Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan Jalan Cinta Kasih Demi Melindungi Bumi


Kita tinggal di kolong langit yang sama. Semua orang harus sungguh-sungguh menyayangi bumi. Kita harus segera melakukan tindakan bersama. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih. Karena itu, tahun ini saya terus menekankan bahwa kita semua harus meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah nyata. Inilah "Bersama-sama mengembangkan cinta kasih untuk menyayangi semua makhluk."

Untuk menghimpun kekuatan cinta kasih ini, setiap orang tak boleh meremehkan ketulusan diri sendiri. Jangan menganggap kecil kekuatan diri sendiri. Kita semua hendaknya mengembangkan cinta kasih untuk menyayangi langit  dan mengurangi pencemaran udara serta mengasihi bumi dengan melestarikan lingkungan. Kita harus mengasihi sesama umat manusia.

doc tzu chi

Dalam ceramah pagi saya juga membahas bahwa kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Kita jangan hanya mengaku tahu dan paham. Kita hanya tahu dan mengerti berbagai hal dan wawasan, tetapi tidak merenungkannya dengan kebijaksanaan. Dengan begitu, kita akan kurang introspeksi dan bertindak sesuka hati. Kita hanya mengejar kepentingan diri sendiri dan bertikai dengan orang lain.

Sedikit saja pencemaran bisa terakumulasi menjadi kekotoran yang besar dan mencemari seluruh alam. Berhubung pencemaran ini adalah akumulasi dari ulah manusia, maka cara terbaik saat ini juga dimulai dari batin manusia. Kita harus berusaha untuk kembali pada hakikat sejati kita yang bajik, yang penuh keyakinan dan niat baik. Kita harus tulus. Setiap orang memiliki niat baik. Dengan adanya ketulusan yang terpupuk, kita dapat membentuk aliran jernih yang dapat menyucikan kekotoran. Semua ini harus dimulai dari batin manusia.

Jangan kita meremehkan diri sendiri. Jika kita memiliki cinta kasih dan memupuknya sedikit demi sedikit, kita akan bisa bersama-sama mengembangkan  cinta kasih untuk mengasihi semua makhluk. Lihatlah sejarah hari ini, juga penuh kebersamaan dalam cinta kasih. Pada 8 November 1994, tepatnya 23 tahun lalu, kantor Tzu Chi di Filipina resmi didirikan di rumah relawan kita, Linda Chua. Mereka memulai misi dari pendampingan pasien. Selain mengobati penyakit pasien, mereka juga bergerak ke arah misi pendidikan lewat pemberian beasiswa.

doc tzu chi

Kita melihat Desa Dreamland. Desa Dreamland adalah sebuah desa tertinggal. Warga di sana bergantung hidup pada sampah. Sepuluh tahun lalu, relawan Tzu Chi mengunjungi desa itu, membagikan barang kebutuhan warga, serta membimbing mereka untuk berhenti berjudi, merokok, dan minum minuman keras. Para relawan juga membimbing warga untuk menghimpun sedikit demi sedikit kebajikan dengan menyisihkan uang logam ke dalam celengan bambu.

Saat itu, anak-anak di sana tak dapat bersekolah karena setelah lahir, mereka tidak didaftarkan ke dinas kependudukan. Saat itu, insan Tzu Chi membantu mereka melakukan pendaftaran dan menyediakan pakaian seragam serta sepatu. Insan Tzu Chi menyediakan semuanya. Para relawan membantu anak-anak itu mandi dan mengenakan pakaian seragam agar mereka dapat pergi ke sekolah dengan bersih. Ini sangat mengharukan. Lihatlah, sebagian dari mereka kini sudah lulus.

Segala sesuatu memang terakumulasi seiring waktu. Waktu dapat mendukung segala pencapaian. Dalam sejarah hari ini juga tercatat bahwa pada 8 November 2013, Filipina dilanda sebuah topan yang amat merusak, yaitu Topan Haiyan. Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi Filipina yang berani memikul tanggung jawab bersama relawan dari belasan negara lainnya untuk menyalurkan bantuan di daerah bencana. Pada proses penyaluran bantuan itu, semua orang sangat bekerja keras.

doc tzu chi

Kini kita dapat melihat kehidupan warga juga pulih dengan cepat. Mereka dapat kembali hidup tenang. Kini yang berbeda adalah cara hidup mereka. Dahulu, mereka mungkin memiliki beberapa kebiasaan buruk. Kini, sebagian besar dari mereka sudah berubah. Kita melihat Kota Ormoc. Sebelum topan melanda, meski kondisi di sana cukup kekurangan, tetapi para anak muda tetap hidup dalam lingkungan yang penuh kesesatan. Mereka gemar minum minuman keras dan merokok.

Setelah topan melanda, insan Tzu Chi datang membangun kembali desa tersebut. Selain memberikan bantuan materi, insan Tzu Chi juga memberi bimbingan batin. Para pemuda itu kini adalah anak-anak yang berpotensi dan memiliki cinta kasih. Mereka kini dapat bersumbangsih. Jadi, memberi bantuan bukan semata-mata memberikan materi. Sesungguhnya, yang terpenting adalah bimbingan batin.

Kita melihat mereka kini dapat menghimpun tetes-tetes cinta kasih dan kebajikan bersama-sama. Semua ini tak dapat diremehkan. Jadi, kita harus membentangkan jalan selangkah demi selangkah untuk melindungi bumi dan bersama-sama mengembangkan cinta kasih untuk mengasihi semua makhluk. Inilah tema kita tahun ini. Saya berharap semua orang memahaminya. Kalimat pertama berbunyi, "Bersama-sama mengembangkan cinta kasih untuk mengasihi semua makhluk." Setiap orang menghimpun tetes-tetes cinta kasih.

Meski udara telah tercemar, asalkan kita memiliki cinta kasih, maka di mana ada yang membutuhkan, insan Tzu Chi akan dapat mengembangkan nilai hidup untuk bersumbangsih, mengasihi, dan membantu. Insan Tzu Chi menganggap seluruh dunia bagai satu keluarga. Jadi, kita bersama-sama mengembangkan cinta kasih bagi semua makhluk untuk selamanya. Cinta kasih kita bersifat universal dan melingkupi seluruh dunia. Kita harus membentangkan jalan selangkah demi selangkah untuk melindungi bumi.

Saya berharap Jalan Bodhisatwa dapat kita bentangkan bersama. Para relawan daur ulang, bukankah bagai Bodhisatwa yang melindungi bumi? Inilah yang harus kita usahakan. Jadi, kita harus membentangkan jalan selangkah demi selangkah untuk melindungi bumi. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih untuk mengasihi semua makhluk selamanya. Dibutuhkan usaha semua manusia untuk hal ini. Singkat kata, kita telah melihat dunia ini penuh dengan pencemaran dan banyak bencana. Kita tentu tak dapat hanya menjadi pengamat. Kita semua harus mengulurkan cinta kasih yang tulus.

Melindungi bumi dengan cinta kasih yang tulus
Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan untuk kembali pada hakikat sejati
Bersama-sama mengembangkan cinta kasih untuk mengasihi semua makhluk
Pendidikan adalah kunci harapan untuk terlepas dari kemiskinan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 November 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 10 November 2017

Editor : Khusnul Khotimah

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -