Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Orang untuk Melakukan Perbuatan Baik

Saya berharap semua orang hidup dengan aman dan tenteram setiap hari. Kini, setiap hari kita bisa melihat banyak bencana alam yang terjadi di dunia akibat ketidakselarasan empat unsur alam yang menyebabkan perubahan iklim yang sangat ekstrem. Karena perubahan iklim sangat ekstrem, kita harus mawas diri dan tulus.

Saya sering mengungkit bahwa bumi yang luas ini tak mampu menahan hantaman akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Salah satu saja dari empat unsur alam tak selaras, bisa membawa kerusakan yang tak terhitung jumlahnya. Empat unsur alam tidak selaras, itu berarti Bumi ini sedang sakit. Mengapa Bumi ini bisa sakit? Karena manusia tak menyayangi dan menghargainya sehingga menyebabkan Bumi mengalami kerusakan.

Kita juga harus baik-baik menyayangi dan menghargai tubuh kita sendiri. Kita harus berintrospeksi diri atas perilaku kita. Jika kita menyayangi diri sendiri, dengan sendirinya kita akan menyayangi Bumi. Karena manusia sendiri tak menyayangi diri sendiri, maka tak hanya menyebabkan tubuh sendiri menderita penyakit, tetapi juga menyebabkan Bumi sakit.


Karma kolektif manusia telah begitu besar. Kini, akibat ketidakselarasan empat unsur alam, berbagai bencana terus terjadi. Melihat begitu banyak laporan negara yang dilanda bencana, kita harus sebisa mungkin membantu mereka. Kita harus sungguh-sungguh menginspirasi orang untuk bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih.

Saya melihat sekarang banyak kaum muda yang bergabung dengan kita. Baik yang berusia paruh baya maupun remaja, semua orang memiliki kesepakatan dan kesepahaman untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Yang lebih luar biasa adalah melihat mereka bersedia mendedikasikan diri untuk bersama-sama memikul bakul beras bagi dunia. Bodhisatwa Tzu Ching juga memikul tanggung jawab yang sama. Mereka selalu berkata, “Anakmu telah kembali.” Rasanya penuh kehangatan.

Para kaum muda ini bersumbangsih sejak menjadi Tzu Ching hingga sekarang. Tzu Ching angkatan pertama terus mewariskan ajaran kebenaran dan semangat Tzu Chi ajaran kebenaran dan semangat Tzu Chi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka sudah menikah dan meniti karier. Namun, mereka tetap mendedikasikan diri dan tak lupa untuk mewariskan serta mendampingi generasi yang lebih muda. Mereka satu per satu juga sudah dilantik dan mengemban tanggung jawab masing-masing. Saya sangat terhibur dalam hal ini.

Saya sangat berterima kasih kepada semua Bodhisatwa yang telah mendukung saya selama perjalanan ini. Saya berharap para Bodhisatwa lansia dan kaum muda dapat terus mewariskan semangat Tzu Chi untuk membawa manfaaf bagi masyarakat dan dunia di masa depan. Saya berharap Bodhisatwa sekalian selain mewariskan semangat Tzu Chi, juga terus mendampingi relawan yang lebih muda agar mereka bisa bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih.


Tzu Chi telah melewati lebih dari setengah abad. Setelah peringatan ulang tahun ke-52, Tzu Chi sudah memasuki tahun ke-53. Kita bisa melihat relawan di luar negeri telah mewariskan semangat Tzu Chi. Mereka menyerap semangat kekuatan cinta kasih dengan sangat mendalam dan melakukan tindakan nyata dan melakukan tindakan nyata sesuai dengan ajaran saya. Hal yang benar, lakukan saja.

Tzu Chi di beberapa negara telah menjalankan ajaran seperti itu. Insan Tzu Chi di Tiongkok juga mendedikasikan diri di Tzu Chi dan membangkitkan cinta kasih orang-orang. Mereka menemukan sebuah keluarga yang putrinya harus menghidupi keluarga, tetapi kesehatannya tak begitu baik, ayahnya juga pergi bekerja untuk membantu meringankan beban putrinya. Ayahnya sangat bersungguh hati dan sangat penuh welas asih. Karena putrinya bekerja jauh dari kampung halaman mereka, sudah lebih dari setengah tahun dia tak bertemu dengan ibunya. Ayahnya datang menjaga putrinya dan bekerja untuk membantu putrinya. Insan Tzu Chi menemukan hal ini. Ini disebut berjodoh.

Setelah mengetahui hal itu, insan Tzu Chi mulai memberi bantuan dan membuat sang putri bisa bertemu dengan ibunya. Inilah cinta kasih. Setelah terinspirasi, sekelompok Bodhisatwa yang pernah mendapat bantuan, juga bisa membantu keluarga lain yang kurang mampu. Jadi, kita tetap harus lebih bersungguh hati dan memuji serta mendukung mereka yang melakukan perbuatan baik. Dengan mengubah pola pikir seperti ini, kita bisa menciptakan banyak berkah, juga bisa menyelamatkan Bumi dan bisa membimbing semua makhluk di dunia.

Banyak relawan daur ulang yang sekarang sudah menjadi anggota Tzu Cheng dan komite. Lihatlah bagaimana mereka mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi. Mereka bersukacita atas perbuatan baik orang lain dan mendapatkan pahala dari hal ini. Dengan melakukan daur ulang, baik para lansia maupun kaum muda telah belajar banyak prinsip kebenaran.

Bayangkanlah, membangkitkan niat bisa sangat berharga, tetapi juga bisa sangat menakutkan. Yang menakutkan adalah keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Yang berharga adalah himpunan kekuatan cinta kasih. Ini semua berawal dari sebersit niat kita. Kita ingin bersukacita dan mendapat pahala atau ingin memfitnah orang lain, itu semua bergantung pada sebersit niat.


Bodhisatwa sekalian, semua makhluk adalah setara, terlebih lagi mereka yang terkena bencana adalah manusia, sama seperti kita. Jadi, kita harus mengembangkan cinta kasih kita yang sangat alami. Jadi, saya berharap semua orang lebih bersungguh hati setiap saat.


Sebersit niat yang timbul bisa menciptakan berkah juga bisa menciptakan bencana

Bertindak sesuai dengan ajaran dan memikul bakul beras bagi dunia

Menginspirasi orang untuk melakukan perbuatan baik

Melindungi alam semesta dan mewariskan semangat cinta kasih

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Oktober 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 Oktober 2018

Editor: Metta Wulandari  

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -