Suara Kasih: 20 Tahun Misi Lingkungan

   

Judul Asli:
Peringatan Misi Pelestarian  Lingkungan ke-20

Misi pelestarian lingkungan menginjak tahun ke-20
Melindungi bumi dengan kedua tangan sendiri
Meyakini, bertekad, dan mempraktikkan ajaran yang benar
Posko daur ulang adalah ladang pelatihan yang menyucikan batin manusia

Pada tanggal 23 Agustus 20 tahun lalu, hari ini adalah hari apa yang patut kita  kenang? Ya, pelestarian lingkungan. Saya sungguh bersyukur pada tahun itu Yayasan Wu Tsun-Hsien mengundang saya untuk berceramah  di Sekolah Kejuruan Shin Min Taichung. Pagi-pagi sekali, saya melewati sebuah lokasi yang digunakan sebagai pasar malam. Meski pertokoan telah tutup, namun sampah plastik, kertas, dan styrofoam beterbangan ke mana-mana. Saya pun berpikir bahwa Taichung adalah kota besar, namun pada pagi hari terlihat sampah berserakan di mana-mana. Saya sungguh sedih melihat pemandangan ini, namun hanya menyimpannya dalam hati.

Saat sedang berceramah, saya pun berkata, “Ketika melihat kondisi Taichung pada pagi hari tadi, saya sungguh merasa sedih.” “Apa yang dapat kalian lakukan  dengan kedua tangan ini?” ”Memilah sampah untuk didaur ulang.” ”Benar, bukan?” Mari sosialisasikan pengurangan jumlah sampah. Saya mengimbau demikian karena pada saat itu saya melihat tumpukan sampah di mana-mana. Selama beberapa waktu itu, sering terjadi konflik antara masyarakat dengan pemerintah mengenai hal ini. Sesungguhnya, sampah diciptakan oleh manusia sendiri, namun tidak ada yang menyadari hal ini. Tumpukan sampah diciptakan oleh mereka sendiri, namun mereka mengatakan bahwa tidak mau ada sampah di depan rumah dan lingkungan sekitar mereka. Sementara itu, sampah yang diciptakan pun semakin banyak. Karena itu, saya mulai mengimbau agar semua orang melakukan kegiatan daur ulang dengan kedua tangan mereka.


Saya sungguh berterima kasih kepada para hadirin yang berjodoh dengan saya. Imbauan saya sangatlah sederhana, namun mereka memandangnya sebagai suatu hal yang luar biasa. Mereka menerima dan mulai mempraktikkannya. Orang pertama yang menjalankannya adalah Nona Yang, yang mendengar ceramah saya waktu itu. Pada masa itu, saya selalu melakukan perjalanan sebulan sekali. Pada saat berkunjung ke Taichung, Nona Yang datang menemui saya dan mendonasikan uang yang ia peroleh dari hasil menjual barang daur ulang.

Posko daur ulang Tzu Chi yang pertama didirikan di Taichung, yakni di daerah Li-Ming. Sejak saat itu, kegiatan daur ulang mulai disosialisasikan di daerah tersebut dan kini seperlima warganya pun turut ambil bagian dalam kegiatan daur ulang. Posko tersebut masih ada hingga kini dan relawan setempat sangatlah giat. Saya sungguh bersyukur atas hal ini.

Lihatlah sebuah truk tua di Taichung ini. Truk ini telah digunakan selama 20 tahun. Truk tua ini bagaikan kami berdua. Jumlah usia kami berdua lebih dari 150 tahun. Dua puluh tahun lalu, harga truk ini sekitar 154.000 dolar NT (Rp46 juta lebih). Jika dilihat dari harganya, truk ini terlalu murah karena ia sangat membantu kami dalam melakukan kegiatan daur ulang. Dua puluh tahun telah berlalu. Sungguh, waktu sedetik dapat berdampak seumur hidup. Jadi, misi pelestarian lingkungan Tzu Chi dimulai 20 tahun lalu. Dua puluh tahun sama dengan 7.300 hari. Banyak relawan yang bangun pagi-pagi sekali untuk melakukan kegiatan daur ulang. Selama beberapa waktu saya terus mengimbau agar para relawan jangan bekerja pada tengah malam karena beberapa dari mereka telah mulai bekerja pada pukul 3 atau 4 subuh dan ada yang bekerja hingga pukul 12 atau pukul 1 tengah malam.

Coba pikirkanlah, dari pagi hingga malam mereka terus mendedikasikan diri dalam kegiatan daur ulang. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka. Hinga kini Tzu Chi memiliki lebih dari 4.500 posko daur ulang di Taiwan dan lebih dari 5.000 posko di seluruh dunia. Di Taiwan, Tzu Chi memiliki  lebih dari 200 posko daur ulang edukatif. Para relawan daur ulang  sungguh bersumbangsih tanpa pamrih. Beberapa posko daur ulang edukatif ditata bagaikan sebuah taman dengan menggunakan barang-barang daur ulang. Sungguh pemandangan yang sangat indah.


Banyak posko daur ulang yang belum saya kunjungi. Karena itu, saya sangat berterima kasih kepada para relawan dokumentasi dan program Da Ai TV “Bodhisattva Akar Rumput” yang telah mewakili saya berkunjung ke posko-posko daur ulang dan mendokumentasikannya sehingga saya dapat melihatnya. Saya sungguh bersyukur. Pendidikan harus dimulai sejak usia dini. Lihatlah murid-murid TK yang diajak para guru berkunjung ke posko daur ulang untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang. Melindungi bumi adalah hal yang sangat penting. Jika kita tidak melindungi bumi, maka ia akan binasa.

Kurangi pemakaian kantong plastik. Jika ingin berbelanja, hendaknya kita membawa kantong belanja sendiri. Semua orang bertanggung jawab untuk melindungi bumi. Posko daur ulang adalah ladang pelatihan dan pendidikan. Pendidikan yang baik haruslah dapat menginspirasi semua orang. Jadi, selain melindungi bumi, kegiatan daur ulang juga dapat menyucikan hati manusia. Saya sungguh berterima kasih kepada para relawan daur ulang. Mereka memiliki tekad yang teguh untuk melakukan kegiatan daur ulang. Mereka meyakini ajaran saya bahwa “Keyakinan adalah pangkal dari segala pahala.” Karena memiliki keyakinan, mereka bertekad untuk mendedikasikan diri dalam kegiatan daur ulang. Tekad mereka sungguh tak tergoyahkan.

Lihatlah ketekunan yang dimiliki oleh para relawan daur ulang. Meski menderita penyakit, mereka tetap tak menyerah. Tanpa mengkhawatirkan kondisi kesehatannya, mereka bertekad untuk mengemban misi ini. Keyakinan, keteguhan, dan praktik nyata telah dicapai oleh para insan Tzu Chi. Dengan tekad yang teguh, mereka terus mengemban misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Mereka sangat bersungguh hati dalam melakukan kegiatan daur ulang. Terima kasih. Selama dua puluh tahun, yakni lebih dari 7.000 hari, mereka bekerja dari pagi hingga malam. Sungguh banyak rasa syukur yang tak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Taiwan sungguh beruntung memiliki program daur ulang dan para relawan daur ulang yang senantiasa melindungi bumi dan menyucikan hati manusia.

Saya sungguh bersyukur. Da Ai TV tengah menyiarkan program ”Bodhisattva Akar Rumput” yang mengambil tema tentang para relawan daur ulang. Semoga kalian semua dapat terus menyaksikan program “Bodhisattva Akar Rumput” di Da Ai TV. Terima kasih.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi / Foto: Da Ai TV Taiwan
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -