Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Konsep Daur Ulang dan Menghormati Alam
Dalam era sekarang, semua makhluk terus-menerus mengakumulasi
karma buruk. Lama-kelamaan, terjadilah bencana. Bencana-bencana ini terjadi akibat
karma buruk kolektif semua makhluk. Kini saya sering mengulas tentang
pencemaran. Pencemaran juga terakumulasi sedikit demi sedikit hingga
menimbulkan kerusakan bagi bumi. Sungguh, dunia ini diselimuti kekeruhan yang
sangat tebal. Apa yang harus kita lakukan? Kita harus membangun tekad dan
ikrar.
Berhubung pencemaran terakumulasi sedikit demi sedikit, maka
kita juga bisa memulihkannya sedikit demi sedikit demi masa depan kita. Masa
lalu sudah berlalu. Namun, kita bisa memulai perubahan dengan kesepahaman dan
kesepakatan. Berkat kecanggihan teknologi zaman sekarang, kita semua tahu bahwa
pencemaran berasal dari aktivitas manusia, terlebih di bidang industri. Tujuan
bidang industri adalah menyediakan barang kebutuhan manusia. Demi meningkatkan
keuntungan, orang-orang terus-menerus melakukan eksploitasi, pengembangan, dan
produksi.
Meski aktivitas seperti ini mendatangkan keuntungan besar, tetapi
yang mengikuti keuntungan ini adalah kerusakan bagi bumi. Jadi, bukannya
mendatangkan manfaat, eksploitasi sumber daya alam yang tiada henti malah
menimbulkan kerusakan bagi bumi. Kini persediaan air di Taiwan juga terbatas. Air
merupakan sumber kehidupan manusia, juga sumber kehidupan alam semesta. Tanpa
air, baik hewan maupun tumbuhan, tidak ada yang bisa bertahan hidup. Semua
orang harus memahami dan merenungkannya secara mendalam serta mencapai
kesepakatan.
Berhubung kita semua turut menciptakan karma buruk, maka
kini, kita harus tersadarkan. Kita semua adalah makhluk yang memiliki cinta
kasih berkesadaran. Dengan cinta kasih berkesadaran ini, kita hendaknya membawa
manfaat bagi semua makhluk. Janganlah menyombongkan kehebatan diri sendiri karena
orang yang menyombongkan diri mungkin bisa membahayakan dunia ini.
Kita hendaknya melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang
banyak. Kita harus menunjukkan arah yang benar dan membuka jalan kebenaran bagi
generasi penerus kita. Untuk itu, dibutuhkan prinsip kebenaran. Kita harus
berusaha untuk memulihkan nilai moral dan kebenaran. Kita harus hidup
berdampingan dengan alam, menghormati langit, dan mengasihi bumi. Kita harus menghormati, mengasihi, dan
melindungi bumi. Sungguh, pelestarian lingkungan sangat penting.
Kita hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Semua
orang saling berkaitan. Sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, kita terus
mengimbau orang-orang untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kita mengimbau
orang-orang untuk mengurangi pemakaian kertas dan mendaur ulang kertas.
Para Bodhisatwa lansia sangat teliti. Mereka menggunting
setiap potong kertas yang masih berwarna putih. Mereka memilah kertas dengan
gambar yang warnanya lebih muda. Pada kertas seperti ini, ada bagian yang
berwarna, juga ada bagian yang putih. Kertas dengan tulisan berwarna hitam pun dipilah
ke dalam keranjang yang berbeda. Kertas-kertas dipilah sesuai kategori ini karena
bisa didaur ulang dengan kualitas yang berbeda. Jadi, mereka memilah barang
daur ulang secara saksama. Saya sangat tersentuh melihatnya.
Kemudian, volume sampah meningkat dengan cepat. Karena itu,
selain kertas, kita juga mendaur ulang plastik dan terus melakukannya hingga
kini. Kini sampah botol dan kaleng semakin banyak. Dahulu, orang-orang mengumpulkan botol kaca. Namun,
berhubung botol kaca sangat berat, kini tidak ada yang mau mengumpulkannya. Demi
kenyamanan hidup, manusia menggunakan stirofom dan menimbulkan masalah yang
serius. Apakah ada orang yang mau mengumpulkan stirofom?
Berhubung stirofom sangat ringan dan memakan tempat, orang-orang
enggan mengumpulkannya. Namun, insan Tzu
Chi mengumpulkan barang yang tidak diinginkan orang lain. Insan Tzu Chi
mengumpulkan barang daur ulang bukan demi keuntungan, melainkan demi mengatasi
masalah sampah dan menyelamatkan bumi dari ancaman sampah-sampah yang tidak
terurai dalam seribu tahun.
Berapa luas lahan yang kita miliki untuk menampung
sampah-sampah yang tidak akan terurai dalam seratus hingga seribu tahun? Kelak,
bagaimana kita bercocok tanam di bumi ini? Ini akan menjadi masalah besar.
Bodhisatwa sekalian, ketamakan, kebencian, kebodohan,
kesombongan, keraguan, noda batin, dan kegelapan batin dapat membuat kita
berpikiran menyimpang dan menciptakan karma buruk kolektif sehingga terjadi
bencana besar di seluruh dunia. Jadi, semua orang di seluruh dunia harus mawas
diri dan berdoa dengan tulus semoga setiap negara di segala penjuru dunia, baik
pegunungan maupun dataran rendah, semuanya aman dan tenteram. Inilah yang harus
kita doakan setiap hari.
Kekeruhan dan pencemaran di dunia diakumulasi oleh
semua makhluk
Setiap orang hendaknya waspada terhadap kerusakan
yang mengikuti keuntungan
Menyebarkan konsep daur ulang dan menghormati alam
Melenyapkan kegelapan batin dan berdoa semoga dunia
bebas bencana
Ceramah Master
Cheng Yen tanggal 6 Juni 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI
TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena,
Marlina, Li Lie
Ditayangkan tanggal 8 Juni 2018
Artikel dibaca sebanyak : 228 kali
Kirim Komentar
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.