Ceramah Master Cheng Yen: Menenteramkan Jiwa dan Raga Korban Bencana di Afrika Timur

“Lewat tim genderang, saya bergabung dalam keluarga besar Tzu Chi. Bagi saya, tim genderang merupakan tempat yang baik untuk merilekskan diri setelah pulang kerja karena menemukan teman-teman yang setekad dan sejalan di masyarakat sungguh sangat sulit. Master Cheng Yen dengan penuh welas asih membimbing para kaum muda dengan genderang,” kata Wang Jun-kai, salah satu anggota Tim Genderang Jing Si, “saya juga berharap diri sendiri dapat membimbing lebih banyak kaum muda dengan genderang. Saya juga berharap saya dapat berubah dari orang yang mendalami Dharma menjadi orang yang mewariskan Dharma.”

“Sebelum bergabung dengan tim genderang, saya juga beraktivitas bersama keluarga dan ibu saya, tetapi nada bicara dan sikap saya sangat tidak baik. Setelah bergabung dengan tim genderang, saya didampingi dan dibimbing oleh banyak anak muda. Sebenarnya, dengan mengikuti kegiatan, pola pikir saya berangsur-angsur berubah. Setelah saya mengubah pola pikir, kini saya bisa berinteraksi dengan ibu saya secara harmonis,” kata Yang Guo-hong, anggota Tim Genderang Jing Si.

“Tahun depan, saya akan mengikuti pelatihan relawan. Saya berharap dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, saya tidak melupakan tahun itu. Saya berikrar di hadapan Master Cheng Yen sebagai Tzu Ching untuk mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan,” kata Yang Guo-hong bertekad.

 

“Mengajak kaum muda bergabung, menjalin hubungan yang erat dengan komunitas, dan menggalakkan pelestarian lingkungan, inilah tiga target utama Tim Genderang Jing Si Kaohsiung tahun ini. Mengenai pelestarian lingkungan, tahun ini kita membaginya menjadi  ‘internal’ dan ‘eksternal’. Untuk ‘internal’, kita berharap semua orang dapat menggalakkan pola makan vegetaris. Untuk eksternal, kita berharap para anggota Tim Genderang Jing Si dapat melakukan daur ulang dengan sepasang tangan yang memukul genderang,” kata Lin Wei-yang, relawan Tzu Chi.

“Selain pergi ke posko daur ulang untuk mempelajari intisari daur ulang, tahun ini kita juga melakukan dua kali pembersihan pantai. Usai membersihkan pantai, kita membagikan kartu pos dan meminta para partisipan menuliskan harapan yang bisa mereka capai dalam sebulan untuk memperbaiki kondisi lingkungan, pola pikir, dan Bumi. Himpunan kekuatan ikrar-ikrar kecil dapat membentuk kekuatan besar untuk membawa perubahan. Kali ini, kita sungguh telah menerapkan pendidikan lingkungan secara menyeluruh, bukan sekadar kegiatan pelestarian lingkungan,” tambah Lin Wei-yang.

Kita melihat kaum muda yang cemerlang. Sesungguhnya, kecemerlangan ini juga pernah kami miliki sebelumnya. Kelak, kalian juga akan mencapai usia seperti kami sekarang. Ini merupakan hukum alam. Mari kita menghargai waktu karena kehidupan sangat berharga. Jika tidak melakukan apa-apa, waktu akan berlalu dengan sia-sia. Tidak mudah terlahir sebagai manusia. Sangat disayangkan jika waktu berlalu dengan sia-sia.

Nilai hidup kita bergantung pada apa yang kita lakukan dari kita lahir hingga mati. Kita harus menggenggam jalinan jodoh. Kita harus memahami nilai dan makna sesungguhnya dari kehidupan. Kita juga harus sanggup menanggung dan melihat penderitaan di dunia. Kalian dipenuhi berkah. Berhubung telah menabur benih berkah dan menjalin jodoh baik secara luas di kehidupan lampau, kalian bisa terlahir di lingkungan yang sejahtera.


Kalian mungkin merasa bahwa segala kenikmatan yang diperoleh sudah seharusnya. Apakah kalian berpikir demikian? Tanpa disadari, pola hidup konsumtif telah menciptakan karma buruk. Karena itu, kita hendaknya bersyukur atas benih dan jalinan jodoh baik di kehidupan lampau sehingga kini kita bisa hidup di lingkungan yang penuh berkah. Jika hanya menikmati berkah, kita mungkin akan tersesat.

Kini, melihat penderitaan di Afrika Timur, setiap orang hendaknya mengulurkan tangan. Kita harus mencari cara untuk memperbaiki kehidupan orang-orang yang menderita. Saat membabarkan Dharma dahulu, saya sering menggunakan tempat yang dilanda penderitaan sebagai perumpamaan alam neraka. Saya sering menggunakan anak yang kekurangan gizi sebagai perumpamaan alam setan kelaparan. Setiap orang hendaknya bisa melihat penderitaan.

Setelah melihat penderitaan, kita harus menyadari berkah. Setelah menyadari berkah, kita akan menyadari bahwa dengan donasi kecil yang tidak akan mempengaruhi kehidupan kita, kita bisa melenyapkan penderitaan mereka. Kita membutuhkan himpunan kekuatan cinta kasih banyak orang. Dengan himpunan kekuatan cinta kasih, baik besar maupun kecil, kita bisa menggunakannya untuk menolong orang-orang yang menderita di Afrika Timur.

Untuk menolong mereka, kita harus bersungguh-sungguh melakukan perencanaan. Bagi para Lansia (berusia lanjut) atau orang berketerbatasan fisik, bagaimana jika tidak ada orang yang merawat mereka? Kita berusaha agar mereka dapat tinggal lebih dekat dengan tetangga mereka. Kita berusaha memulihkan sendi kehidupan mereka. Kelak, jika program ini dijalankan dengan baik, kehidupan warga bisa membaik.


Setelah menenteramkan jiwa dan raga warga kurang mampu, kita juga akan menjalankan program harapan agar anak-anak dapat menerima pendidikan. Dengan demikian, kita bisa mengubah kekurangan menjadi kesejahteraan. Kita terlebih dahulu menenteramkan jiwa dan raga warga kurang mampu. Kita menenteramkan kehidupan mereka dahulu agar kelak mereka dapat memperbaiki kehidupan. Karena itu, saat membangun rumah, kita juga menyisakan lahan bagi mereka. Lahan ini diberikan oleh pemerintah. Kita harus bekerja sama dengan pemerintah agar hak para korban bencana terlindungi. Kita harus sangat bersungguh hati, baru bisa mewujudkannya.

Singkat kata, mari kita turut berkontribusi. Memiliki jalinan jodoh untuk menolong korban bencana di Afrika Timur, kita hendaknya menggenggamnya untuk bersumbangsih. Saya sangat bersyukur. Mari kita menghimpun kekuatan bersama. Kita ingin membangun rumah bagi mereka yang lengkap dengan sebidang lahan. Inilah yang disebut memulihkan sendi kehidupan. Untuk itu, kita harus sangat bersungguh hati.

Selain itu, pola makan vegetaris juga harus digalakkan karena ini berkaitan erat dengan iklim dan pelestarian lingkungan. Jadi, kita harus menggalakkan pola makan vegetaris. Jadi, kaum muda harus bertekad dan berikrar untuk menerapkan Dharma dalam keseharian.

Saya berharap setiap anak muda di sini, bukan hanya anak muda, tetapi setiap orang yang berada di sini dapat lebih banyak berbagi tentang pola makan vegetaris dengan keluarga dan dapat kembali menciptakan berkah. Saya sangat tersentuh kalian bisa mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Terima kasih.

Waktu berlalu dengan cepat. Waktu terdiri atas detik demi detik. Dengan bersungguh-sungguh menjalankan Tzu Chi pada masa muda dan terus mengembangkan nilai hidup maka pada masa tua, pahala kalian akan tak terhingga.

Menghimpun cinta kasih untuk memperbaiki kehidupan di Afrika Timur
Memulihkan sendi kehidupan korban bencana dengan welas asih dan kebijaksanaan
Menggenggam kehidupan untuk berbuat baik secara luas
Menghargai jalinan jodoh baik dan kembali menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Agustus 2019
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -