Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad dan Mempraktikkan Ajaran


“Sudah setahun sejak pandemi merebak, saya tidak bisa datang. Saat ada kesempatan untuk datang hari ini, saya menggenggam kesempatan dan menjadi orang pertama yang mendaftar. Perasaan saya sangat gembira,”
kata Pan Cai-yue relawan Tzu Chi.

“Berhubung kali ini dirinya juga sakit, beliau dapat merasakan pentingnya kesehatan. Saat menjadi relawan, beliau memeriksakan diri dan menemukan masalah, lalu segera mengambil tindakan. Tak lama setelah menjalani operasi, beliau tetap bersedia datang untuk bersumbangsih. Ini membuat saya sangat terharu,” kata Huang Shu-fen relawan Tzu Chi.

“Master berkata bahwa kita tidak tahu kapan ketidakkekalan datang. Jadi, saya mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan. Lihatlah, sekarang saya bersumbangsih dengan sukacita,” pungkas Pan Cai-yue relawan Tzu Chi.

“Setelah mengalami kecelakaan lalu lintas, saya semakin menyadari ketidakkekalan hidup. Kapan ketidakkekalan ini datang, kita tidak tahu. Sekarang, saat masih bisa beraktivitas, saya akan bersumbangsih dengan giat. Saya tak boleh menunggu sampai tidak bisa bergerak, baru berkata ingin melakukan yang belum sempat dilakukan. Saat itu tentu sudah tidak sempat lagi,” kata Xu Qing-tian relawan Tzu Chi.

Yang terpenting bagi kita dalam kehidupan di dunia ini ialah memanfaatkan waktu yang ada. Kita dapat menggenggam waktu untuk memanfaatkan tubuh yang kita miliki untuk bersumbangsih dan membawa manfaat bagi dunia. Ya, kita harus menggenggam kesempatan yang ada.
 

Hidup di tengah semua makhluk di dunia, kita hendaknya membangkitkan hati Bodhisatwa. Meski kita sudah menyadari bahwa kehidupan semua makhluk bersifat setara, tetapi jika kita tidak memanfaatkannya, kehidupan ini juga akan tergerus. Setiap hari dan setiap waktu akan berlalu dengan sia-sia. Lalu, apakah ini bermanfaat bagi dunia? Tidak. Kalau begitu, bukankah kita hanya terus menggerus banyak sumber daya alam dan menciptakan pencemaran? Jadi, kita harus mempraktikkan Jalan Bodhisatwa.

Saya melihat kalian semua benar-benar telah menerima ajaran Buddha dan mempraktikkannya. Kita semua memiliki semangat yang sama, yakni tidak mementingkan diri sendiri. Kita tidak memikirkan keuntungan diri sendiri atau bertikai dengan orang lain. Tidak. Kita terus mendorong dan menyemangati semua orang. Ini adalah nilai kehidupan. Ini juga merupakan hati yang tulus yang paling dekat dengan Buddha. Buddha datang ke dunia demi semua makhluk. Untuk itu, Beliau muncul di dunia ini.

Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus meneladan semangat Buddha yang tidak mementingkan diri sendiri, melainkan semua makhluk di dunia. Jadi, Bodhisatwa sekalian, bayangkan, kita semua memiliki tekad dan semangat yang sama, yakni menyebarkan kebajikan dan cinta kasih bagi dunia.

Bodhisatwa sekalian, kita telah menerima ajaran Buddha yang memberi kita sebuah jalan. Jalan ini bertujuan untuk membawa manfaat bagi semua makhluk, bukan hanya demi diri sendiri. Memegang teguh tekad kita lakukan demi diri sendiri. Kita telah menerima ajaran Buddha. Kita harus sungguh-sungguh meneguhkan tekad melatih diri. Ini yang disebut memegang teguh tekad. Selain memegang teguh tekad, kita harus menjalankan ajaran. Kita harus menjalankan praktik nyata. Kita mempertahankan tekad kita. Setelah memahami ajaran Buddha dan menerimanya ke dalam hati kita, kita harus memiliki tekad.

Jadi, kita memegang teguh tekad. Selain itu, kita harus menjalankan ajaran. Dengan demikian, jalan kita akan lapang. Jika kita dapat bertahan dan teguh di jalan ini, jalan ini akan menjadi lapang. Bukan hanya memahami ajaran Buddha, kita juga harus mempraktikkannya di dunia. Kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Jika semua orang dapat menjadi Bodhisatwa dan berpaling dari tataran awam, berarti kita telah menyucikan dunia.

Bodhisatwa sekalian, di hati saya, kalian semua adalah Bodhisatwa. Saya sangat berharap para murid saya memiliki hati dan tekad yang sama dengan saya. Kita harus bersama-sama berjalan di Jalan Bodhisatwa ini. Inilah ajaran Buddha yang sesungguhnya. Kita harus menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Dengan begitu, barulah jalan ini akan menjadi lapang dan rata.

Saya berharap kalian yang mendengarkan secara daring saat ini dapat mengingat dan menerima kata-kata saya. Kalian dapat mendengar bahwa untuk dapat berbicara kepada kalian, saya harus mengerahkan energi saya. Jadi, yang selalu ingin saya sampaikan belakangan ini ialah agar segala ajaran yang pernah saya sampaikan dapat kalian jalankan.

“Cita-cita kami ialah dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin menolong orang orang yang menderita, memberikan kebahagiaan, dan menciptakan dunia Tzu Chi yang murni,” kata Chao You-cheng Kepala RS Tzu Chi Xindian.

Kata-kata yang saya sampaikan dan ikrar yang saya bangun tidak pernah berubah sejak pertama saya memulai Tzu Chi. Satu pun tidak ada yang berubah. Untuk membuktikan masa lalu dari masa kini, pernyataan misi Tzu Chi ini adalah bukti terbaik. Ini membuktikan bahwa segala yang saya katakan dan saya lakukan tidak pernah menyimpang sedikit pun. Saya telah melakukan yang saya katakan. Saya telah menjaga tekad dan menjalankan ajaran.


Saat pertama kali bertekad, saya langsung melakukan praktik nyata untuk membuka jalan ini. Dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran, saya telah membuat jalan ini menjadi lapang. Ini adalah penghiburan dan pengakuan bagi diri saya sendiri atas segala yang telah dijalankan selama 55 tahun ini. Bagaikan sebuah sumbu, jika menyimpang sedikit saja, putarannya akan jauh berbeda.

Bodhisatwa sekalian, kini kalian mengikuti saya. Sumbu ini tetap lurus dan tidak pernah menyimpang. Karena itu, saya memuji kalian bahwa meski berada jauh dari saya, hati kalian tetap selaras dengan sumbu ini dan tekad awal saya dan tekad awal saya serta jalan yang selama ini saya tapaki.

Jadi, Jalan Bodhisatwa yang saat ini kalian tapaki tidak menyimpang dari tekad awal yang saya buat. Ini karena hati saya juga tidak menyimpang. Kalian berada dekat dengan hati saya sehingga juga tidak menyimpang. Jadi, sebagai guru dan murid, kita memiliki tekad yang sama. Saya sangat bersyukur dan terharu.

Kini saya memahami hati kalian. Di mana pun kalian berada, kalian selalu membuat saya merasa tenang. Dengan tekad yang sama, lakukanlah hal yang seharusnya.

Hati Bodhisatwa mementingkan semua makhluk
Menyebarkan kebajikan dan cinta kasih di tengah masyarakat
Senantiasa menjaga tekad awal dan mengingat Dharma
Mengemban tekad guru dan mempraktikkannya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 April 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 02 Mei 2021
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -