Ceramah Master Cheng Yen: Senantiasa Waspada dan Memupuk Berkah

“Kasus positif COVID-19 di Asia Tenggara meningkat pesat. Di Eropa dan wilayah timur Laut Tengah, kasus positif dan angka kematian juga meningkat. Di Afrika dan wilayah barat Samudra Pasifik, kasus positif juga terus meningkat. Berdasarkan perkiraan terbaik saat ini, mungkin sepuluh persen dari populasi dunia telah terinfeksi oleh virus ini,” kata Mike Ryan, Direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO.

“Kami akan menerapkan protokol kesehatan yang baru dan lebih ketat. Sesungguhnya, ini termasuk penutupan wilayah sebagian. Demi mengontrol penyebaran COVID-19, interaksi masyarakat dan wisata harus dikurangi secara drastic,” ujar Mark Rutte, Perdana menteri Belanda.

“Akan lebih jelas jika saya langsung mengumumkan nama kota-kota yang diberlakukan jam malam, yakni Grenoble, Lille, Lyon, Aix-Marseille, Montpellier, Rouen, Saint-Etienne, dan Toulouse,” Emmanuel Macron, Presiden Prancis mengumumkan.

Kita bisa melihat bahwa pandemi COVID-19 terus menyebar luas. Melihat kondisi seperti ini, kita sangat khawatir. Sebelumnya, saya merasa wabah bisa terkendali jika kita mengingatkan satu sama lain. Namun, kini kondisi sudah sangat serius. Ada banyak ilmuwan di seluruh dunia yang terus melakukan penelitian demi mencari tahu tentang virus penyakit ini, bagaimana melenyapkannya, bagaimana mencegah penyebarannya, dan yang terpenting, bagaimana menyembuhkan pasien yang terinfeksi.


Sungguh, semua orang telah mengerahkan segenap hati dan tenaga. Sekitar sebulan atau dua bulan lalu, Universitas Tzu Chi telah mengembangkan alat tes cepat.

“Pada tahap awal infeksi, akan terdeteksi IgM. Pada tahap pertengahan, akan terdeteksi IgM dan IgG. Pada tahap pemulihan atau tahap akhir, akan terdeteksi IgG. Jadi, kita bisa mengetahui sudah berapa lama seorang pasien terinfeksi COVID-19, lalu menentukan penanganan yang tepat sesuai gejala yang ditunjukkan pasien,” terang Liu Yi-jun, Rektor Universitas Tzu Chi.

Universitas Tzu Chi dan RS Tzu Chi Taipei saling mendukung dalam melakukan penelitian ini dan telah membuahkan hasil. Saya juga bersukacita melihatnya. Wabah ini tidak bisa dilihat dan diraba, juga belum ada obatnya. Kita hanya bisa mencegah penyebaran wabah dengan menjalankan pemeriksaan dan karantina. Jadi, semua orang harus menjaga jarak dan melindungi diri sendiri dengan baik. Antarsesama manusia hendaknya menjaga jarak fisik. Ini demi keselamatan semua orang.

Sungguh, saat semua orang menaati protokol kesehatan, barulah semua orang bisa selamat. Jadi, kita harus bersungguh hati untuk memahami kebenaran. Saat ini, ada banyak hal yang harus kita pahami dengan kesungguhan hati dan kebijaksanaan. Kita harus bertobat karena kita mungkin pernah melakukan kesalahan. Mulai sekarang, janganlah kita melakukan kesalahan lagi. Kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan.

Kita harus senantiasa membangkitkan niat untuk bertobat agar kita selalu waspada. Jadi, kita harus memiliki kewaspadaan. Waspada berarti senantiasa bertobat dan tidak membangkitkan niat yang menyimpang. Untuk mencegah penyebaran wabah, dibutuhkan kerja sama semua orang. Kita harus menjaga jarak fisik dengan orang lain dan terus mengimbau orang-orang untuk melakukan hal yang sama.

 

Di wilayah yang tenteram, kita harus terus melakukan upaya pencegahan dan mengimbau orang-orang turut melakukannya. Saat hidup tenteram, kita harus memupuk lebih banyak berkah. Jangan menunggu hingga terlambat, baru ingin mengikis karma buruk. Itu bagaikan membayar utang. Kita hendaknya memupuk berkah.

Saya sering berkata bahwa janganlah kita mengonsumsi makanan yang membuat kita berutang nyawa. Sebaliknya, kita harus mengonsumsi makanan yang membuat kita bersyukur. Kita harus bersyukur atas tanaman pangan yang disediakan oleh alam. Sebagai wujud rasa syukur, kita harus bersumbangsih dan lebih banyak berbuat baik. Janganlah mengonsumsi ikan ataupun daging hewan lain. Utang nyawa pada hewan-hewan ini mungkin harus dibayar berkali-kali lipat kelak.

Jika berutang, kita harus membayar. Utang nyawa pada hewan merupakan beban yang berat. Mengapa kita tidak memilih pola makan yang membuat kita damai dan tenang? Dengan mengonsumsi tanaman pangan saja, tubuh kita akan sehat dan memutus rantai makanan yang menjadi sumber virus penyakit. Kini, bagaimana mencegah penyebaran wabah? Satu-satunya cara ialah bervegetaris. Saat bencana terjadi, kita hendaklah memetik hikmah darinya, menunjukkan ketulusan, dan bertobat. Bagaimana cara menunjukkan ketulusan kita? Dengan bervegetaris.

“Setiap hari, saya mengunggah foto masakan Kakak Pek Wah ke grup percakapan media sosial,” kata Chong Wei Kuen, seorang direktur eksekutif.

“Saat memasak nasi dengan sayur asin, berhubung merasa agak sederhana, saya menambahkan pangsit. Jika saya menyiapkan makanan vegetaris yang lezat, semua orang yang memakannya akan gembira. Saya rasa, inilah yang saya inginkan. Ini dapat menginspirasi orang-orang untuk terus bervegetaris,” kata Ngooi Pek Wah, seorang manajer.

“Dia juga menghias makanan dengan menaruh sayuran atau tomat sehingga terlihat menarik dalam segi warna. Melihat makanan yang dihias dengan indah, kami juga merasa gembira memakannya,” kata Tan Siew Chuan, seorang karyawan.

 

Lihatlah, apakah makanan vegetaris mengandung gizi yang cukup? Ya. Dari segi warna, aroma, dan cita rasa, semuanya sudah terpenuhi. Bervegetaris juga baik bagi kesehatan kita. Bodhisatwa sekalian, saya ingin mengingatkan kalian bahwa alam telah menyediakan tanaman pangan yang berlimpah bagi kita. Berhubung semua makhluk setara, manusia hendaknya tidak melukai hewan.

Ada banyak tanaman pangan yang dapat memenuhi kebutuhan kita. Jadi, semua makhluk berhak untuk hidup. Janganlah merenggut nyawa makhluk lain. Jika kita melukai atau membunuh makhluk lain, kelak mereka pun akan membalas dendam. Jangan biarkan hal itu terjadi. Kita harus bersungguh-sungguh menjaga pikiran kita dan mengembangkan kebijaksanaan agar hidup kita tenteram, damai, dan tenang.

Mari kita mengembangkan kebijaksanaan dan menjaga kesehatan kita dengan bervegetaris. Dengan demikian, pahala kita akan tak terhingga. Kita harus memupuk berkah dengan berpegang teguh pada tekad kita. Kita harus melindungi silsilah Dharma kita. Ini bukanlah hal yang mustahil. Asalkan memiliki tekad, kita bisa melakukannya. Mari kita senantiasa bersungguh hati.

Menaati protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran wabah
Senantiasa waspada dan lebih banyak menciptakan berkah
Bersyukur atas tanaman pangan yang disediakan oleh alam
Mengonsumsi makanan vegetaris membuat hati damai dan tenang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Oktober 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 17 Oktober 2020
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -