Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Ajaran Jing Si dan Meneguhkan Mazhab Tzu Chi

Bodhisatwa sekalian, kita harus memanfaatkan hidup kita untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih. Dalam kehidupan ini, kita memiliki jalinan jodoh untuk berkumpul serta memiliki cita-cita dan tujuan yang sama, yakni menjadi penyelamat dalam hidup orang lain.

Setelah menjalani pelantikan hari ini, kalian harus ingat bahwa ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran dan mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia.

Tahun ini, kita telah meneguhkan mazhab Tzu Chi untuk mewariskan ajaran Jing Si. Sejak saya meninggalkan keduniawian, saya berpegang pada enam kata yang guru saya berikan, yakni “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. Tzu Chi berawal dari beberapa orang yang melatih diri dan mencari nafkah sendiri dan terus berkembang hingga sekarang.

Ceramah Master Cheng Yen

Setelah mendirikan Tzu Chi, kita berusaha menginspirasi lebih banyak orang untuk mengemban misi amal kita agar kegiatan amal bisa terus dilakukan. Kita mencari nafkah sendiri dari dahulu hingga kini. Kita juga bangun pagi-pagi setiap hari untuk mendalami Dharma. Selain mendalami Dharma, kita juga harus mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Jadi, selain harus bekerja sama dengan begitu banyak insan Tzu Chi di seluruh dunia, para bhiksuni juga harus mendalami Dharma. Inilah ajaran Jing Si.

Kita harus giat mempraktikkan jalan kebenaran. Para bhiksuni di Griya Jing Si memiliki peraturan yang harus ditaati. Jadi, Griya Jing Si merupakan ladang pelatihan. Kita harus mewariskan inti sari Dharma dengan Empat Ikrar Agung. Sebagai umat Buddha, kita harus meneladani Buddha. Setiap Buddha tidak terlepas dari ikrar utama. Ikrar utama ini adalah Empat Ikrar Agung. Karena itu, kita harus membangun ikrar.

Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Kita menjadikan Sutra sebagai jalan untuk melatih ke dalam diri dan berbagi pencapaian kita untuk membentangkan jalan bagi orang lain. Para umat perumah tangga juga harus berpegang pada mazhab Tzu Chi. Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia.

Di mazhab Tzu Chi, kita menjalankan Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma di komunitas. Seperti inilah kita membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Insan Tzu Chi bisa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, mazhab Tzu Chi disebut sebagai Jalan Bodhisatwa di dunia.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita juga harus mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan dengan Empat Pikiran Tanpa Batas. Insan Tzu Chi hendaknya mempraktikkan ajaran Jing Si dan berpegang pada mazhab Tzu Chi. Setiap orang harus membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan serta mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Jadi, dengan ketulusan berikrar menyelamatkan semua makhluk. Dengan kebenaran berikrar memutus noda batin. Dengan keyakinan berikrar mempelajari seluruh pintu Dharma. Dengan kesungguhan berikrar mencapai kebuddhaan. Apakah ini Empat Ikrar Agung? (Ya) Jadi, kita harus sangat tulus.

Untuk bergabung ke dalam Tzu Chi, kita harus terjun ke tengah masyarakat dengan penuh ketulusan. Karena itu, kita harus berikrar menyelamatkan semua makhluk dengan ketulusan. Kita juga harus berpikiran benar. Kita harus memiliki pandangan benar, perhatian benar, perbuatan benar, dan lain-lain. Jalan Mulia Beruas Delapan terdapat di dalam pikiran kita.

Dengan kebenaran, barulah kita bisa memutus noda batin. Jika tidak, kita terus menciptakan noda batin setiap hari. Dengan memiliki pikiran benar, perhatian benar, pandangan benar, dan perbuatan benar, barulah kita bisa memutus noda batin. Jadi, kita harus berikrar memutus noda batin dengan kebenaran.

Kita juga harus berikrar mempelajari seluruh pintu Dharma dengan keyakinan karena pintu Dharma tidak terhingga. Tanpa keyakinan, bagaimana bisa kita mempelajari begitu banyak pintu Dharma? Karena itu, kita harus memiliki keyakinan.

Ceramah Master Cheng Yen

Saat mengulas Sutra Bunga Teratai, saya terus mengulas tentang keyakinan selama beberapa waktu. Kita harus memiliki keyakinan yang mendalam. Dengan adanya keyakinan, barulah kita bisa mempelajari pintu Dharma yang tak terhingga. Kita juga harus berikrar mencapai kebuddhaan dengan kesungguhan. Kita meneladani Buddha untuk mencapai kebuddhaan. Karena itu, kita harus bersungguh-sungguh melatih diri. Kita harus bersungguh-sungguh dan teguh. Jangan mudah terpengaruh oleh tiupan angin kegelapan batin sehingga tekad pelatihan menjadi mundur. Kita harus bersungguh hati dan bisa memahami kebenaran agar bisa mencapai kebuddhaan. Untuk itu, kita semua harus membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan dan menjalankan Empat Ikrar Agung, mengerti? (Mengerti)

Kita juga harus mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Cinta kasih agung tanpa penyesalan mendatangkan cinta kasih tak terbatas. Welas asih agung tanpa keluh kesah mendatangkan kekuatan ikrar tak terbatas. Sukacita agung tanpa kerisauan mendatangkan kebahagiaan tak terbatas. Keseimbangan batin agung tanpa pamrih mendatangkan rasa syukur tak terbatas. Untuk menciptakan berkah bagi masyarakat, kita harus bertekad dan berikrar untuk bersumbangsih secara sukarela tanpa penyesalan. Jadi, saat menciptakan berkah bagi masyarakat dengan cinta kasih agung, kita tidak menyesal karena kita hanya melakukan hal yang benar.

Dengan menciptakan berkah bagi masyarakat, kita berharap bisa menyucikan hati manusia. Hati manusia bisa tersucikan, setiap orang bisa memperbaiki diri, keluarga bahagia, dan masyarakat harmonis, inilah tujuan kita. Jadi, kita tidak menyesal.

Dengan welas asih agung tanpa keluh kesah, Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Jadi, harus bekerja sekeras apa pun, kita tidak berkeluh kesah atau menyesal. Kita tetap bersumbangsih. Inilah cinta kasih dan welas asih agung. Inilah cinta kasih dari kekuatan ikrar.

Dengan sukacita agung tanpa kerisauan, kita bisa bersumbangsih dengan sukarela dan menerima dengan penuh sukacita. Bagaimanapun kondisinya, kita tetap dipenuhi sukacita serta merasa tenang dan damai. Inilah kebahagiaan yang tak terbatas.

Dengan keseimbangan batin agung tanpa pamrih, kita akan dipenuhi rasa syukur tak terbatas. Selain bersumbangsih tanpa pamrih, kita juga bersyukur kepada orang lain. Dengan adanya orang-orang yang menderita, kita baru bisa bersumbangsih sebagai Bodhisatwa. Jadi, saat bersumbangsih, kita juga harus bersyukur.

Kita harus bersumbangsih di tengah masyarakat dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin seperti ini, mengerti? (Mengerti) Selain itu, kita juga harus bersatu hati bagai bola Kristal yang berpusat pada satu titik. Saya berharap hati semua orang sebersih dan semurni bola kristal. Saya berharap setiap orang bisa bersungguh hati. Kita juga harus menciptakan hutan Bodhi yang bertumbuh dari satu akar yang sama. Bodhi adalah kesadaran.

Kita harus menumbuhkan kesadaran dan memperdalam akarnya dalam pikiran kita. Jika setiap orang bisa bertumbuh menjadi pohon Bodhi yang besar, barulah akar kita bisa melindungi bumi. Ini akan menjadi hutan pahala bagi kita semua.

Anggota Tzu Cheng dan komite juga harus bersatu hati untuk menggarap ladang berkah. Anggota Tzu Cheng dan komite harus bersatu hati. Kita harus bekerja sama menggarap ladang berkah di dunia ini untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Akar kebijaksanaan juga harus tertanam dalam di Jalan Bodhisatwa. Untuk itu, kita semua harus bersatu hati untuk bersumbangsih, mengerti? (Mengerti)

Inilah yang harus dilakukan oleh insan Tzu Chi, pelatihan ke dalam diri dan praktik ke luar. Ke dalam, kita membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Ke luar, kita mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita juga mengemban misi Tzu Chi dengan kesatuan hati bagai bola kristal. Inilah tujuan kita semua.

Mewariskan ajaran Jing Si dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan

Berikrar membimbing semua makhluk dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan batin

Bersatu hati bagai bola Kristal yang berpusat pada satu titik

Mengemban misi untuk mewariskan ajaran Jing Si dan meneguhkan mazhab Tzu Chi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Januari 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Januari 2017

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -