Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah di Dunia dengan Cinta Kasih Tanpa Batas
Waktu berlalu dengan cepat. Pada saat-saat ini setiap tahunnya,
kita akan mengantar tahun yang lama dan menyambut tahun baru. Kini, dari 57
negara, dengan lebih dari 30 ribu sambungan, para relawan Tzu Chi berkumpul
dalam jaringan. Kita sudah melihat para staf badan misi kesehatan, pendidikan, amal,
dan budaya humanis berkumpul bersama. Inilah Empat Misi dan Delapan Jejak
Dharma Tzu Chi. Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma ini dijalankan di seluruh
dunia oleh semua insan Tzu Chi dengan satu hati.
Dalam perjalanan keliling akhir tahun saya kali ini, dari Hualien
saya menuju Taitung. Berada di Taitung membuat saya terkenang masa-masa lima
puluhan tahun lalu. Tahun ini tepat 60 tahun sejak saya tiba di Hualien.
Saat tiba di Hualien, saya tinggal di rumah Bapak Xu Cong-ming, kemudian
tinggal di pondok kayu, dan seterusnya. Saya menempuh perjalanan yang sulit dan
berliku seorang diri. Dimulai seorang diri, hingga ada yang mendampingi, lalu
mulai ada tim, kemudian meluas ke seluruh dunia, semua ini terakumulasi seiring
berjalannya waktu.
Saya sering berkata bahwa saya tidak berhitungan dengan orang
ataupun hal, tetapi saya sangat berhitungan dalam hal waktu, meski saya juga
tidak akan menang melawan waktu. Namun, saya sangat menghormati waktu. Waktu
mendukung pencapaian saya sejak sendirian hingga saat ini Empat Misi Tzu Chi
tersebar di berbagai tempat.
Insan Tzu Chi mengembangkan cinta kasih dan menyebarkannya ke
seluruh dunia. Semua ini terwujud seiring berjalannya waktu. Lima puluh lima
tahun lalu, Tzu Chi dimulai selangkah demi selangkah dengan himpunan tetes demi
tetes sumbangsih. Jadi, saya sering mengatakan bahwa butiran beras dapat
memenuhi lumbung; tetesan air dapat membentuk sungai. Tetes-tetes air bisa
menjadi air hujan.
Jangan meremehkan tetes-tetes air hujan yang kecil. Saat dihimpun,
semuanya bisa membentuk sungai dan menyatu ke laut. Cinta kasih ini tidak boleh
diremehkan. Ia bisa berkembang hingga ke seluruh dunia. Tempat-tempat yang bisa
kita jangkau, kita dengar, dan kita lihat, ke sanalah kita bersumbangsih.
Hari ini saya sangat berterima kasih karena ada begitu banyak
insan Tzu Chi dari berbagai negara yang mengikuti acara ini. Ada juga lebih
dari seratus ketua dan wakil ketua kantor Tzu Chi di seluruh dunia. Saya ingin
berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia. Tanpa murid-murid saya
ini, saya tak dapat menjangkau banyak tempat. Kalianlah yang mewakili saya
menyebarkan Dharma. Berkat adanya kalian, barulah cinta kasih saya bisa
tersebar.
Kita bisa membantu dan menolong orang, memberi pendidikan, dan
membangun sarana karena saya memiliki murid di seluruh dunia yang menyebarkan
Dharma yang ingin saya sebarkan, menyampaikan kata-kata yang ingin saya
sampaikan, dan melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan.
Hari ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada insan Tzu Chi
di seluruh dunia. Saya masih ingin menitipkan harapan serta Empat Misi dan
Delapan Jejak Dharma Tzu Chi di masa depan. Saya berharap para Bodhisatwa di
seluruh dunia selamanya bersatu hati di arah yang sama. Ke mana pun kita
melangkah, arah kita harus benar.
“Murid Jing Si
dari empat badan misi—misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, misi budaya
humanis—berikrar dengan tulus kepada Master. Kami berterima kasih kepada Master
yang telah membangun dunia Tzu Chi 55 tahun lalu. Dimulai dari sebuah pondok
kayu kecil, jejak misi amal telah tersebar hingga separuh Bumi. Terima kasih,
Master telah membangkitkan welas asih kami demi manfaat bagi semua makhluk, sehingga
kami dapat terjun ke tengah masyarakat dan menolong orang-orang yang menderita.
Kami mempraktikkan semangat Sutra Makna Tanpa Batas, menghapus penderitaan dan
membabarkan Dharma. Dengan tekad sepenuh hati, Master memimpin kami untuk
menjalankan ikrar selama setengah abad. Saat Master berjalan satu langkah, kami
para murid berjalan delapan langkah. Master berpesan untuk memperluas cinta
kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Kami akan menjaga silsilah Dharma
Jing Si dan mengembangkan mazhab Tzu Chi. Mohon agar Master terus tinggal di
dunia. Mohon agar Master terus membabarkan Sutra Teratai. Mohon agar Master
melanjutkan pembabaran Sutra Teratai.”
Saya sungguh terharu. Saya juga berikrar. Kita harus
mempertahankan ikrar ini dalam setiap niat pikiran kita. Dengan demikian,
barulah ikrar ini bisa berlanjut dari kehidupan ke kehidupan.
Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur selama perjalanan ini, setiap
orang telah menghimpun cinta kasih dan bersama-sama berjalan di arah yang sama.
Arah ini mencakup luasnya alam semesta. Waktu tidak berbatas, ikrar kita juga
tidak terbatas. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kehidupan pada suatu saat akan
berakhir. Namun, tekad hati kita tetap abadi. Tekad dari kehidupan ke kehidupan
bermula dari satu niat pada setiap detik.
Saudara sekalian, ikrar hari ini hendaknya tidak kita lupakan. Jangan pula melupakan tekad awal, yakni saat
pertama kalinya kita bertekad. Kini kita kembali berikrar. Saya yakin, saya
berikrar, saya juga harus menjalankannya. Inilah keyakinan, ikrar, dan praktik.
Saya berharap kalian semua bersama-sama dengan saya memegang teguh
keyakinan ini sampai selamanya. Mari berikrar bersama saya. Kita harus
membangun ikrar agung seluas dunia dan seluruh alam Dharma. Mari berjalan ke
seluruh dunia bersama saya. Dengan kekuatan cinta kasih, kita menciptakan
berkah bagi dunia. Saya juga mendoakan kalian semua dengan tulus. Saya
mendoakan kalian semua. Berbuat kebajikan di dunia berarti menciptakan berkah. Kita
juga hendaknya memahami jalan agung yang merupakan kebenaran di dunia.
Bodhisatwa sekalian, harap semua orang bersama-sama bertekad menjadi
seperti perahu cinta kasih ini. Dimulai dari menciptakan berkah, kita
mengembangkan kebijaksanaan hingga selamanya. Inilah misi amal, kesehatan, pendidikan,
dan budaya humanis. Terima kasih.
Beribu kata dan ucapan, semua berpulang pada doa dan rasa syukur. Terima
kasih.
Menyelami hati Buddha dan memikul misi Mewariskan silsilah Dharma dan membuka pintu mazhab Membangun ikrar tanpa batas sepanjang waktu bergulir Menjadi perahu cinta kasih berlandaskan welas asih dan
kebijaksanaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07
Februari 2021 Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina| Ditayangkan tanggal 09 Februari 2021
Artikel dibaca sebanyak : 144 kali
Kirim Komentar
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.