Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Cinta Kasih dengan Dharma di Dalam Hati

Insan Tzu Chi dari berbagai negara yang berkumpul di sini bertekad untuk menuju arah yang sama, yaitu cinta kasih. Meski kita yang duduk di sini menggunakan bahasa yang berbeda-beda dan membutuhkan penerjemahan, tetapi kita memiliki satu bahasa yang sama, yaitu cinta kasih di dalam hati.

Meski terdapat perbedaan warna kulit, tetapi kita menapaki jalan yang sama, yaitu Jalan Bodhisatwa. Jalan ini adalah jalan yang lapang. Kita harus mengembangkan cinta kasih individual menjadi cinta kasih universal yang bisa merangkul seluruh dunia. Ini tidaklah sulit dan kita telah melakukannya.

Kita juga melihat anggota Tzu Ching. Para relawan muda mudi kita berikrar untuk membantu saya memikul bakul beras bagi dunia karena di seluruh dunia, terdapat banyak orang yang menderita. Pada bulan Maret, terjangan Siklon Idai membawa dampak bencana bagi 3 negara, yakni Malawi, Zimbabwe, dan Mozambik. Pascasiklon, relawan lokal Afrika Selatan segera mengemban misi. Dengan cepat, mereka menjangkau Malawi dan membantu korban bencana membangun rumah dari batu bata. Melihat orang dewasa menyusun batu bata untuk membangun rumah, anak-anak juga menyusun batu bata di atas tanah.

“Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Membangun rumah,” jawab Timothy.

“Untuk apa membangun rumah?”

“Agar bisa tidur di dalamnya. Setelah dewasa, saya ingin menjadi pekerja konstruksi dan membantu orang membangun rumah seperti yang dilakukan Tzu Chi,” jawab Timothy lagi.

 

Menonton siaran berita Da Ai TV, saya merasa bahwa cinta kasih sungguh tidak dibatasi oleh usia. Baik lansia maupun anak kecil, orang kaya maupun orang miskin, semuanya memiliki kekuatan cinta kasih. Setelah membangun tekad, semua orang bisa bersumbangsih, tidak peduli kaya ataupun miskin. Orang kaya bisa bersumbangsih dengan materi, orang miskin juga bisa membangkitkan kekuatan cinta kasih dan mengerahkan tenaga untuk menolong orang yang lebih menderita dari mereka. Ini semua termasuk menciptakan berkah bagi dunia.

Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat terus memberi pendampingan dan merekrut relawan lokal di Afrika. Dengan menginspirasi satu relawan lokal, relawan tersebut akan terus berkembang di sana dan menginspirasi relawan lokal yang tak terhingga.

Kita bisa melihat cinta kasih tanpa pamrih mereka. Setelah beras dikirimkan ke sana, mereka berusaha keras untuk mengantarkannya ke tangan orang yang benar-benar membutuhkan. Mereka tidak memikirkan kepentingan pribadi. Meski mereka juga kekurangan, tetapi mereka selalu tulus, benar, yakin, dan bersungguh-sungguh dalam mempraktikkan semangat Tzu Chi dan ajaran Jing Si, yaitu cinta kasih tanpa pamrih. Karena itulah, saya sangat mengasihi mereka.


Banyak orang yang berkata bahwa saya pilih kasih karena saya sering berkata bahwa saya mengasihi insan Tzu Chi Afrika. Saya mengasihi mereka karena mereka kaya akan cinta kasih. Kita harus terus memberi dukungan pada mereka. Kita harus menghimpun tetes-tetes cinta kasih untuk memperbaiki kehidupan warga Afrika. Dengan dukungan barang bantuan dari kita, mereka bisa mengerahkan tenaga untuk menolong banyak orang.

Saya berharap, kita bisa merencanakan penyaluran bantuan di Afrika kelak. Berhubung lahan di sana sangat luas, kita hendaknya menyusun program bantuan pertanian bagi mereka dan membagikan bibit pada mereka agar mereka dapat memperoleh penghasilan. Inilah harapan saya. Asalkan bersungguh hati, kita bisa menghimpun barang bantuan dan kekuatan cinta kasih untuk memperbaiki kehidupan warga Afrika.

Saya berharap relawan di setiap negara dapat menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Namun, di setiap negara, terdapat orang yang kekurangan. Di negara semakmur apa pun, pasti ada orang yang membutuhkan bantuan. Tidak masalah jika kalian tidak bisa memberikan bantuan ke Afrika. Kalian bisa mengembangkan cinta kasih di negara masing-masing. Ini disebut membalas budi masyarakat. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung.


Kita harus menciptakan berkah bagi dunia. Apakah kalian paham maksud saya? (Paham) Baik. Kita harus menggenggam waktu dan hubungan antarmanusia. Saat ini, saya juga berusaha keras. Demi melakukan perjalanan kali ini, saya harus menghabiskan banyak waktu untuk meningkatkan energi saya. Namun, saya tidak menyerah untuk menolong orang-orang yang menderita. Meski tidak bisa berjalan dengan stabil, tetapi saya tahu bahwa asalkan maju selangkah, langkah lain akan mengikuti.

Saat satu kaki melangkah, saya berharap setiap orang dapat menciptakan berkah. Saat kaki lain ikut melangkah, saya berharap setiap orang dapat membangkitkan kebijaksanaan. Saya hanya berharap kalian dapat membina berkah dan kebijaksanaan. Usia kehidupan kita terbatas. Saya tahu bahwa sesuai hukum alam, usia kehidupan saya terbatas. Namun, saya berharap setiap orang dapat mengingat ajaran saya di dalam hati dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa yang mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menjalankan Tzu Chi dengan cinta kasih universal. Dengan menapaki Jalan Tzu Chi, kita bisa membina berkah sekaligus kebijaksanaan. Semoga kalian selalu tekun melatih diri serta dapat membina berkah sekaligus kebijaksanaan. Saya mendoakan kalian.

Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung
Master Cheng Yen mendedikasikan hidupnya untuk membimbing orang-orang
Menabur benih kebajikan yang bertumbuh menjadi tak terhingga
Mewariskan cinta kasih dengan Dharma di dalam hati
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 November 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 November 2019

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -