Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kekuatan untuk Membawa Manfaat bagi Dunia

Dalam belasan hingga dua puluh hari ini, Tiongkok dilanda banjir besar dan tanah longsor. Teringat bahwa kini para korban bencana tengah dilanda ketakutan, saya sungguh merasa tidak tega. Saya memikirkan masa depan mereka, kehidupan jangka panjang mereka pascabencana, dan tempat tinggal mereka.

Selama beberapa hari ini, saya terus berkata kepada ketua dan wakil ketua misi amal kita,“Kita harus bersungguh hati melakukannya. Kita harus menjangkau daerah yang membutuhkan bantuan darurat begitu daerah itu aman untuk dijangkau.”

Kini insan Tzu Chi di Tiongkok tidak sedikit. Mereka sudah mulai membagikan bantuan.

Lihatlah betapa sulitnya perjalanan untuk menyalurkan bantuan bencana. Namun, bisakah kita tidak memulai perjalanan?

Lihatlah betapa banyaknya tenda yang didirikan di sana. Jadi, saya harap semua orang dapat bersungguh hati.

Untuk mengantarkan barang bantuan, kita harus menggenggam saat ini dan melakukan hal yang harus dilakukan. Relawan di daerah yang aman juga harus bergerak untuk menenangkan hati dan menginspirasi cinta kasih orang-orang untuk menciptakan berkah.

Kini dunia ini penuh dengan penderitaan akibat bencana alam dan ulah manusia. Kini setiap orang hendaknya membangkitkan cinta kasih universal dengan tulus. Selain mengakumulasi tetes-tetes cinta kasih untuk menolong sesama, setiap orang juga hendaknya berdoa dengan tulus.

Untuk menunjukkan ketulusan kita, kita harus bervegetaris. Terlebih, dengan bervegetaris, kita bisa meredam perubahan iklim. Temperatur Bumi terus meningkat. Inilah yang disebut perubahan iklim.

“Karena kondisi iklim yang tidak bersahabat dan gelombang panas yang berkepanjangan, tidak banyak yang bisa kami kerjakan pada siang hari. Jadi, kami melakukan persiapan pada siang hari dan mulai menanam padi pada pukul 1 atau 2 dini hari,” kata Petani di Vietnam.

Zaman dahulu, orang-orang berkata bahwa sebelum Festival Perahu Naga, cuaca masih terasa dingin. Namun, kini cuaca sangatlah panas. Ini merupakan fenomena perubahan iklim yang bukan baru dimulai tahun ini. Jika manusia tidak berintrospeksi diri dan memperbaiki pola hidup, perubahan iklim akan semakin ekstrem.

Manusia hendaknya kembali pada pola hidup sederhana seperti dahulu. Meski populasi manusia meningkat, kita tetap bisa hidup sederhana dan hemat seperti dahulu, bahkan harus tahu menghargai berkah. Kini manusia membunuh banyak hewan dan menghasilkan banyak sampah, termasuk sisa makanan. Ini menunjukkan pola hidup manusia yang konsumtif.

Akibat pandemi kali ini, saya setiap hari mendengar tentang resesi ekonomi. Saya merasa bahwa setiap orang hendaknya menenangkan diri. Sebelumnya, orang-orang terlalu mengejar kenikmatan materi. Kini sudah waktunya untuk mengendalikan nafsu keinginan. Apakah kita harus berwisata? Tidak harus. Seluruh keluarga berkumpul dengan gembira, ini merupakan kesempatan yang langka.

 

Kini orang-orang memiliki lebih banyak waktu untuk mendekatkan diri dengan keluarga. Ini adalah kesempatan langka. Jadi, dilihat dari sisi yang positif, meski kini kehidupan orang-orang lebih sederhana akibat pandemi, tetapi sebagian besar orang tetap bisa bertahan hidup. Kita juga melihat orang-orang yang sungguh hidup dalam kondisi sulit.

Kemarin, saya mendengar laporan insan Tzu Chi Hong Kong. Ada sekelompok anak muda yang mengunjungi orang-orang yang tinggal di “rumah sangkar”.

“Sebelumnya, saya tidak tahu bahwa ada orang-orang yang kurang beruntung dan tinggal di lingkungan yang buruk,” kata Zack karyawan Shangri-La Group.

“Ini meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Hargailah apa yang kita miliki sekarang dan berusaha semampu kita untuk menolong masyarakat,” kata Anson karyawan Shangri-La Group.

Jadi, kita harus menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Bencana yang terjadi di dunia ini sangatlah banyak dan tidak habis untuk diceritakan.

Intinya, saya berharap setiap orang dapat memanfaatkan ponsel masing-masing dan menggenggam waktu untuk memperhatikan hal-hal yang terjadi di dunia. Jangan hanya memperhatikan hal-hal yang tidak bermanfaat. Kita harus memperhatikan hal-hal yang terjadi di seluruh dunia dan ekosistem di Bumi ini yang berkaitan erat dengan kita. Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang hal seperti ini.

 

Setelah memahaminya, kita juga harus berbagi dengan orang lain. Kita harus menjelaskannya kepada orang yang belum paham dan membimbing mereka untuk menaati aturan. Dengan demikian, barulah Bumi bisa tenteram, iklim bisa bersahabat, dan wabah penyakit bisa mereda. Ini membutuhkan kesatuan hati semua orang. Jika kita tidak bersatu hati, kekuatan kita tidak akan cukup. Saat kekuatan baik dan buruk tarik-menarik, kita harus bersungguh-sungguh.

Kita bisa melihat insan Tzu Chi Afrika yang tahun lalu kembali ke Taiwan untuk mempelajari semangat untaian bacang. Setelah pulang ke Afrika, mereka sangat bersungguh-sungguh. Mereka bukan belajar mengikat bacang, melainkan mempelajari semangat untaian bacang.

“Bagian paling atas dari untaian bacang adalah bagian yang paling kuat, yakni semangat Master dan semangat ajaran Jing Si. Kemudian, dengan berbagi Dharma, kita bisa merekrut lebih banyak relawan untuk bergabung dengan kita dan bekerja sama untuk menyucikan hati manusia,” kata Ben Di relawan Tzu Chi Afrika Selatan.

“Adakalanya, saat menjalankan Tzu Chi, kita akan menghadapi rintangan atau kehilangan arah. Saat menyadari bahwa kita kehilangan arah, kita harus kembali ke kampung halaman batin untuk mendalami semangat ajaran Jing Si. Jadi, saya merasa bahwa Dharma bisa dipraktikkan secara nyata dan kita bisa terus menyebarkan Dharma di negara kita,” pungkasnya.

Dalam untaian bacang, setiap helai tali pengikat bacang bagaikan kehidupan satu orang. Kita bisa mengembangkan nilai kehidupan dengan menghimpun kekuatan banyak orang untuk menolong sesama. Mereka saja bisa memahami kata-kata saya, apalagi kalian yang menguasai bahasa yang sama dengan saya. Jadi, kita harus memahami kebenaran dan hal-hal yang terjadi di dunia ini.

Semoga prinsip kebenaran dapat diwariskan dari mulut ke mulut dan dipahami oleh semua orang.

Perubahan iklim memengaruhi kondisi cuaca
Memberikan bantuan darurat kepada para korban banjir
Kembali pada pola hidup sederhana dan menekan nafsu keinginan
Menghimpun kekuatan untuk membawa manfaat bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 01 Juli 2020
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -