Ceramah Master Cheng Yen: Pencapaian yang Gemilang di Hualien dan Taitung

Kisah yang menyentuh hati sangatlah banyak. Kali ini, yang membuat saya tersentuh adalah misi kesehatan.Kemarin, saya pergi ke Rumah Sakit Tzu Chi Hualien. Saat tiba di tempat yang bertahun-tahun tidak saya datangi itu, saya tidak merasa asing, tetapi lingkungannya sudah banyak berubah. Banyak ruangan yang baru disekat karena kekurangan ruangan. Ruang koridor yang begitu kecil juga tidak disia-siakan. Tembok di sepanjang koridor ditempeli pencapaian para staf kita. Saya juga melihat banyak penghargaan, baik nasional maupun internasional. Kita mendapat banyak penghargaan. Ada banyak medali emas, medali perak, dan penghargaan unggulan lainnya.

Saya terus berjalan dan melihat sekelompok perawat laki-laki. Mereka memperlihatkan bagaimana mereka mengendarai ambulans dan turun dengan menggunakan seutas tali. Mereka menpersiapkan semua itu dengan sepenuh hati agar saya dapat mengetahui bagaimana upaya penyelamatan di pegunungan di wilayah timur Taiwan dilakukan. Menyelamatkan dan melindungi kehidupan sungguh merupakan tugas yang berat. “Jangan khawatir. Kami akan melindungi kehidupan di Hualien dan Taitung serta memberi pelayanan yang paling profesional kepada pasien yang membutuhkan kami. Kami akan selalu ada,” kata para perawat. Sekelompok perawat laki-laki ini merupakan anak-anak yang dibina oleh Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi dan Universitas Tzu Chi. Semuanya sangat rupawan dan gesit. Saya sungguh gembira dan tersentuh melihat mereka.

Selama ini, para perawat kita bukan hanya merawat pasien, tetapi juga mengembangkan produk baru dengan menggunakan barang daur ulang. Dengan sepenuh hati, mereka mengembangkan banyak produk yang bermanfaat bagi pasien dan dapat menghemat uang pasien. Inilah para perawat kita yang sangat bersungguh hati dalam merawat pasien. Mereka sungguh membuat orang tersentuh. Setelah masuk ke ruang rapat, saya mendengar dan melihat banyak orang berbagi pengalaman. Rumah sakit ini didirikan di wilayah timur Taiwan sehingga tidak mudah untuk mendapatkan tenaga medis. Namun, tidak lama setelah rumah sakit kita beroperasi, dr. Lee Jen-jyh sudah bergabung. Beliau bertekad untuk mendedikasikan diri di Hualien dan Taitung karena kasus tuberkulosis di sini masih sangat banyak.

Kita bisa melihat beliau pergi ke wilayah pegunungan dan pedesaan untuk memastikan para pasien meminum obat mereka. Beliau beserta timnya mengantarkan obat dua kali dalam sehari tanpa takut lelah. Mereka terus melakukannya dengan teguh. Dahulu, dari 100 ribu orang, terdapat lebih dari 100 orang yang terkena tuberkulosis, tetapi kini telah berkurang menjadi sekitar 83 orang. Persentase kesembuhannya juga sangat tinggi. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Kita bisa melihat mereka menempuh jalan gunung yang rentan terhadap tanah longsor dan sangat berbahaya. Jarak yang mereka tempuh juga sangat jauh. Singkat kata, meski perjalanan sangat sulit, mereka tetap bisa mengatasinya. Pemerintah Taiwan juga memberikan Penghargaan Kontribusi Medis yang ke-25 kepada dr. Lee.

Ada juga cerita tentang Bapak Dai di Taitung yang tergelincir di rumahnya. Akibatnya, tulang belakangnya terluka parah. Dia sudah hampir tidak bisa bergerak. Operasi itu merupakan operasi yang sangat sulit. Saat dia datang ke Hualien, dr. Wu Wen-tien segera menangani kasus ini. Dia dioperasi pada hari itu juga. Operasi itu sangat sulit. Dr. Wu sangat bekerja keras untuk menyembuhkan Bapak Dai. Berkat ketekunannya menjalani fisioterapi dan dokter yang mengoperasinya dengan baik, dia akhirnya bisa berdiri dan berjalan dengan stabil. Setelah merasakan sumbangsih penuh cinta kasih dari Tim Medis Tzu Chi, jalinan jodohnya dengan Tzu Chi mulai terbentuk. Tentu saja, relawan kita juga mendampinginya. Setelah kembali ke Taitung, dia mulai mendekatkan diri dengan Tzu Chi dan mengikuti pelatihan relawan. Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun kali ini, dia telah menjalani pelantikan. Dia juga sudah kembali pada pekerjaannya sebagai seorang polisi. Ini sungguh menyentuh hati.

Yang membuat saya semakin tersentuh adalah kasus Guo Mingyang yang datang ke sini dengan mengarungi lautan. Saat datang ke rumah sakit kita, dia sama sekali tidak mau berbicara, karena penyakitnya telah memengaruhi kondisi batinnya. Saat dia datang, kita mendapati bahwa tulangnya melengkung. Awalnya, dia ditangani oleh departemen ortopedi. Namun, setelah memeriksa kondisinya, dr. Wu mendapati bahwa terdapat tumor pada otaknya yang bisa membahayakan nyawanya. Jadi, dia ditangani dr. Chiou yang segera menjalankan operasi pada bagian otak. Operasi itu sangat sulit dan memakan waktu selama belasan jam. Setelah menjalani operasi, epilepsinya pun hilang. Setelah itu, barulah departemen ortopedi menjalankan operasi pada tulang belakangnya. Dia sudah bisa berjalan dan memiliki postur tubuh yang tinggi. Kemarin, dia juga memperlihatkan kepada orang-orang jika dia sudah bisa berjalan. Meski harus terus menjalani kemoterapi karena tumor pada otaknya, tetapi kini dia sudah bisa bergerak dengan leluasa. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Inilah kekuatan cinta kasih. Tenaga medis bersumbangsih dengan cinta kasih. Saya yakin dia bisa pulang ke rumah dalam kondisi yang baik.

Kontribusi dr. Hsu dari departemen patologi juga sangat besar. Saya sangat berterima kasih kepada istrinya. Terlebih lagi kepada ayah mertuanya yang begitu mendukungnya untuk datang ke wilayah terpencil ini. Dia membantu putrinya berkemas dan menyuruhnya datang bersama sang suami. Ini juga sangat menyentuh hati. Saya bukan hanya berterima kasih kepada dr. Hsu, tetapi juga berterima kasih kepada istri dan ayah mertuanya. Tanpa ayah mertuanya yang penuh toleransi dan begitu mendukungnya, bagaimana kita bisa memperoleh dokter yang bagaikan pusaka negara ini? Singkat kata, hal yang menyentuh hati sangatlah banyak. Saya juga sangat berterima kasih kepada para staf misi kesehatan kita. Tidak peduli pergi ke Rumah Sakit Tzu Chi yang mana, saya selalu sangat tersentuh. Meski perjalanan untuk mendirikan rumah sakit sangat sulit, tetapi hasilnya sangat manis. Setiap kali melihat dedikasi tenaga medis kita, saya selalu sangat bersyukur dan tersentuh hingga tidak bisa berkata-kata. Saya hanya bisa berkata bahwa saya sangat tersentuh kemarin.

Dokter humanis mempertahankan tekad hingga selamanya

Perawat laki-laki memperlihatkan bagaimana mereka melindungi kehidupan

Mengembangkan produk baru dengan sepenuh hati demi membantu para pasien

Badan misi kesehatan memperoleh pencapaian yang gemilang di Hualien dan Taitung

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Januari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 30 Januari 2016
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -