih untuk menginspirasi orang-orang. Kalian harus berbagi dengan donatur kalian tentang apa yang dilakukan oleh Tzu Chi. Ajaklah mereka untuk menonton Da Ai TV. Untuk mewujudkan ketenteraman masyarakat, kita harus menghimpun cinta kasih orang-orang. Kita bisa melihat cinta kasih.

Kita melihat anak-anak berusia dua atau tiga tahun dan relawan berusia 80-an atau 90-an tahun turut berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Mereka melafalkan setiap kata dengan jelas dan lengkap. Selain itu, mereka juga melakukan isyarat tangan dengan kompak. Anak-anak sangat menggemaskan dan para relawan lansia membuat orang menghormati dan mengasihi mereka.

Para anggota Tzu Cheng dan komite kita membimbing banyak anak dan relawan lansia sehingga mereka dapat mengikuti pementasan. Dari sini bisa diketahui bahwa kalian pasti telah bersungguh hati dan menghabiskan banyak waktu untuk membimbing mereka dengan cinta kasih. Jangan berhenti di sini.

Mulai sekarang, kalian harus tekun dan bersemangat melatih diri, mengasihi anak-anak, dan memperhatikan relawan lansia setiap hari. Kalian hendaklah bekerja sama dengan harmonis dan menapaki Jalan Bodhisatwa dengan ketekunan dan semangat.


“Kami berikrar untuk mencapai kebahagiaan Nirvana, datang dan pergi dengan bebas, mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan, serta melenyapkan penderitaan dan memberi kebahagiaan. Semoga Master selalu sehat dan panjang umur. Dari kehidupan ke kehidupan, kami akan mengikuti langkah Master dengan erat, mempelajari Dharma, serta tekun dan bersemangat melatih diri. Mohon Master terus membabarkan Sutra Teratai.”

Mendengar permohonan kalian yang tulus, saya sungguh bersyukur dan tersentuh. Saya akan mengingat permohonan kalian di dalam hati. Namun, kalian harus tahu bahwa sesuai hukum alam, waktu saya akan tiba suatu hari nanti. Semoga kalian dapat selamanya mempertahankan niat dan pikiran kalian demi ajaran Buddha dan semua makhluk.

Pesan dari guru saya telah saya wariskan pada kalian semua. Kalian hendaknya tahu bahwa sebagai umat Buddha, kita harus menaati sila. Selain itu, sebagai insan Tzu Chi, kita harus senantiasa ingat untuk membawa manfaat bagi orang lain dengan welas asih. Pesan dari guru saya untuk membawa manfaat bagi orang lain dengan welas asih kini saya wariskan pada kalian. Inilah misi kita.

Memedulikan dan menjangkau semua makhluk yang menderita
Tekun dan bersemangat melatih diri serta mengembangkan potensi kebajikan setiap hari
Selamanya mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk
Mewarisi misi untuk membawa manfaat bagi orang lain dengan welas asih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 November 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 November 2020
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -