Mengubah Pola Pikir serta Senantiasa Tekun dan Bersemangat

Setiap hari, kita bisa mendengar tentang ketidaktenteraman di seluruh dunia. Semua itu bersumber dari pikiran manusia. Untuk mengurangi bencana alam, kita harus membangkitkan ketulusan hati. Untuk mengurangi bencana akibat ulah manusia, kita harus menyucikan hati manusia. Kebaikan dan keburukan bergantung pada sebersit niat. Untuk menciptakan ketenteraman dan kedamaian di dunia, setiap manusia hendaknya saling menjaga pikiran. Sungguh, di dunia ini, banyak orang yang hidup bagaikan di alam mimpi. Karena tertutup oleh kegelapan batin, manusia tak dapat sadar dari mimpinya.

Saya berharap kita dapat membunyikan lonceng dan genderang untuk membangunkan orang-orang. Contohnya kehidupan di Griya Jing Si setiap hari. Setiap pagi pukul 03.50 pagi, kita sudah memukul kayu, membunyikan genta dan genderang untuk mengingatkan setiap orang agar berpacu dengan waktu dan menggenggamnya dengan baik. Setelah mendengar suara itu, orang-orang akan bangun dan segera bersiap-siap untuk mengikuti kebaktian pagi, melakukan puja bagi Buddha dan mendengar Dharma. Menyelaraskan fisik dan batin adalah hal yang sangat penting. Setiap hari, setiap orang sangat giat mendalami Dharma. Saya berharap setiap orang dapat menyerap Dharma ke dalam hati dan memutar roda Dharma di dalam hati.

Jika Ada Tekad, Tidak Sulit Melakukannya

Di Jepang, relawan Tzu Chi membantu para tunawisma dengan menyediakan makanan hangat. Dua kali dalam sebulan, sekelompok relawan kita membagikan makanan hangat bagi para tunawisma di taman. Kali ini, suhu cuaca di sana adalah 38 derajat Celsius. Di bawah teriknya matahari, para relawan kita dengan penuh kesabaran membimbing setiap orang untuk berdoa bersama. Ini sungguh tidak mudah. Seorang relawan yang membantu di dapur berkata bahwa biasanya dia berada di ruangan yang ada penyejuk udaranya sehingga sangat jarang berkeringat. Karena itu, dia sengaja ke pemandian air panas agar bisa berkeringat. Dia berkata bahwa kini dia tak perlu lagi menghabiskan uang untuk mengeluarkan keringat.

Relawan kita juga sangat memerhatikan kebersihan. Semua peralatan makan itu harus direbus dengan air mendidih agar kuman-kumannya dapat terbasmi. Karena itu, mereka pasti bermandikan peluh. Tanpa perlu menghabiskan uang, dia dapat merasakan kenyamanan. Ini karena dia bekerja dengan ikhlas dan penuh sukacita. Dia merasakan sukacita karena dapat membantu para tunawisma. Dia merasa sangat nyaman karena bermandikan peluh. Selain itu, dia bekerja dengan cekatan dan itu membuat tubuhnya menjadi sehat. Lihatlah, ini manfaat yang diperoleh setelah mengubah pola pikir.

Kita juga melihat Bapak Guo di Taiwan. Dia adalah pemilik perusahaan pembuat perangkat lunak untuk permainan elektronik. Selain itu, dahulu, dia selalu bergaya hidup mewah. Namun, sejak dua tahun lalu, setiap hari dia pergi ke kantor Tzu Chi di Neihu untuk mendengar ceramah saya. Tak peduli musim dingin atau pun panas, dia selalu datang setiap hari. “Mendalami ajaran Buddha dan mendengar ceramah Master sangat penting. Kita akan mulai menyadari bahwa betapa tidak tenangnya hati kita. Karena tidak dapat menenangkan hati, kita menjadi mudah terpengaruh oleh kondisi luar dan orang lain. Apa pun yang dilakukan oleh orang lain, kita pun mengikutinya secara membabi buta. Dengan melepas, baru kita dapat merasakan kedamaian. Selain itu, setelah melakukan daur ulang dan menjalani pola hidup vegetaris, entah mengapa nafsu keinginan saya semakin berkurang,” ucap Guo Jing-de, relawan Tzu Chi.

Sungguh, melihat perubahannya, saya merasa sangat terharu. Dahulu, dia terobsesi untuk mengenakan berbagai aksesori dan pakaian-pakaian yang unik. Lihatlah kini dia menjadi begitu murni dan luwes. Selain itu, dia juga telah menyerap Dharma ke dalam hati. Kini semua aksesorinya tak lagi digunakan dan disimpan di dalam kotak. Kini dia juga berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang kita.

“Apakah Anda pernah melakukan ini sebelumnya? ‘Belum  pernah’. Karena itu, lihatlah saya mengangkatnya dengan susah payah. Apa Anda akan menganggap ini sebagai olahraga? ‘Ya’. Ini manfaat terbesar yang saya peroleh. Karena lebih sering bekerja di kantor, saya jarang berkeringat. Suatu kali, saya berkata kepada seorang relawan asal Malaysia bahwa daripada ke pusat kebugaran, lebih baik saya melakukan daur ulang,” kata Guo Jing-de.

Setelah mengubah pola pikir maka tiada hal yang sulit untuk dilakukan. Apakah kalian percaya dahulu dia menjalani hidup seperti itu? Namun, dia sangat berani. Dia berani mengakui kesalahan demi bisa maju. Kini, setiap hari dia sangat tekun mendengar Dharma dan melakukan daur ulang. Singkat kata, tidaklah sulit bagi manusia untuk berubah. Yang terpenting adalah mengubah pola pikir. Setelah melihat ketidakselarasan empat unsur alam di dunia, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Semua itu hanya bergantung pada sebersit niat. Saya berharap setiap orang dapat membangkitkan ketulusan. Dalam berinteraksi dengan orang dan menangani masalah, kita harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan.

Dalam mendalami Dharma, kita harus tekun dan bersemangat. Hidup di Dunia Saha ini, kita harus tahan terhadap cobaan. Kita harus memperoleh sukacita saat mendalami Dharma. Untuk mewujudkan dunia yang bebas bencana dari tahun ke tahun, kita harus menyelaraskan pikiran serta melenyapkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Dengan demikian, baru dunia dapat aman dan tenteram. Jadi, kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Semoga arah topan Goni dapat sedikit berbelok agar setiap orang dapat aman dan selamat. Ini membutuhkan ketulusan hati kita semua. Kita juga melihat relawan Tzu Chi di Taipei kembali menuju Wulai yang masih belum pulih dari topan Soudelor guna mengingatkan warga agar bersiap-siap menghadapi topan Goni. Relawan Tzu Chi bahkan membantu warga untuk menutup jendela.

 Salah seorang saudara se-Dharma kita, Bao-zhu juga terkena dampak bencana. Namun, selama beberapa hari itu, dia dan anaknya tetap bersama dengan relawan lainnya untuk memberi bantuan. Kini, usai kegiatan pembersihan, dia baru kembali untuk membersihkan rumahnya sendiri. Awalnya, dia tidak ingin merepotkan relawan Tzu Chi dan berencana untuk membersihkan rumahnya sendiri. Mengetahui hal ini, relawan kita pun pergi membantunya. Saat tiba di rumahnya, relawan kita melihat ternyata lumpurnya lebih banyak dari rumah orang lain. Berhubung lumpurnya sudah mengering, mereka membutuhkan usaha yang lebih keras untuk membersihkannya. Berhubung beberapa hari ini sebagian besar relawan kita sudah kembali bekerja maka para relawan perempuan yang tidak bekerja dan relawan lansia kitalah yang mengangkat lumpur di sana. Mereka berkata bahwa setelah menyekop kurang dari 20 kali, tangan mereka sudah terasa pegal. Namun, lihatlah mereka bekerja dengan penuh sukacita. Inilah perhatian antar saudara se-Dharma. Singkat kata, segala hal yang kita lakukan adalah demi memberi manfaat bagi umat manusia dan membawa ketenteraman bagi semua orang.

 

Membangkitkan kesadaran untuk mengurangi bencana di dunia

Giat menghirup keharuman Dharma di pagi hari

Tahan terhadap cobaan serta tekun dan bersemangat untuk mendalami Dharma

Mengubah pola pikir untuk memberi manfaat bagi semua makhluk

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Agustus 2015

 

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -