Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Tabiat Buruk dan Menumbuhkan Berkah

Dharma mengandung kebenaran yang sangat luas dan dalam. Ia tak terlepas dari keseharian kita. Ia ada di tengah hubungan antarsesama dan segala sesuatu. Kita harus memanfaatkan kehidupan ini untuk mendalami Dharma. Kita harus memiliki kehidupan yang sehat agar dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Setiap hari saya berbagi Dharma dengan kalian.

Setiap hari kita mendengar Dharma, tetapi tabiat buruk kita masih tetap ada. Bagaimana cara kita mengubah dan mengikis tabiat buruk? Apakah kita sudah mengikis tabiat buruk? Hanya kita sendiri yang mengetahuinya.  Ya, semua orang di dunia ini harus memperhatikan fisik, batin, dan lingkungan hidup sendiri. Kita harus selalu memperhatikan kondisi fisik, batin, dan lingkungan hidup kita.

Saya sering mengulas tentang karma buruk kolektif semua makhluk. Ya, semua makhluk menanggung karma kolektif karena kita semua tinggal di bumi yang sama. Cara kerja bumi ini hampir sama dengan tubuh kita. Bumi menopang  segala kehidupan,  termasuk hewan dan manusia.  Sama halnya dengan tubuh kita  yang mengandung tulang, daging, darah, sel, dan lain-lain. Ini adalah prinsip yang sama. Saat setiap organ sehat dan selaras, maka tubuh kita juga akan sehat.

Saat unsur tubuh tidak selaras, maka kita akan jatuh sakit. Begitu pula dengan bumi ini. Bumi telah mengalami kerusakan dan jatuh sakit.  Ketidakselarasan empat unsur alam terjadi akibat karma kolektif semua makhluk. Kondisi iklim masa kini sangat ekstrem. Akumulasi hasil perbuatan manusia dalam jangka panjang menyebabkan kondisi iklim menjadi ekstrem.

doc tzu chi indonesia

Lihatlah Cape Town di Afrika Selatan yang dilanda bencana kekeringan. Selama beberapa tahun ini, di sana tidak turun hujan. Warga setempat hidup kekurangan air. Mereka sungguh menderita. Saya sering berkata bahwa air adalah sumber kehidupan. Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Tanpa air, maka tidak ada sumber kehidupan di bumi ini.

Tanpa air, manusia tidak dapat bertahan hidup. Karena itu, dalam keseharian, kita harus menghargai berkah dan menghargai air bagaikan emas. Sungguh, kita harus menggunakan air seperlunya saja dan selalu menghargainya. Ini sangat penting. Selain bencana kekeringan,  ada pula tempat yang diguncang gempa bumi.  Pada tanggal 26 Februari lalu, Papua Nugini diguncang gempa bumi.  Karena berlokasi di wilayah yang sangat terpencil, penyaluran bantuan menjadi sangat sulit.  Selain itu, kondisi iklim di sana juga tidak bersahabat.

Beberapa hari lalu, Papua Nugini kembali diguncang gempa susulan.  Kondisi bencana di sana sangat parah. Warga di lokasi bencana terparah sungguh tak berdaya dan kasihan. Melihat kondisi mereka, kita sungguh merasa tak berdaya. Ketidakkekalan hidup dapat terjadi dalam sekejap.  Bencana terjadi akibat ketidakselarasan unsur alam.

doc tzu chi indonesia

Kita juga melihat Venezuela yang dilanda pergolakan dan krisis ekonomi. Selama jangka waktu yang panjang, di sana kekurangan bahan pangan. Selain itu, harga pangan juga mengalami kenaikan yang tinggi. Warga di sana kesulitan untuk bertahan hidup.

”Tidak ada yang tersisa. Dalam waktu 5 menit, semuanya habis dijarah. Kini saya menyiapkan diri untuk menghadapi kondisi yang terburuk. Hasil kerja keras saya semuanya ludes. Saya kesulitan untuk  bertahan hidup seperti ini karena tidak memiliki makanan karena harganya terlalu mahal. Sangat mahal,” kata seorang warga Venezuela.

Tidak sedikit orang yang mengungsikan diri ke Brasil demi mencari bantuan. Mereka tidak dapat bekerja dan hanya bergantung hidup pada bantuan makanan setiap hari. Karena itu, mereka memohon pemerintah Brasil  untuk memberikan izin kerja agar mereka memiliki pekerjaan untuk bertahan hidup. Namun, pemerintah Brazil juga menghadapi tekanan akibat jumlah pengungsi yang banyak.

doc tzu chi indonesia

Sungguh, pengungsi memiliki kesulitan, begitu pula dengan pemerintah Brasil. Kesulitan yang dihadapi sangat banyak. Intinya, jumlah pengungsi terus bertambah setiap hari. Mengapa orang-orang itu tidak dapat hidup dengan aman dan tenteram di negara tempat lahir mereka? Penderitaan di dunia sungguh banyak. Ada orang yang mengungsi akibat peperangan, ada pula yang mengungsi akibat krisis ekonomi.

Mereka yang terpaksa mengungsi dari negara sendiri sungguh menderita.  Untuk dapat hidup dengan tenang dan stabil, sungguh bukan hal yang mudah. Kita yang dapat hidup stabil dan tenteram di masyarakat harus senantiasa bersyukur. Selain itu, kita juga harus menjaga kestabilan ekonomi dan lapangan kerja di masyarakat agar kehidupan kita dapat selalu stabil. Ini sangat penting.

Yang terpenting adalah kita harus memiliki hati penuh rasa syukur. Saat pikiran kita tenang, kondisi masyarakat stabil, dan antarmanusia dapat saling mengasihi,  maka akan tercipta kehidupan yang damai dan penuh berkah.

Ajaran Buddha tak terlepas dari kehidupan sehari-hari
Mengubah tabiat buruk dan menanggung karma kolektif yang sama
Para pengungsi kesulitan untuk bertahan hidup
Menyadari berkah dan kembali menciptakan berkah

 Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Maret 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Maret 2018

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -