Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Kemurnian Pikiran dalam Hati Buddha dan Tekad Guru

Mendengar laporan tentang kondisi di Amerika Serikat saat ini, saya terus berpikir bahwa ini sungguh merupakan pelajaran besar. Pada saat ini, kita melihat kondisi wabah di Amerika Serikat juga sangat parah. Ia berada pada urutan nomor satu di dunia.

Kasus positif di sana mencapai enam juta lebih. Jadi, saya terus menyerukan bahwa semua orang harus tulus. Semua orang harus berdoa dengan hati yang tulus. Lewat apakah ketulusan ini diungkapkan? Lewat tindakan. Tindakan seperti apa? Cinta kasih yang seutuhnya.

Hanya cinta kasih dan hati yang bajik yang bisa meredam kondisi ini. Karena itu, sering dikatakan bahwa keluarga yang memupuk kebajikan pasti penuh berkah. Jika setiap keluarga umat manusia dapat memupuk kebajikan, kita pasti memiliki berkah. Artinya, jika dalam sebuah keluarga ada semakin banyak orang baik yang bersedia untuk menciptakan berkah, keluarga itu tentu akan tenteram dan bahagia. Dengan banyaknya keluarga yang berbuat baik, komunitas juga akan harmonis.

Demikian pula, dalam cakupan daerah yang lebih luas, jika orang yang berbuat baik semakin banyak, energi kebahagiaan pun akan semakin tinggi. Daerah itu akan penuh kebahagiaan dan ketenteraman. Jadi, energi kebaikan dan kebahagiaan ini juga harus dihimpun oleh manusia. Jika batin manusia penuh ketamakan, kebencian, dan kebodohan, ketamakan dan nafsu keinginan ini akan memicu bencana air.

Mengenai ketamakan, menurut ajaran Buddha, sesuai hukum sebab akibat, saat semakin banyak orang memiliki ketamakan yang tak terbatas, kekuatan karma yang terhimpun bisa memicu bencana banjir. Kebencian atau kemarahan, jika terhimpun, akan memicu bencana api. Jika energi kebodohan semakin besar, bencana angin bisa menjadi tak terkendali. Saya berharap semua orang memercayai hal ini.

 

Tindakan manusia tak lepas dari hukum sebab akibat. Perbuatan manusia yang didasari ketamakan, kebencian, dan kebodohan akan membawa akibat. Akibat ini terwujud dalam bentuk bencana. Harap semua mengingat kata-kata saya dan berusaha mengikis tiga racun batin tadi. Jika tiga racun batin tidak dikikis, tiga bencana besar di dunia akan terus terjadi. Begitu semua itu terjadi, dampaknya tidak terkendali.

Selain itu, masih ada tiga bencana kecil, salah satunya ialah peperangan. Pertikaian antarnegara bisa terjadi. Begitu para penguasa membangkitkan kebencian, segala tindakan mereka juga dapat memicu peperangan. Saat perang terjadi, rakyat yang tidak berdosa juga menjadi korban. Ini juga tak lepas dari kekuatan karma manusia. Tentu, kelaparan juga bisa terjadi.

Singkat kata, sebelum bencana alam terjadi, manusialah yang terlebih dahulu memupuk karma buruk yang mendatangkan akibat seperti itu. Semua ini adalah akibat dari perbuatan manusia. Jadi, kita harus mengembangkan kebaikan hati. Selain keluarga yang berbuat baik baru terberkahi, warga dunia pun harus berbuat baik baru terberkahi. Sungguh, setiap orang harus menciptakan berkah. Bagaimana caranya?

Kekuatan satu orang sangatlah kecil. Kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk bersatu hati dan berjalan di arah yang sama untuk berbuat baik.

“Untuk mendukung tenaga medis di garis depan, saya bukan hanya melakukannya sendiri, melainkan juga membimbing orang untuk ikut serta. Melihat orang lain melakukannya, saya turut gembira,” kata Lin Yong-sen Ketua Bliss and Wisdom Foundation, LA.

“Guru kami selalu mengatakan bahwa sesungguhnya membagikan APD dan barang lainnya tidak akan menyelesaikan akar masalah. Untuk menyelesaikan akar masalah, kami berharap lebih banyak orang dapat bervegetaris,” kata relawan Tzu Chi.

“Sekembalinya ke RS, saya akan mendorong rekan-rekan, untuk bervegetaris, tentunya dimulai dari saya sendiri. Saya berjanji akan bervegetaris tujuh hari seminggu,” kata dr. Michael Dokter RS Anak UCLA.

“Saya berjanji untuk bervegetaris dalam dua kali makan sehari. “

“Saya akan bervegetaris setiap hari.”

“Saya akan bervegetaris dalam tiga kali makan sehari.”

“Terima kasih atas makanan vegetaris yang kalian sediakan. Tidak membunuh. Terima kasih.”


Berbuat baik berarti memberikan kekuatan cinta kasih. Cinta kasih ini adalah cinta kasih yang utuh, bukan hanya terhadap manusia, melainkan juga semua makhluk. Jadi, kita harus menyosialisasikan vegetarisme. Kita harus menginspirasi orang-orang untuk mengasihi semua makhluk. Semua makhluk mencakup semua makhluk bernyawa. Inilah hati Buddha.

Kita selalu mengatakan tentang hati Buddha dan tekad Guru. Untuk meneladan tekad saya, kalian harus terlebih dahulu membangun hati Buddha. Dengan begitu, barulah kalian bisa mewujudkan tekad saya.

Saya selalu memegang teguh hati Buddha. Saya selalu memikirkan semua makhluk. Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Segala usaha saya seumur hidup ini tidak lepas dari jalan ini, yakni Jalan Bodhisatwa. Jadi, demi ajaran Buddha, demi semua makhluk, saya membuka Jalan Bodhisatwa ini.

Saya pernah menyerukan kepada insan Tzu Chi AS agar bersatu hati dan menyebarkan cinta kasih. Kalian seharusnya masih ingat. Namun, ingat saja tidak ada gunanya. Bukan hanya ingat, kalian harus menjalankannya. Kalian hendaknya membangkitkan tekad untuk menjalankan praktik nyata. Jika dunia ini terhubung dengan ketulusan cinta kasih, barulah ini akan membantu. Jadi, kali ini saya sudah menyampaikannya pada kalian.


Dahulu saya tidak berani mengatakannya karena meski dikatakan, belum tentu bisa dilakukan. Kini, bagaimanapun saya harus mengatakannya. Saya harus mengatakan pelajaran besar ini. Ini adalah pendidikan yang tulus. Jadi, harap semua bekerja sama dengan harmonis, saling mengasihi, dan sepenuh hati.

Lebih banyaklah menyerukan agar orang-orang menjalankan sila. Sebagai manusia, sila ini harus kita jaga dengan baik. Selain itu, kita harus bervegetaris dengan tulus. Kita semua harus senantiasa bertobat.

Saya sering mengatakan bahwa menengadah ke langit, kita harus bertobat; menunduk ke bumi, kita harus bersyukur. Semoga dunia senantiasa damai dan tenteram. Saat dapat hidup tenteram, kita harus bersyukur.

Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih ada dalam tindakan dan pikiran setiap orang. Kita harus mewujudkannya, jika bukan demi kehidupan sekarang, wujudkanlah demi kehidupan mendatang. Semua orang harus saling mendukung. Terima kasih. 

Mewujudkan pendidikan besar dengan cinta kasih
Tulus memupuk kebajikan demi mewujudkan keharmonisan
Mengikis tiga racun batin demi meredam bencana
Menjaga kemurnian pikiran dalam hati Buddha dan tekad Guru

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 September 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 September 2020
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -